Muzakir Manaf Kembali Nakhodai Partai Aceh

Teungku H. Muzakir Manaf.
Teungku H. Muzakir Manaf. Foto: Dok. Partai Aceh.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Tengku H. Muzakir Manaf kembalid dipercayakan sebagai Ketua Umum DPA Partai Aceh. Mantan Panglima Perang Aceh tersebut belum tergantikan sejak partai lokal tersebut didirikan pada 7 Juni 2007.

Teungku H. Muzakir Manaf yang akrab disapa Mualem, ditetapkan kembali sebagai Ketua DPA Partai Aceh dalam Musyawarah Besar III di Hotel Permata Hati, Banda Aceh, Minggu (26/2/2023) pukul 10.00 WIB.

Ketua Sidang Pleno Teungku Anwar membacakan keputusan rapat bahwa Muzakir Manaf dipercayakan kembali menakhodai Partai Aceh untuk periode 2023-2028. Sementara Sekretaris Jenderal kembali diberikan kepada Teungku Kamaruddin Abubakar alias Abu Razak.

Baca juga: Revolusi Partai Aceh

Hingga pemilihan berlangsung, tidak ada nama lain yang muncul dalam “kenduri demokrasi” di dalam Partai Aceh. Mualem tetap menjadi tokoh sentral yang dipercayakan oleh pengurus Partai Aceh sebagai pemimpin tertinggi.

“Baik di tubuh Partai Aceh maupun Komite Peralihan Aceh (KPA) Mualem tetap masih sangat karismatik,” sebut seorang kader PA.

Mubes III selain dihadiri oleh Ketua DPRA Saiful Bahri yang juga Ketua Pantia Mubes III, anggota DPRA Fraksi Partai Aceh, Tuha Peut Partai Aceh, juga dihadiri pengurus PA DPW 23 kabupaten/kota, serta Ketua KPA dari 23 kabupaten/kota.

Tugas Besar Muzakir Manaf

Muzakir Manaf sebagai nakhoda partai lokal paling elit di Serambi Mekkah, mengemban tugas berat. Pada pemilu 2024—bila diselenggarakan—haruslah dapat kembali menaikkan kursi PA di Parlemen Aceh.

Sejak keikutsertaan pada Pemilu 2009, Partai Aceh mengalami perkembangan yang terus menurun. Pada Pemilu 2009, sebagai partai baru, PA berhasil mendulang 33 kursi DPPRA dari 69 kursi yang tersedia. Artinya partai perjuangan tersebut berhasil meraup 46,91 persen dukungan rakyat.

Pada Pemilu 2014, meski kursi di DPRA menjadi 81, tapi Partai Aceh hanya mampu meraih 21 kursi. Berkurang empat kursi dari pemilu sebelumnya. Secara persentase hanya berhasil mendapatkan 35,30 persen dukungan rakyat. Berharap tuah pada Pemilu 2019, kursi PA di Parlemen Aceh justru kian menyusut. Mereka hanya berhasil mendapatkan 18 kursi, berkurang 11 kursi dari pencapaian pemilu sebelumnya.

Akankah pada Pemilu 2024 Partai Aceh dapat meningkatkan jumlah kursi? Ataukah bertambah kurang? Sejumlah peminat kajian politik mengatakan bila dapat mempertahankan jumlah kursi yang sudah ada, maka PA sudah patut diberikan tepuk tangan penghargaan. Bila berhasil meningkatkan jumlahnya, maka itu keajaiban.

Artikel SebelumnyaTeh Rambut Jagung, Minuman Kaya Manfaat
Artikel SelanjutnyaSibuk Urusan Materi, Wali Nanggroe Tegur Kader Partai Aceh
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here