Limbah Blok B PGE Diduga Cemarkan Sungai di Lubuk Pusaka

Seorang warga mengayuh biduk sampan di tengah Sungai Mati, Gampong Lubok Pusaka, Langkahan, Aceh Utara di tengah genangan limbah minyak yang berasal dari pipa PT Pema Global Energi (PGE) yang mengelola Blok B. Cemaran minyak di dalam air sungai telah terjadi sejak Jumat (9/12/2022) hingga Selasa (20/12/2022) belum selesai. Foto: Doc. Walhi Aceh.
Seorang warga mengayuh biduk sampan di tengah Sungai Mati, Gampong Lubok Pusaka, Langkahan, Aceh Utara di tengah genangan limbah minyak yang berasal dari pipa PT Pema Global Energi (PGE) yang mengelola Blok B. Cemaran minyak di dalam air sungai telah terjadi sejak Jumat (9/12/2022) hingga Selasa (20/12/2022) belum selesai. Foto: Doc. Walhi Aceh.

Komparatif.ID, Banda Aceh-Limbah yang diduga berasal dari tumpahan minyak yang dikelola oleh PT Pema Global Energi (PGE) di Blok B, telah menyebabkan tercemarnya Sungai Mati, yang merupakan sumber air minum warga, sekaligus habibat ikan betutu (oxyeleotris marmorata) di Gampong Lubok Pusaka dan Buket Linteung, Kecamatan langkahan, Aceh Utara.

Direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Aceh Salihin, Selasa (20/12/2022) menyebutkan, cemaran limbah minyak yang diduga dari proses produksi PT PGE telah mengenangi Sungai Mati di Gampong Lubok Pusaka telah terjadi sejak Jumat (09/12/2022).

Cemaran limbah PGE membuat air sungai tersebut tidak dapat dikonsumsi oleh warga. Selain itu membuat ikan betutu mati, padahal ikan itu terkenal tingkat daya tahannya di dalam air. Artinya tingkat cemaran limbah di atas toleransi. Sektor lain yang ikut terdampak yaitu pertanian yang selama ini mengandalkan air sungai tersebut.

Baca juga: Pj Bupati Aceh Utara Sambut Baik Eksplorasi Sumur Migas PGE

Khusus betutu, menurut Salihin, Sungai Mati merupakan tempat konservasi ikan yang dalam bahasa Inggris disebut marble goby. Dengan status konservasi bermakna habitat ikan betutu harus dilindungi.

“Cemaran limbah tersebut sampai sekarang belum selesai ditangani oleh pihak perusahaan migas tersebut. Padahal tercemarnya Sungai Mati berarti merusak sumber air utama, sumber mata pencaharian. Secara ekologi dan ekonomi, cukup terdampak akibat pencemaran tersebut.

Secara ekologi, dampak buruk bukan hanya dialami oleh warga Lubok Pusaka dan Buket Linteung, tapi juga mempengaruhi juga kualitas air di Daerah Aliran Sungai (DAS) Jambo Aye, yang mengalir hingga ke Arakundo, Aceh Timur.

“Sungai Arakundo merupakan sumber air bersih masyarakat, juga menjadi sumber mata pencaharian warga setempat,” jelasnya.

Dalam catatan Walhi, Gampong Leubok Pusaka dan Buket Linteung merupakan desa yang merasakan dampak langsung limbah tersebut. Karena kedua daerah ini berada sangat dekat dengan sungai.

Pengalaman buruk warga setempat berurusan dengan cemaran limbah perusahaan migas bukan pertama kali terjadi. Dulu, sebelum Blok B diambil alih Pema Global Energi (PGE), kisah yang sama juga terjadi ketika wilayah itu di bawah “penguasaan” PT Mobil Oil, Exxon Mobil, dan PT Pertamina Hulu Energi (PHE).

Sepanjang riwayat pencemaran, tidak ditemukan tindakan tegas oleh pemerintah terhadap perusahaan migas yang beroperasi di wilayah itu. Masyarakat justru terkucil bila melakukan protes.

“Masyarakat di sana punya gas alam di bawah rumah-rumah mereka. Tapi bukannya diberikan perhatian, malah pencemaran lingkungan yang kerap harus mereka terima. Ini tidak adil,” sebut Salihin.

Salihin meminta juga kepada PT PGE sebagai pengelola Blok B agar memperbaiki instalasi yang mereka Kelola, sekaligus bertanggung jawab atas kerusakan lingkungan, melakukan ganti rugi, dan meminta maaf kepada masyarakat.

Walhi juga meminta Pemerintah Aceh dan Badan Pengelolaan Migas Aceh (BPMA) tidak menutup mata atas perilaku buruk Kontraktor Kontrak Kerja sama (KKKS). Jangan sampai gara-gara alasan investasi, masyarakat terus dirugikan sepanjang hidupnya.

PGE Sudah Mulai Bersihkan Sungai Tercemar

PT Pema Global Energi (PGE) yang beroperasi di wilayah Aceh Utara, melakukan pembersihan lokasi di area Sungai Mati, pada Selasa (13/12/2022).

Menurut External Relation Coordinator PGE Agus Salim insiden masuknya limbah ke Sungai Mati diduga berasal dari hasil air terproduksi yang dihasilkan dari lapangan SLS-A yang saat ini dioperasikan oleh PGE.

Untuk memastikan sumber limpahan ini, PGE telah mengambil sampel dan sedang melakukan uji laboratorium di lembaga uji lab independen.

Ia menjelaskan setelah mendapatkan laporan adanya pencemaran di sungai mati tersebut, PGE langsung dengan cepat menurunkan tim untuk melakukan melakukan verifikasi dan upaya penanganan awal di lapangan bersama masyarakat setempat.

“PGE berinisiatif dan cepat menurunkan tim ke lapangan untuk melakukan verifikasi dan upaya penanganan. Kami juga telah mengambil sampel air terproduksi yang ada di dalam area SLS-A dan di area sungai mati untuk dilakukan uji lab, hasil lab tersebut yang akan menjawab asal insiden tersebut”, jelas Agus Salim.

PGE juga melakukan langkah pelaporan kepada Dinas Lingkungan Hidup & Kebersihan (DLHK) Aceh Utara, Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) dan para pemangku kepentingan lainnya atas kejadian ini dan mendapatkan respon serta dukungan yang baik, dengan langsung turun bersama-sama ke lokasi kejadian.

Alhamdulillah, pada Rabu (14/12/2022) tim PGE bersama dengan tim DLHK Aceh Utara, Polda Aceh, Dinas Perikanan Aceh Utara, Muspika Langkahan, Kepala Desa serta tokoh masyarakat langsung ke lokasi untuk melihat kondisi saluran air dan sungai mati tersebut,” sebutnya.

Agus menambahkan, semua tim yang terlibat akan terus melakukan penanganan dengan maksimal terkait dugaan pencemaran tersebut, oleh tim Emergency Respons PGE dan dibantu masyarakat setempat, sampai semua tertangani dengan baik dan normal kembali.

Menurut Agus, PGE saat ini sedang melakukan investigasi sumber pencemaran ini, sementara itu diperkiraan pencemaran yang terjadi disebabkan karena faktor cuaca dan curah hujan yang tinggi.

Artikel SebelumnyaPemko Banda Aceh Imbau Warga Tak Letupkan Mercon Tahun Baru
Artikel SelanjutnyaMendagri Tetapkan Achmad Marzuki Penjabat Berkinerja Terbaik se-Indonesia
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here