Komparatif.ID, Jakarta– Minat baca orang Indonesia sangat rendah. Menurut beberapa laporan UNESCO menyatakan bahwa minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Sedangkan jumlah penduduk Indonesia yang mengakses internet 204 juta orang. Setiap hari rata-rata waktu yang dihabiskan untuk berselancar di dunia maya 9 jam.
CEO NexPage Tan Zhi Rong dalam siaran persnya kepada Komparatif.id, Kamis (28/12/2022) menyebutkan pada tahun 2016, Indonesia menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara dalam hal minat baca dalam sebuah studi yang dilakukan oleh Central Connecticut State University di AS.
Penelitian yang dijuluki Bangsa Paling Melek Huruf di Dunia ini menempatkan Indonesia di bawah Thailand (posisi ke-59) dan di atas Botswana (posisi ke-61). Penelitian ini juga diliput oleh The Jakarta Post saat itu dan menimbulkan kegemparan.
Baca juga: Perkawinan Serta Pergaulan Laki-laki & Perempuan Aceh
Menurut riset yang dilakukan NexPage ada tiga alasan mengapa minat baca penduduk Indonesia sangat rendah.
Pertama, penyebab minat baca karena kurangnya aksesibilitas terhadap buku. Walaupun orang-orang di kota memiliki akses ke perpustakaan dan buku-buku, namun hal ini mungkin tidak berlaku untuk kota-kota dan desa-desa yang lebih terpencil. Meskipun beberapa lokasi terpencil memiliki perpustakaan keliling, namun penawaran dan pilihan buku mereka sering kali perlu ditingkatkan.
Kedua, kurangnya variasi konten dan judul yang menarik. Banyak buku-buku lokal yang mengadopsi nada yang lebih formal dan penyampaian gaya kuliah, membuat membaca menjadi hobi yang sangat serius. Banyak judul nonfiksi juga termasuk dalam kategori “buku teks”, sehingga terkesan berat, akademis, dan monoton. Persepsi negatif ini berasal dari minat baca, khususnya judul-judul nonfiksi.
Ketiga, tingginya biaya terjemahan buku-buku asing. Meskipun lebih banyak variasi ditemukan dalam judul-judul asing, hanya beberapa yang nyaman dibaca dalam bahasa Inggris. Buku-buku asing yang diterjemahkan juga mahal dan hanya tersedia untuk kalangan tertentu, sehingga kurang diterima secara luas.
Demi meningkatkan minat baca penduduk Indonesia, NexPage memproduksi ringkasan berkualitas tinggi dari buku-buku nonfiksi terbaik dari seluruh dunia, dan menyampaikannya dalam bahasa setempat.
“Sehingga orang dapat menghemat waktu sambil membaca dalam bahasa pilihan mereka. Saat ini, produk NexPage unik di pasar, dan Indonesia tidak memiliki alternatif lain yang serupa,” sebut Tan Zhi Rong.
NexPage merupakan platform digital berbayar, tapi disediakan dengan biaya kompetitif. Tan Zhi Rong menyebutkan, Indonesia adalah negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara dan negara terpadat keempat di dunia, dengan populasi lebih dari 270 juta orang.
Indonesia memiliki ekonomi yang beragam dan dinamis yang berada pada posisi yang baik untuk pertumbuhan, dan penduduknya yang besar dan muda ingin mendapatkan pengetahuan untuk memposisikan diri mereka lebih baik di masa depan dengan waktu mereka yang terbatas.
“Kami menyediakan rangkuman buku, sangat cocok untuk menyampaikan wawasan utama dalam hitungan menit, menghemat waktu dan uang bagi pengguna,” sebutnya.
NexPage menyediakan ringkasan buku dalam bahasa Indonesia. Nah, bagi Anda yang tertarik mendapatkan informasi dari berbagai buku berkualitas, silakan kunjungi NexPage.