
Komparatif.ID, Banda Aceh— Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh, Prof. Mujiburrahman M.Ag, menyampaikan keprihatinannya fenomena sosial perilaku sebagian mahasiswi di Aceh yang kerap duduk di kafe hingga larut malam.
Menurutnya, kondisi tersebut memalukan dan menandakan adanya kerusakan pada struktur sosial di daerah yang dikenal dengan penerapan syariat Islam tersebut.
“Lebih memprihatinkan ketika ada mahasiswi yang duduk di kafe sampai larut malam. Ini memalukan dan menandakan struktur sosial Aceh sedang rusak,” ujar Mujiburrahman saat memberikan pengarahan kegiatan pembinaan karakter mahasantri Ma’had Al-Jami’ah dan Asrama baru di Masjid Fathun Qarib UIN Ar-Raniry, Minggu (21/9/2025).
Menurutnya, Ma’had kini menjadi program utama yang menekankan pembinaan akhlak, kemampuan membaca Al-Qur’an, serta praktik ibadah. Hal ini juga menjadi kompensasi dari ditiadakannya tes pengetahuan dan keterampilan keislaman dalam seleksi masuk UIN.
Mujiburrahman meminta mahasiswa tidak menyia-nyiakan masa kuliah dengan aktivitas yang tidak bermanfaat. Ia menyoroti kebiasaan sebagian mahasiswa yang menghabiskan waktu larut malam di kafe hanya untuk mengakses internet.
Baca juga: Akademisi Internasional Bahas Zakat dan Wakaf di UIN Ar-Raniry
Mujiburrahman mengingatkan agar mahasiswa menjaga pola hidup sehat dengan tidur lebih awal dan bangun lebih awal, sehingga tidak merusak kesehatan maupun produktivitas.
“Kalau pun harus di kafe, jangan sampai lewat pukul 23.00 WIB. Tidur lebih awal, bangun lebih awal, dan jaga kesehatan,” katanya.
Rektor UIN Ar-Raniry juga menyinggung berbagai persoalan sosial yang melanda Aceh saat ini, seperti maraknya praktik judi online, meningkatnya kasus HIV/AIDS, hingga pergaulan bebas. Menurutnya, situasi tersebut harus menjadi peringatan serius bagi generasi muda, terutama mahasiswa, untuk menjaga akhlak dan disiplin diri.
Selain itu, Mujiburrahman mengungkapkan banyak pemuda gagal dalam seleksi kerja di perbankan maupun BUMN karena terdeteksi memiliki penyakit hati akibat kebiasaan begadang.
Ia meminta mahasiswa menjaga kepercayaan orang tua yang telah bersusah payah membiayai pendidikan, dengan cara menyelesaikan studi tepat waktu dan mempersiapkan diri menjadi pemimpin masa depan.
“Usahakan kuliah tepat waktu, hargai perjuangan orang tua, dan siapkan diri untuk menjadi pemimpin masa depan,” ujarnya.
Lebih jauh, Mujiburrahman menekankan pentingnya konsep kepemimpinan qawiyun amin yang terdapat dalam Al-Qur’an, yakni kecakapan ilmu, keterampilan, profesionalisme, serta akhlak baik dan amanah. I
Ia menilai krisis kepemimpinan dan krisis kepercayaan yang sedang dihadapi bangsa juga harus dijawab dengan persiapan matang dari generasi muda.
“Negara kita saat ini juga sedang menghadapi krisis kepemimpinan dan krisis kepercayaan. Maka mahasiswa harus mempersiapkan diri sejak sekarang,” pungkasnya.