Komparatif.ID, Jakarta— Rencana pemerintah untuk meliburkan sekolah selama satu bulan penuh di bulan Ramadan 2025 menjadi topik yang ramai diperbincangkan di berbagai kalangan.
Kebijakan ini membawa kembali ingatan pada era Presiden Abdurrahman Wahid atau Gus Dur, ketika siswa diberi libur selama bulan puasa. Meski baru sebatas wacana, ide tersebut memunculkan beragam tanggapan dari masyarakat.
Melansir kompas.com, Wakil Menteri Agama Romo HR Muhammad Syafi’i mengonfirmasi pembicaraan mengenai kebijakan ini memang telah mencuat, meskipun belum menjadi agenda resmi di lingkungan Kementerian Agama.
Baca juga: Momentum Ramadan: Penjualan Eceran Meningkat 4,1% pada Maret
Ia mengakui ada pembacaan awal terhadap wacana tersebut, tetapi belum ada pembahasan mendalam. Menurutnya, keputusan final terkait libur panjang selama Ramadan masih menunggu proses lebih lanjut.
Menteri Agama Nasaruddin Umar juga memberikan keterangan serupa. Ia mengatakan kebijakan meliburkan sekolah di bawah naungan Kementerian Agama, seperti madrasah dan pondok pesantren, sudah menjadi hal yang lumrah.
Namun, keputusan untuk menerapkan prei serupa pada sekolah umum masih dalam tahap pertimbangan. Nasaruddin meminta masyarakat bersabar menunggu pengumuman resmi terkait hal ini.
“Ya, sebetulnya sudah warga Kementerian Agama, khususnya di pondok pesantren, itu libur,” kata Nasaruddin, Senin (30/12/2024).
Wacana ini disambut antusias oleh beberapa kalangan yang menilai kebijakan ini dapat menjadi momen bagi anak-anak untuk lebih memahami makna Ramadan sebagai bulan suci yang penuh hikmah.
Kementerian Agama sendiri masih merumuskan berbagai aspek teknis dari wacana ini, termasuk dampaknya terhadap kurikulum dan jadwal akademik. Keputusan final diharapkan akan diumumkan dalam waktu dekat, memberikan kejelasan bagi siswa, guru, dan orang tua yang menunggu kepastian.