Komparatif.ID, Bireuen—Siswa SMK ASDF Juli, Bireuen, sangat bahagia dengan pemberlakukan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) yang dilaksanakan oleh Pemerintah Indonesia mulau 10 Januari 2022. Sejak awal para siswa sangat menginginkan belajar di dalam kelas.
Ursil Bardi (15) siswa kelas II Jurusan Akuntansi SMK ASDF, menyebutkan selama pandemi Covid-19 dia dan teman-temannya sangat dilematis. Meskipun sudah digelar kelas online berbasis virtual, tapi dirinya merasa tidak maksimal.
“Banyak pelajaran yang tidak dapat saya serap secara maksimal. Apalagi ditambah dengan jaringan internet yang tidak maksimal. Kendala ini juga dihadapi oleh teman-teman saya,” ujar Ursil, Sabtu (7/5/2022).
Ursil mengatakan Ketika SMK ASDF meliburkan peserta didik karena perintah negara, mereka harus merasakan tantangan luar biasa untuk tetap dapat belajar. Formula Belajar dari Rumah (BdR) dan guru harus work from home, serta belajar dalam jaringan, merupakan keputusan darurat dan model baru di Indonesia.
Meskipun tidak salah, tapi Belajar dari Rumah (BdR) dan belajar daring melahirkan kesulitan baru bagi siswa.
“Sejak SD hingga SMK kami diampu oleh guru di dalam kelas. Tiba-tiba terjadi perubahan, ini sangat mengejutkan. Mau tidak mau harus kami ikuti, meskipun nyatanya tidak semua siswa siap mengikuti kelas online dan belajar dari rumah,” terang Ursil.
Oleh karena itu Ketika SK ASDF membuka kesempatan siswa berpartisipasi pada vaksinasi, Ursil dan teman-teman bergabung untuk mendapatkan suntikan antivirus Covid-19.
“Alhamdulillah, 90% siswa SMK ASDF telah mengikuti vaksinasi. Ini sangat luar biasa,” kata Ursil.
Pembelajaran Tata Muka (PTM) yang diberlakukan 100 persen diberlakukan melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tanggal 21 Desember 202, Nomor 05/KB/2021, Nomor 1347 Tahun 2021, No HK.01.08/ Menkes/6678/2021, dan No 443-5847 Tahun 2021, maka sejak 10 Januari 2022, seluruh siswa kembali ke sekolah, belajar di dalam ruang kelas, dan diampu secara langsung oleh guru mata pelajaran.