
Komparatif.ID, Banda Aceh—Partai NasDem hingga saat ini konsisten mendakwahkan politik restorasi, yang bertujuan untuk menghilangkan pembelahan (politik pecah-belah-red) yang sangat trend di Indonesia sejak lama.
Politik pecah belah yang mengotak-kotakkan anak bangsa dalam bab-bab kecil merupakan punca utama tidak tercapainya tujuan pembangunan negara yang menghendaki maujudnya kesejahteraan sosial dan keadilan tanpa pandang bulu.
Demikian disampaikan oleh Ketua DPW Partai NasDem Provinsi Aceh Teuku Taufiqulhadi, Sabtu (25/6/2022).
Taufiqulhadi dalam pernyataanya yang dikirimkan kepada Komparatif.id. Ia menyebutkan, sebagai partai yang dibangun dengan konsep modern, NasDem memiliki misi dakwah yang menyerukan agar semua anak bangsa mengamalkan politik yang saling mencintai dan merangkul.
Pembelahan yang menyebabkan disharmonisnya antar anak bangsa yang Kembali terulang pada pemilu lalu, menurut Taufiqulhadi, telah melahirkan kecurigaan dan kebencian yang akhirnya merugikan Indonesia sebagai sebuah negara dan bangsa.
“Sebagai partai politik, NasDem mengambil langkah yang berbeda dengan menyeru kebaikan lainnya, karena kita memiliki peta praktis penyelesaiannya. Nasdem mengajak simbol-simbol yang mewakili semua sayap dalam rentang spektrum politik Indonesia untuk bersatu. Kita mengajak Anies Baswedan yang dicitrakan garis agamis; Jenderal Andika yang berspirit di tengah karena TNI, dan Ganjar Pranowo, yang bercitra nasionalis, menjadi magnit perekat yang dapat mempertautkankan kembali pembelahan di atas,” terang Taufiqulhadi.
Upaya tersebut tidak mudah. Karena banyak pihak merasa curiga. Sebagian lain lebih merasa senang dengan pembelahan, karena bagi mereka kondisi tersebut ada peluang kesempatan menangguk keuntungan. “Orang-orang ini pasti akan terganggu jika kondisi menjadi pulih kembali. Karena merasa terancam. Mereka sering marah-marah dengan mengatakan NasDem berdua muka, yaitu satu muka menyuarakan pluralisme, sementara muka lainnya senang kepada politik aliran.”
Politisi yang pernah menjadi wartawan tersebut mengatakan,tuduhan seperti itu tidak berdasar sama sekali. “Benar-benar tuduhan murahan dari orang yang terancam karena akan hilang mainan. Tapi memang berdakwah selalu ada risiko. Tapi kami telah siap,” katanya.
Ia menjelaskan, langkah restorasi akan tetap menjadi pilihan utama perjuangan politik Partai NasDem di manapun partai tersebut mengepakkan sayap elangnya. Memilih jalan restorasi di tengah gelombang gerakan politik yang serba praktis, diakui olehnya tidak memberikan dampak dalam waktu singkat. Tapi konsistensi NasDem telah memberikan bukti bahwa kepak saya elang restorasi terus mendapatkan ruang di dalam sosial kemasyarakatan rakyat Indonesia yang majemuk.