Komparatif.ID, Banda Aceh— Dua warga Aceh menjadi korban insiden penembakan oleh Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) di perairan Tanjung Rhu, Selangor, Malaysia, pada Jumat (24/1/2025).
Keduanya mengalami luka-luka, sementara satu warga negara Indonesia (WNI) lainnya, yang berasal dari Riau, tewas akibat kejadian tersebut. Dua korban asal Aceh diketahui bernama Andry Ramadhana (29) dari Pidie Jaya dan Muhammad Hanafiah (60) dari Aceh Timur.
Terkait insiden tersebut, Pj Gubernur Aceh Safrizal ZA mendesak Kementerian Luar Negeri (Kemlu) dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Kuala Lumpur untuk memastikan hak-hak para korban terpenuhi, sekaligus menekan otoritas Malaysia agar mengusut tuntas peristiwa ini.
“Kita meminta Kemlu serta mendorong otoritas Malaysia melakukan investigasi menyeluruh atas insiden ini, termasuk kemungkinan penggunaan kekuatan berlebihan (excessive use of force),” ujar Safrizal, Kamis (30/1/2025).
Safrizal juga menjelaskan KBRI Kuala Lumpur telah mendapatkan akses kekonsuleran pada Selasa (28/1/2025) untuk menemui empat WNI yang masih dirawat di Rumah Sakit Serdang dan Rumah Sakit Klang, Malaysia.
Baca juga: Safrizal: Terima Kasih Relawan Norwegian Red Cross
Dari keempat korban, dua telah terverifikasi identitasnya, yaitu HA dan MZ, keduanya berasal dari Riau dan dalam kondisi stabil. Menurut keterangan mereka, tidak ada perlawanan dari para WNI terhadap aparat Agensi Penguatkuasaan Maritim Malaysia (APMM) saat kejadian berlangsung.
Safrizal juga mengatakan Pemerintah Aceh melalui Kemenlu RI meminta otoritas Malaysia untuk memastikan hak-hak warga Aceh yang menjadi korban terpenuhi, termasuk pembiayaan perawatan medis hingga sembuh.
Saat ini, KBRI Kuala Lumpur masih terus mengumpulkan informasi lebih lengkap mengenai kejadian tersebut dan telah menyiapkan retainer lawyer untuk mengkaji serta menentukan langkah hukum lebih lanjut.
Sementara itu, melansir malaymail.com Kepolisian Kerajaan Malaysia (PDRM) dilaporkan telah mulai melakukan penyelidikan terhadap kasus ini pada. Personel yang diduga terlibat dalam penembakan telah dibebastugaskan selama proses penyelidikan berlangsung.
Polisi Malaysia juga berkoordinasi dengan Badan Penegakan Maritim Malaysia (MMEA) Selangor guna mengusut kejadian tersebut.