Mahasiswa Aceh Harus Berdaya Saing Global

Safrizal bersama mahasiswa Fisip USK. Dirjen Bina Adwil tersebut menyampaikan bila ingin maju, mahasiswa Aceh harus memiliki daya saing global. Foto: Ist.
Safrizal bersama mahasiswa Fisip USK. Dirjen Bina Adwil tersebut menyampaikan bila ingin maju, mahasiswa Aceh harus memiliki daya saing global. Foto: Ist.

Komparatif.ID, Banda Aceh–Untuk dapat memajukan daerah serta berkesempatan terlibat dalam kancah dunia, mahasiswa Aceh harus memiliki daya saing global.

Demikian disampaikan Dirjen Bina Adwil Kemendagri Dr. Safrizal ZA, Sabtu (6/8/2022) saat menjadi narasumber pada Pembinaan Akademik & Karakter Mahasiswa Baru (PAKARMARU) tahun 2022 yang diselenggarakan oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USK.

Momentum menjadi mahasiswa baru menjadi penting untuk membangun karakter dan kepribadian dalam rangka mendukung kesuksesan pencapaian prestasi di Perguruan Tinggi.

Safrizal dalam paparannya menguraikan perubahan situasi global saat ini harus dihadapi oleh generasi muda. “Anak muda harus berani keluar dari zona nyaman dan memiliki growth mindset agar dapat berkembang dan proaktif memperbarui kapasitas diri.”

Mengaca pada data, jumlah partisipasi tingkat S1 di Aceh baru mencapai 2,85 %. Hal ini menjadikan komunitas pelajar di perguruan tinggi menjadi elemen strategis yang dapat menentukan arah gerak perubahan. Hal ini berlaku tidak hanya dalam ruang lingkup lokal maupun regional, namun berpengaruh pula secara nasional, bahkan global.

Tanpa motivasi yang tinggi upaya pengembangan kapasitas dan kompetensi diri untuk memenuhi daya saing global akan sulit tercapai.

Safrizal memberikan 8 skill yang wajib dimiliki seorang mahasiswa,yaitu militan, optimis, tangguh, itegritas, visioner, adaptif, smart, dan inovatif, atau disingkat motivasi.

“Untuk menuju kesuksesan diperlukan kemauan untuk belajar dari masing-masing individu. Setiap mahasiswa harus memiliki impian, rasa kepedulian, komitmen yang kuat, lingkungan suportif, dan budaya literasi yang tinggi,” katanya.

Transformasi digital yang semakin canggih memunculkan kekhawatiran tersendiri dikarenakan saat ini angka literasi di Indonesia sangat rendah.

Transformasi digital ini merupakan suatu peluang bukan hambatan. E-book dan jurnal-jurnal internasional terpercaya sangat mudah diakses secara daring. Kepustakaan digital harus menjadi kultur bagi mahasiswa S1. “Jadi kalian harus pandai-pandai memanfaatkan peluang, jika tidak ada peluang maka ciptakanlah peluang.”

Selain membagi tips motivasi belajar, mahasiswa baru harus memiliki kapasitas dan kompetensi untuk meraih kesuksesan.

“Mahasiswa harus dapat memetakan lingkungan strategis, mampu management waktu, identifikasi kapasitas diri, kembangkan softskill dan buat skala prioritas berdasarkan kebutuhan buka keinginan,” sambung Safrizal.

Sebelum menutup paparannya Safrizal berpesan “Besar harapan saya bagi mahasiswa baru Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Syiah kuala dapat mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk menjadi mahasiswa yang berkarakter,berintegritas dan siap bersaing di kancah global.”

Artikel SebelumnyaEdi Darman Dipilih Sebagai Ketua Umum Ikmali
Artikel SelanjutnyaPimpin Komisi VI DPR RI, Aria Bima Kunjungi Aceh
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here