Neraca Pembayaran Indonesia Q1 2023 Surplus USD6,5 Miliar

Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) catat surplus USD6,5 miliar pada Q1 2023. Foto: Ilustrasi (Shutterstock).
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) catat surplus USD6,5 miliar pada Q1 2023. Foto: Ilustrasi (Shutterstock).

Komparatif.ID, Jakarta– Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada kuartal I (Q1) tahun 2023 mencatatkan surplus sebesar USD6,5 miliar. Angka tersebut mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal IV tahun 2022 yang surplus sebesar USD4,7 miliar.

Surplus transaksi berjalan dan meningkatnya surplus transaksi modal dan finansial menjadi faktor utama yang mendukung meningkatnya performa neraca pembayaran pada periode ini.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Febrio Kacaribu, menyatakan bahwa surplus ini mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia yang tetap terjaga di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan.

Reformasi struktural yang dilakukan untuk mendorong investasi dan hilirisasi industri terbukti berdampak positif bagi kinerja perekonomian nasional, termasuk neraca pembayaran Indonesia.

“Surplus ini mencerminkan ketahanan eksternal Indonesia yang tetap terjaga di tengah kondisi global yang masih menghadapi tekanan. Reformasi struktural untuk mendorong investasi dan hilirisasi industri terbukti berdampak positif bagi kinerja perekonomian nasional termasuk neraca pembayaran Indonesia,” ujar Febrio Kacaribu melalui siaran resmi Kemenkeu, Rabu (24/6/2023).

Surplus transaksi berjalan pada kuartal I tahun 2023 tercatat sebesar USD3 miliar atau 0,9 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB). Meskipun lebih rendah dari kuartal IV tahun 2022 yang mencapai USD4,2 miliar, surplus transaksi berjalan tersebut masih cukup tinggi.

Baca juga: Batubara Ekspor Utama Aceh Sepanjang April 2023

Febrio Kacaribu menjelaskan bahwa surplus ini didukung oleh neraca barang yang masih positif, berkat kinerja ekspor yang baik seiring permintaan dari negara mitra dagang dan juga stabilnya surplus pendapatan sekunder. Sementara itu, neraca jasa dan pendapatan primer dari transfer pendapatan investasi langsung dan portofolio mencatatkan defisit yang lebih rendah.

Sementara itu, surplus transaksi modal dan finansial pada kuartal I tahun 2023 mencapai USD3,4 miliar atau sekitar 1 persen dari PDB, mengalami peningkatan dibandingkan dengan kuartal sebelumnya yang mencapai USD0,3 miliar.

Peningkatan neraca pembayaran didorong oleh aliran masuk investasi langsung (FDI) yang meningkat dan investasi portofolio yang kembali ke Indonesia, dan didukung oleh sentimen positif dari investor asing terhadap fundamental dan prospek ekonomi Indonesia.

Selain itu, aliran masuk neto investasi langsung ke Indonesia pada kuartal I 2023 mencapai USD3,4 miliar, sedangkan investasi portofolio neto sebesar USD3,0 miliar. Hal ini didukung oleh aliran modal masuk ke pasar obligasi pemerintah sebesar USD4,5 miliar. Investasi langsung terutama mengalir ke sektor manufaktur, sektor listrik, air dan gas, serta sektor transportasi, pergudangan, dan komunikasi.

Surplus aliran modal yang masuk ke dalam negeri juga mendukung pembentukan cadangan devisa. Pada akhir bulan Maret 2023, cadangan devisa Indonesia tetap terjaga sebesar USD145,1 miliar atau setara dengan 6,2 bulan impor. Meskipun demikian, pembayaran Utang Luar Negeri (ULN) pemerintah masih berada di atas standar kecukupan internasional sebesar tiga bulan impor.

Febrio Kacaribu menekankan bahwa cadangan devisa ini akan terus dijaga sebagai modal untuk menjaga ketahanan Indonesia terhadap berbagai risiko eksternal di masa mendatang.

“Cadangan devisa ini akan terus dijaga sebagai salah satu modal untuk menjaga ketahanan Indonesia terhadap berbagai risiko eksternal ke depan,” pungkas Febrio.

Artikel SebelumnyaQanun LKS, Tabiat Politisi dan Peukateun Akademisi
Artikel SelanjutnyaMahasiswa KPM Tematik Tingkeum Manyang Lakukan Pendampingan UMKM

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here