Mengaku Dibegal, Ternyata Dara di Aceh Barat Korban Kecelakaan Tunggal

Dibegal
Polres Aceh Barat, Kamis (2/11/2023) menggelar konferensi pers kasus yang menimpa Lilis dan Nora. Ternyata mereka bukan korban begal, tapi kecelakaan tunggal. Foto: Haba Aceh Barat.

Komparatif.Id, Meulaboh– Ternyata peristiwa yang membuat Nora Lita (19) meninggal dunia, bukan karena dibegal. Pengakuan pembegalan dikarang oleh Lilis, yang ketakutan setelah terjadinya kecelakaan tunggal.

Akibat mulut Lilis Rosma Welly (20) yang tidak jujur, publik Aceh Barat, heboh. Mereka bertanya-tanya siapa yang telah membegal Nora Lita dan Lilis sehingga Nora Lita harus kehilangan nyawa setelah dilarikan ke RSUD Zainoel Abidin.

Ihwal mula pengakuan bohong itu bermula ketika kedua warga Gampong Pasie Birah, Kecamatan Woyla Induk, Sabtu malam (14/10/2023) ditemukan terkapar di semak-semak di kawasan Ateung Teupat, Kecamatan Bubon. Salah satu korban bernama Nora Lita mengalami pendarahan cukup serius di kepala.

Baca: Genk Motor Remaja Kian Tumbuh di Banda Aceh-Aceh Besar

Warga yang dipimpin Keuchik Gampong Pasie Birah Aan Fadillah, membawa kedua korban ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Nyak Dhien, Meulaboh. Karena mengalami kecelakan sangat serius, Nora kemudian dilarikan ke Banda Aceh. Akan tetapi pada Rabu (18/10/2023) sang dara mengembuskan nafas terakhir. Dia pun dibawa pulang ke kampung halamannya pada Kamis (19/10/2023).

Polisi yang mencium kejanggalan atas pengakuan Lilis bahwa mereka dibegal, melakukan pengusutan lebih serius. Polisi menggali dan mendalami pengakuan Lilis. Akhirnya, perempuan itu mengaku bila mereka tidak dibegal. Tapi kecelakaan tunggal.

Lilis mengaku ketakutan dan akhirnya membuat pengakuan palsu kepada kedua orangtuanya. Seolah-olah musibah yang mereka alami karena dibegal.

Atas pengakuan tersebut akhirnya polisi menggelar konferensi pers pada Kamis (2/11/2023) di Mapolres Aceh Barat. Wakapolres Kompol Iswahyudi dalam konferensi tersebut mengatakan tidak ada pembegalan dalam kecelakaan Nora dan Lilis. Mereka korban kecelakaan tunggal.

“Peristiwa di Ateung Teupat, Woyla, bukan pembegalan. Tapi kecelakaan tunggal,” sebut Kompol Iswahyudi.

Saksi yang dihadirkan saat konferensi pers juga membuat pengakuan yang sama. Ia mengaku terpaksa berbohong karena takut kepada kedua orangtuanya. 

Artikel SebelumnyaRQV Indonesia Galang Dana Untuk Palestina
Artikel SelanjutnyaSemarakkan PKA 8, Mari Gunakan Transportasi Umum!
Redaksi
Komparatif.ID adalah situs berita yang menyajikan konten berkualitas sebagai inspirasi bagi kaum milenial Indonesia

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here