Perang Rusia-Ukraina adalah sebuah puncak dari sebuah kronologi panjang daripada berbagai aspek serta benturan kepentingan Rusia vs Kolektif Barat……
Peradaban tidak muncul di tempat kaya sumber daya alam atau di tempat dengan alam begitu ramah. Peradaban justru muncul di wilayah dengan kompetisi perebutan sumber daya alam begitu tinggi. Tulis Susan Wise Bauer dalam buku Sejarah Dunia Kuno.
Di berbagai sejarah peradaban dunia, peradaban baru lahir dari sebuah perang besar dan tidak jarang berkepanjangan. Lahirnya peradaban Islam melalui setidaknya 7 perang besar dari Perang Badar sampai Hunain. Peradaban besar Tiongkok dilalui oleh perang besar yang dilancarkan negara Qin untuk menyatukan tujuh negara Kekaisaran Tiongkok.
Sejarawan Inggris menggunakan Pertempuran Bosworth (1485) sebagai penutup abad pertengahan menuju zaman modern. Amerika Serikat pun melalui perang revolusi kemerdekaannya 1775–1783 dan perang saudara antara Utara (Union) dan Selatan (Konfederasi) 1861–1865. Di masa modern kita mengetahui adanya Perang Dunia I (1914-1918) dan Perang Dunia II (1939-1945).
Baca: Cinta di Tengah Perang Rusia-Ukraina
Sistem dunia yang kita jalani hari ini adalah hasil daripada dampak perang dan kesepakatan antar pihak yang terlibat dalam PD II. Sistem dan tatanan politik global yang kita rasakan baik dan buruknya tak terlepas dari dampak perang besar di Eropa. Termasuk konsekuensi merdekanya Republik Indonesia di tahun 1945 sebagai efek dari kekalahan Jepang di PD II.
Eskalasi dan Perluasan Konflik Rusia-Ukraina
Sebagaimana pernah saya tulis sebelumnya dengan tulisan bertema serupa, artikel Merajut Kerjasama Aceh-Rusia (Serambi Indonesia 12 Agustus 2023). Perang Rusia-Ukraina adalah sebuah puncak dari sebuah kronologi panjang daripada berbagai aspek serta benturan kepentingan Rusia vs Kolektif Barat yang mana menyebabkan perang ini adalah sesuatu yang tak terhindarkan.
Hal ini kemudian dinyatakan kembali oleh Menlu Rusia Sergey Lavrov dalam wawancaranya dengan TV Moscow, 1 Desember 2024. Lavrov mengatakan “It was uninevitable from the start” menjawab pertanyaan wartawan terkait Operasi Militer Khusus Rusia di Ukraina.
Pada saat artikel ini ditulis, Perang Rusia-Ukraina sudah memasuki hari ke 1.014. Pascapeluncuran Rudal Oreshnik Rusia ke Dniepro, Militer Rusia menurut Institute for the Study of War (ISW) Amerika Serikat, menemukan bahwa tentara Rusia merebut lebih dari 725 kilometer persegi (279,9 mil persegi) wilayah di Ukraina selama bulan November.
Luas tersebut sebanding dengan luas Singapura. Secara total wilayah yang telah direbut mencapai 68.050 KM². Jumlah ini terus bertambah, update terbaru Rusia berhasil membebaskan pemukiman Novodarovka di Zhaporiziye dan Desa Romanovka di Donetsk.
Perang yang terjadi antara Rusia-Ukraina tidak lagi dapat disebut perang dengan Ukraina saja. Karena konflik Rusia-Ukraina telah melibatkan hampir seluruh anggota NATO yang secara terbuka mengirim bantuan persenjataan militer, dan secara tertutup mengirimkan pasukan berlabel “sukarelawan” serta memberi bantuan asistensi, penasihat dan pelatihan terhadap puluhan ribu pasukan Ukraina.
Amerika dan Eropa pun menuduh Rusia melakukan perang hibrida dengan melakukan sabotase dan penyerangan terhadap infrastruktur industri-industri strategis di dalam negara mereka. Peristiwa terakhir peristiwa dua kabel komunikasi serat optik bawah laut di Laut Baltik, termasuk satu yang menghubungkan Finlandia dan Jerman, dikabarkan putus pada senin (18/11/2024) pada saat kedua negara tengah bersitegang dengan Rusia.
Kedua negara menyatakan sikap “Keamanan Eropa terancam oleh perang Rusia-Ukraina dan perang hibrida oleh aktor jahat,” kata pernyataan bersama antara Jerman dan Finlandia meski tak menyebut Rusia secara langsung, tetapi semua orang bisa menafsirkan kepada siapa pernyataan itu diarahkan.
Timur Tengah
Upaya meningkatkan eskalasi perang dan perluasan dari pertempuran Rusia-Ukraina pun terjadi. Masih lekat dalam ingatan, bagaimana Iran menyerang Israel dengan dua ratus rudal balistik yang berhasil menembus Iron Dome Israel sebagai balasan atas pembunuhan pimpinan HAMAS Ismail Haniyeh pada 31 Juli dan kematian Pimpinan Hizbullah, Sayed Hasan Nasrallah 27 September. Serangan rudal tersebut dibalas Israel dengan serangan menggunakan 100 jet tempur ke target-target militer Iran.
Proxy Amerika Milisi Hay’at Tahrir al-Sham di Suriah kembali melancarkan serangan di Aleppo, Suriah. Di Yaman, Milisi Houthi di kembali menyerang Kapal Perusak Pentagon dan Kapal Suplai Militer AS di Laut Merah Yaman. Konflik Israel-Hizbullah, Israel dengan HAMAS di Gaza menambah rumit konflik.
Di Suriah, Rusia memiliki pangkalan militer bertempat di Pangkalan Udara Hmeimeim. Sehingga serangan milisi pemberontak ke Aleppo dapat diatasi secara efektif. Iran pun mengirim dukungan milisi. Dalam video-video konflik yang memanas di Suriah, menyiarkan bagaimana Rusia melakukan serangan udara ke posisi-posisi pemberontak.
Di Lebanon Gaza dan Lebanon, Rusia mengambil kemanusiaan dan politik. Rusia memberi puluhan ton bantuan untuk masyarakat sipil Gaza dan Lebanon. Untuk penduduk Gaza, sejak tahun lalu, hingga Oktober tidak kurang dari 81 ton bantuan Rusia untuk penduduk sipil Gaza. Bantuan Kemanusiaan dan dukungan politik untuk Gaza disebut Putin sebagai “Misi Suci Moscow”. Di Lebanon sebanyak 33 ton bantuan Rusia berupa makanan, barang-barang penting, obat-obatan dan pembangkit listrik portabel.
Asia Timur
Di Asia, Rusia-China mulai sering melakukan patroli udara bersama. Pada Bulan Juli-September-November 2024. Aksi patroli udara bersama yang berbalut tampilan latihan militer gabungan Rusia-China ini tak kurang mendapat respon protes dan upaya pencegatan dari militer Amerika, Jepang dan Korea Selatan.
Pada Juli 2024, AS mengirim Jet tempurnya di bawah komando gabungan AS-Kanada untuk mencegat pesawat Rusia-China masuk wilayah mereka. Bulan Agustus 2024 Jepang mengirim protes resmi kepada Beijing melalui saluran diplomatik atas masuknya pesawat militer mereka ke wilayah Jepang. Korsel mengerahkan jet tempurnya untuk mencegat pesawat Rusia-China memasuki zona udara mereka.
PD III Versi Lite
Berbagai peristiwa di atas adalah sedikit gambaran bahwa sesungguhnya Perang Dunia Ketiga versi lite sedang terjadi di hampir penjuru dunia. Tak sedikit pemimpin dan pejabat tinggi dari berbagai negara memberi peringatan agar konflik Rusia-Ukraina tidak lagi di eskalasi. Terutama setelah peluncuran uji coba Oreshnik di Ukraina. Putin dalam berbagai kesempatan, berulangkali memberi ulasan tentang berbahayanya kekuatan Oreshnik yang disebutnya “setara nuklir”.
Pencegahan daripada pecahnya Perang Dunia Ketiga sesungguhnya harus melibatkan berbagai negara dan juga warga dunia untuk ikut ambil bagian melakukan kampanye-kampanye perdamaian dunia. Termasuk Indonesia.
Sebagai negara netral Indonesia memiliki peluang besar untuk mengambil peran untuk ikut menengahi para pihak yang berkonflik. Partisipasi aktif Indonesia akan meningkatkan bargaining Indonesia di mata dunia. Bila misi perdamaian Indonesia menuai hasil, tak menutup kemungkinan di masa depan Indonesia bisa meraih super power dalam bidang perdamaian dan menorehkan tinta emas pada sejarah peradaban baru dunia yang multipolar.
Penulis adalah Ketua Koperasi Aceh dan Mitra Russian House Indonesia di Aceh.