Meski Perokok Muda Meningkat, Pemko Banda Aceh dan Putera Sampoerna Ikat Kerja Sama

Meski Perokok Muda Meningkat, Pemko Banda Aceh dan Putera Sampoerna Ikat Kerja Sama
Direktur Aceh Institute Muazzinah Yakob. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Pemko Banda Aceh dan Putera Sampoerna Foundation menjalin kerja sama. Kemitraan tersebut untuk bidang pendidikan untuk pendidik dan pelajar. Kerjasama Pemko Banda Aceh dan Putera Sampoerna ditandatangani pada Selasa (19/8/2025), di ruang rapat Wali Kota, Illiza Sa’aduddin Djamal.

Wali Kota Sa’aduddin Djamal terlihat sumringah ketika menandatangani perjanjian kerja sama dengan Yayasan Putera Sampoerna. Demikian juga wajah sumringah ditunjukkan oleh Elan Merdy selaku Senior Director Putera Sampoerna Foundation.

Elan Merdy menjelaskan, kerja sama tersebut berupa pemberian beasiswa untuk lulusan SMA/sederajat di Banda Aceh. Mereka diberikan fasilitas kuliah ke Universitas Sampoerna. Selain itu juga diberikan pelatihan peningkatan sumber daya manusia bagi tenaga pendidik dan kependidikan di Banda Aceh.

“Untuk program pertama usai penandatanganan kerja sama ini kita akan melakukan seleksi bagi siswa sekolah menengah atas, untuk kita berikan beasiswa ke Universitas Sampoerna, dan juga peningkatan mutu tenaga pendidik di wilayah Banda Aceh,” kata Elan.

Direktur Aceh Institute Muazzinah Yakob, Jumat (22/8/2025) menyambut kerja sama tersebut dengan catatan yang harus menjadi perhatian Pemko Banda Aceh. Muazzinah menilai kerja sama Pemko Banda Aceh dan Putera Sampoerna, harus bijaksana. Karena lahirnya SDM unggul bukan saja ditentukan oleh jumlah beasiswa dan pelatihan. Tapi sangat ditentukan oleh kualitas kesehatan.

Baca juga: Industri Rokok Contoh Sempurna ‘Serakahnomics’

Saat ini jumlah total perokok aktif di Indonesia terus meningkat. Berdasarkan data Global Youth Tobacco Survey (GYTS) pada 2019, prevalensi perokok pada anak sekolah usia 13-15 tahun naik dari 18,3% (2016) menjadi 19,2% (2019).

Sementara itu, data SKI 2023 menunjukkan bahwa kelompok usia 15-19 tahun merupakan kelompok perokok terbanyak (56,5%), diikuti usia 10-14 tahun (18,4%).

Kondisi Aceh saat ini sangat meresahkan, sebesar 27,9% remaja di atas usia sepuluh tahun di Aceh diketahui sudah merokok. Hal ini menandakan adanya masalah sosial yang mengakar terkait kebiasaan merokok di kalangan remaja bahkan orang tua.

Muazzinah menjelaskan. Kerja sama Pemko Banda Aceh dan Sampoerna dengan tujuan investasi jangka panjang untuk pendidikan, jangan sampai kontraproduktif dengan kenyataan.

“Kami di AI memberikan apresiasi atas lahirnya kerja sama tersebut. Kami melihat tujuannya sangat bagus. Tapi yang harus diperhatikan, kemajuan SDM sangat ditentukan juga oleh kualitas kesehatan,” kata Muazzinah Yakob.

Pemko Banda Aceh memiliki agenda strategis daerah seperti agenda Kota Layak Anak dan agenda Kawasan Tanpa Rokok. Kota Banda Aceh telah memiliki Qanun Kota Banda Aceh No.5/2016 KTR serta Perwal KTR, yang mana menegaskan komitmen pemerintah kota untuk melindungi masyarakat Kota Banda Aceh, khususnya generasi muda dari paparan dan konsumsi rokok.

“Jangan sampai antara agenda dan aksi saling bertolak belakang,” kata Muazzinah.

Ia menekankan, Putera Sampoerna Foundation merupakan badan amal milik industri rokok Sampoerna. Kerja sama tersebut jangan sampai membuat pemerintah daerah tersandera, yang ujung-ujungnya merugikan masyarakat luas.

Ia menambahkan, semakin tingginya pertumbuhan perokok pemula, maka semakin besar anggaran pemerintah yang diserap untuk membiayai bidang kesehatan. “Jadi bicara pembangunan, juga harus menjunjung tinggi perlindungan,” imbuhnya.

Artikel SebelumnyaEks Cabup Gayo Lues Tertangkap Saat Bawa 200 Kg Ganja ke Medan
Artikel SelanjutnyaMUI: Blang Padang Harus Dikembalikan Kepada Nazhir Wakaf Masjid Raya
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here