Pengawal Firli Bahuri Intimidasi 2 Wartawan Aceh

Pengawal Firli Bahuri
Pengawal Firli Bahuri mengintimidasi 2 wartawan Aceh yang meliput kedatangannya ke Aceh, Kamis (9/11/2023). Si pria yang mengaku polisi memaksa wartawan menghapus foto dan video. Terakhir, intimidasi dilakukan terhadap Umar (40) wartawan Kompas TV, yang bermaksud mewawancarai Firli di Warkop Sekber Wartawan Aceh, saat Firli sedang makan durian bersama sejumlah pemilik media online yang menjadi jaringan Firli. Foto: Ist.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Kunjungan kerja Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri ke Banda Aceh, menuai polemik. Pengawal Firli Bahuri mengintimidasi dua wartawan Aceh Raja Umar dan Lala Nurmala. Pria berbaju preman itu memaksa kedua jurnalis menghapus foto dan video yang telah direkam.

Aksi intimidasi seorang pengawal Firli Bahuri dilakukan saat Ketua KPK yang sedang bermasalah itu melakukan pertemuan pers dengan Jaringan Media Siber Indonesia (JMSI) Aceh di Sekretariat Bersama (Sekber) Wartawan di Banda Aceh, Kamis (9/11/2023) malam.

Kedua wartawan yang dikenal punya integritas tersebut, dipaksa oleh pengawal Firli Bahuri yang mengaku polisi itu dan sedang mengawal Firli,supaya menghapus foto dan video yang telah diambil.

Peristiwa itu bermula ketika jurnalis Kompas TV Umar (40) datang ke Warkop Sekber Wartawan Aceh, pada pukul 20.49 WIB, setelah mendapatkan kabar bila Firli Bahuri dan sejumlah “rekannya” di Aceh, sedang nongkrong. Kedatangan Firli ke Aceh bukan dalam kapasitas kepentingan pribadi. Tapi dalam konteks menjalankan agenda Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI, program “Jelajah Negeri Bangun Antikorupsi Road Show Bus KPK dan Menuju Hakordia 2023”.

Baca: Ketua KPK Sebut Aceh Bisa Jadi Contoh Antikorupsi Nasional

Tiba di lokasi Firli dan rekan-rekannya nongkrong, Umar memperkenalkan diri sembari memperlihatkan kartu pers dan kamera. Niatnya ingin mewawancara Firli sebagai Ketua KPK  terkait agenda kunjungan  ke Aceh termasuk tanggapan terhadap tudingan Firli mengulurkan waktu dari panggilan Polda Metro.

Lalu Firli menjawab “tidak ada komentar soal itu, lagi makan duren”. Umar menjawab, iya udah pak siap makan duren boleh ya saya tunggu, jawab Umar. Tak lama setelah itu polisi pengaman Firli langsung mengingatkan Umar untuk tidak boleh ambil video dan foto.

Lalu Umar  menjawab “siap bos saya lagi kerja, saya wartawan”. Sambil berjalan posisi badan membungkuk menjauh dari meja Firli yang duduk sejumlah wartawan dan pemilik media yang tergabung dalam JMSI.

Tak lama setelah itu, Umar dihampiri oleh polisi yang mengenakan pakaian preman dan meminta agar Umar menghapus foto pertemuan Firli, Umar menolak untuk menghapus sesuai permintaan polisi tersebut. Umar kemudian menanyakan apa hak si polisi menyuruh dirinya untuk hapus foto?

Lalu polisi itu menjawab “Saya polisi berhak meminta hapus foto itu”. Karena dipaksa buka galeri di handphone, Umar langsung hidupkan rekaman suara (audio) di handphone, lalu Umar tanya kepada polisi itu sambil buka galeri yang mana foto yang harus dihapus.

Polisi pengawal Firli Bahuri tersebut ternyata tahu kalau Umar  merekam audio kejadian. Polisi itu juga meminta menghapus rekaman tersebut lalu Umar menolak menghapus audio.

Sambil menolak, Umar seketika mengirim audio itu ke group kompas.com.  Tujuannya sebagai barang bukti kalau dirinya telah diintimidasi oleh pengawal Firli Bahuri.

Insiden itu juga dikabarkan Umar ke beberapa wartawan tv yang tergabung dalam IJTI agar mereka segera ke lokasi untuk sama sama meliput Firli. Karena sebelumnya ada juga wartawan puja tv namanya Nurmala  mengalami intimidasi juga saat mengabadikan foto saya menghampiri Firli untuk minta  izin Nurmala pun diminta paksa hapus foto tersebut. Kronologi ini juga terekam dalam audio.

Juru Bicara KPK  Ali Fikri, Jumat (10/11/2023) kepada media menyebutkan pihaknya mengecam tindakan yang menghambat kebebasan pers. Dia mengatakan bila betul terjadi, maka tidak perlu terjadi. Karena KPK sangat menghormati kebebasan pers.

Artikel SebelumnyaKhanduri Blang PKA 8: Merawat Tradisi, Mewariskan Budaya
Artikel SelanjutnyaMaTA: Di Era Firli Bahuri, KPK Tak Berguna untuk Negara
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here