Pj Bupati Aceh Utara Kunjungi Rakyat Miskin dari Desa ke Desa

Hamidah Ali (60) janda miskin di Gampong Peunayan, Nisam, mengucapkan terima kasih kepada Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah yang mengunjunginya pada Senin (1/8/2022). Foto:Prokopim/Riki.
Hamidah Ali (60) janda miskin di Gampong Peunayan, Nisam, mengucapkan terima kasih kepada Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah yang mengunjunginya pada Senin (1/8/2022). Foto:Prokopim/Riki.

Di dalam kabin Toyota Prado berkelir hitam, Azwardi berkali-kali menyapu matanya yang sembab menggunakan tisu. Ia tak tahan melihat kondisi rakyat Aceh Utara yang masih banyak hidup secara tidak layak.

Toyota Prado BL 1 K berkelir hitam, meninggalkan halaman Pendopo Bupati Aceh Utara, Senin (1/8/2022) sekitar pukul 09.00 WIB. Di  kursi sebelah kiri baris dua, Pj Bupati Aceh Utara duduk sembari merapatkan punggungnya ke sandaran punggung berwarna senada dengan body Land Cruiser Prado itu.

Beberapa hari lalu, Azwardi Abdullah sudah menyampaikan komitmennya untuk menempuh intervensi khusus menurunkan angka kemiskinan dengan cara melakukan tindakan besar di tujuh kecamatan yang menjadi kantong utama penyumpang angka kemiskinan besar di kabupaten itu.

Untuk kunjungan perdana dia turun ke Kecamatan Sawang dan Nisam. “Pertemukan saya dengan beberapa rakyat yang hidup dalam keadaan miskin akut. Saya ingin menyapa mereka,” kata Azwardi kepada Abd. Rachman, Camat Kecamatan Sawang, beberapa hari lalu, ketika meminta para camat mendata warga masing-masing yang masih hidup di rumah tidak layak huni yang kondisinya sangat parah.

Tiba di Gampong Cot Lambideng, Azwardi segera menuju gubuk Nilawati, janda yang memiliki dua orang anak kecil dan menetap di bawah gubuk nyaris roboh. Salah satu anaknya yang masih SD, perempuan, bahkan pernah tidak bersekolah selama satu tahun. Baru dua hari lalu didaftarkan kembali, setelah kisah hidup Nilawati viral di media sosial.

“Sudah berapa tahun Bu Nilawati hidup di dalam rumah seperti ini?” tanya Azwardi.

“Sudah beberapa tahun, Pak. Mungkin empat tahun,” jawab Nilawati.

“Keahlian Bu Nila apa?”

“Menganyam tikar,” jawabnya lagi.

“Baik, saya pesan lima lembar ya. Nanti saya akan gelar di Pendopo,” kata Azwardi. Kemudian dia menyerahkan bantuan berupa pakaian, makanan pokok dan perlengkapan salat.

Azwardi juga mencium kening putra Nilawati yang masih kecil. Dia berpesan kepada bocah itu agar rajin belajar dan sekolah.

Usai berkunjung ke gubuk Nilawati yang mulai dibangun oleh relawan yang dikomandoi oleh pegiat sosial Edi Fadhil, Azwardi juga mengunjungi beberapa rumah warga di Cot Lambideng yang kondisinya setali tiga uang.

Komitmen Bersama di Kantor Camat
Usai mengunjungi beberapa rumah warga yang hidup di bawah garis kemiskinan, Azwardi menuju Kantor Camat. Di sana sia menemui keuchik, perangkat kecamatan, polsek, koramil, dan perwakilan masyarakat. Pertemuan itu ikut dihadiri dua anggota DPRA Tarmizi Panyang dan Tantawi.

Di dalam forum itu, Azwardi menyampaikan tentang rencana kerjanya dalam mengentaskan kemiskinan. Kerja besar itu akan dimulai di tujuh kecamatan, termasuk. Sawang yang berada pada peringkat 1 kecamatan dengan jumlah rakyat miskin terbanyak di Aceh UtaraAceh Utara.

Oleh karena itu, Azwardi meminta dukungan keuchik agar mendata dengan sebaik mungkin, menyusun skala prioritas, serta perangkingan sesuai kelas-kelas kemiskinan. Duafa dengan kondisi paling ekstrim miskinnya akan dibantu terlebih dahulu.

Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah saat meninjau rumah warga di Sawang, Aceh Utara. Foto: Prokopim/Riki.
Pj Bupati Aceh Utara Azwardi Abdullah saat meninjau rumah warga di Sawang, Aceh Utara. Foto: Prokopim/Riki.

“Rumah-rumah yang tidak layak huni akan kita bangun pada APBK Perubahan, maupun pada APBK Murni 2023. Tolong bantu kami, datalah secara jujur. Bila Anda salah mendata, maka kami akan keliru melaksanakan pembangunannya,” kata Azwardi.

Kepala Sekretariat Katibul Lembaga Wali Nanggroe itu dalam amanatnya menyampaikan rumah-rumah tidak layak huni dengan tingkat tidak layak huninya mencapai level ekstrim, akan mendapatkan prioritas utama pembangunan.

Oleh karena itu, semua sumber daya mulai Dana Desa, dana APBK, APBA maupun APBN, serta bantuan lembaga swasta, harus padu dalam sistem satu data.

“Mengapa Aceh Utara masih menjadi daerah termiskin? Karena pembangunan kita tidak menyasar persoalan utama. Banyak rumah duafa telah dibangun, tapi rakyat miskin di level paling parah belum tersentuh. Nah, mulai hari ini, kita balik, pembangunan rumah untuk rakyat dimulai dari yang tingkat kemiskinannya paling parah,” kata Azwardi.

Bukan hanya itu, program-program pemberdayaan lainnya juga harus dipadukan dengan program pengentasan kemiskinan yang digerakkan oleh Azwardi. Agar intervensi yang dilakukan memiliki daya ungkit lebih besar.

Program yang disampaikan Pj Bupati Aceh Utara disambut oleh Tarmizi Panyang dan Tantawi. Mereka berkomitmen akan ikut serta bersinergi dengan kerja besar yang dilakukan oleh Azwardi

Isak Janda dan Air Mata Azwardi
Nuraini (50) warga Gampong Peunayan, Kecamatan Nisam, tak mampu menahan tangis ketika Pj Bupati mengunjunginya di sebuah gubuk berukuran tiga meter.

Gubuk itu serupa dengan dangau di ladang. Tak ada yang mahal di sana, selain jiwa Nuraini dan suaminya, Mahmudin (53) pria gaek itu telah bertahun-tahun tuna rungu.

Isak perempuan beranak dua itu tak terbendung kala Pj Bupati menyerahkan bantuan sembako dan pakaian sembari meminta didoakan agar rencananya membangun rumah untuk Nuraini dapat dilaksanakan.

Nuraini menangis haru ketika Pj Bupati Azwardi Abdullah mengunjungi dirinya di Gampong Peunayan, Nisam. Foto: Prokopim/Riki.
Nuraini menangis haru ketika Pj Bupati Azwardi Abdullah mengunjungi dirinya di Gampong Peunayan, Nisam. Foto: Prokopim/Riki.

“Saya akan berusaha sekuat daya upaya. Tugas Kak Nuraini bantu doa setelah selesai salat,” kata Azwardi, yang seketika membuat wanita itu tak dapat menahan laju air mata yang segera menganak sungai di sudut mata.

Azwardi memalingkan wajahnya ke arah lain. Dia mencoba mengelola hati agar tidak melankolis di depan orang banyak. Ia kemudian beranjak meninggalkan hunian tak layak itu yang dibangun seadanya oleh Mahmudin.

Tangis duafa kembali harus Azwardi saksikan ketika berkunjung ke rumah reyot milik janda berusia 60 tahun, Hamidah Ali. Perempuan itu tak kuasa menahan haru kala disambangi oleh pemimpinnya.

“Sudah berapa tahun Kakak hidup seperti ini?” tanya Azwardi.

“Sudah 10 tahun, Pak,” jawab Hamidah terbata.

“Kakak bantu doa ya. Pemerintah Aceh Utara akan membantu Kakak. Jangan tinggalkan salat. Bantu upaya kami melalui doa kepada Allah,” kata Azwardi.

Azwardi pamit, ia beranjak menemui warga lainnya yang juga bernasib sama.

Kemudian Azwardi berkunjung ke gubuk Abdul Mutalib (44) di gampong yang sama. Lelaki berkulit gelap itu menghuni “rumah” tidak layak huni bersama istri dan empat anaknya yang masih kecil.

Melihat bocah-bocah itu,  jantung Azwardi berdetak lebih kencang. Jiwanya berontak. Maha duka bergelora di dalam relung dada sang birokrat ahli keuangan itu.

Ketika dia kembali ke dalam mobil dinas, pria berkacamata itu tidak sanggup lagi menahan gejolak jiwa. Matanya memerah, air mata tak kuasa lagi ia bendung.

Berkali-kali ia menyapunya dengan tisu, berkali-kali pula ia gagal.

“Kita berhenti di warung ya. Bila ada yang lokasinya di dekat sawah,” kata Azwardi kepada Camat Nisam Doni Prambudi. Sepertinya ia ingin menenangkan hatinya yang bergejolak.

Langkah Pertama untuk Perubahan
Sawang dan Nisam adalah kecamatan pertama dan kedua yang ia kunjungi setelah dua minggu menjadi Pj Bupati.

Sebelum turun menemui rakyat di akar rumput, Azwardi menemui berbagai stakeholder utama di Aceh Utara. Mulai dari DPRK hingga Kejaksaan Negeri.

Di internal, beberapa kali Azwardi menggelar rapat, baik formal maupun informal.

“Tak mungkin membangun tanpa harmonisasi. Saya dan seluruh pemangku kepentingan harus bertemu dalam silaturahmi hati. Ini kunci utama dalam menjalankan roda pemerintahan,” kata Azwardi sembari menatap lurus ke depan di sepanjang jalan elak lintas Krueng Mane-Punteut.

1 Agustus 2022, Azwardi telah mengunjungi tujuh KK warga yang hidup di level kemiskinan paling dalam dalam. Ini langkah pertama, karena selanjutnya ia akan terus “hadir” di tengah rakyat, menjalankan tugasnya sebagai pemimpin Aceh Utara yang diembannya hingga SK-nya sebagai Pj selesai.

Artikel SebelumnyaWakil Ketua DPRK Aceh Utara Dukung Cara Pj Bupati Intervensi Kemiskinan
Artikel SelanjutnyaBuka Musda Ulama, Pj Bupati Ajak Dayah Latih Jiwa Entrepreneur Santri
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here