Komitmen Juha Saat Membezuk Teungku Nasruddin bin Ahmed

Komitmen Juha Saat Membezuk Teungku Nasruddin bin Ahmed
Juha Cristensen bersama Muchlis Rama saat menjenguk Teungku Nasruddin bin Ahmed (Teungku Nas) yang menjalani perawatan kesehatan di RSUDZA, Banda Aceh. Foto: Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Teungku Nasruddin bin Ahmed terbaring lemah di atas ranjang RSUDZA. Saat Juha Cristensen menjenguknya, Teungku Nas belum dapat berkomunikasi secara verbal. Ulama yang selalu bersama orang kecil tersebut sangat dihormati oleh Juha.

Telepon genggam Muchlis Rama berdering. Juha Cristensen memberitahu bahwa dirinya sedang berada di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh.

Muchlis melirik jam di layar handphone. Magrib baru saja usai. Mantan anggota DPRK Bireuen tersebut baru saja tiba di Banda Aceh. Dia dan seorang temannya bergegas ke rumah sakit.

Jumat, 15 Agustus 2025, Juha Cristensen sudah dua hari berada di Aceh. Pria Finlandia yang telah lama berkiprah untuk mewujudkan perdamaian di Aceh itu, mendapatkan kabar bila Teungku Nasruddin bin Ahmed sedang dirawat di rumah sakit.

Ia bergegas ke sana setelah menghadiri kegiatan peringatan 20 tahun perdamaian Aceh yang digelar oleh Badan Reintegrasi Damai Aceh (BRA).

Pria bule tersebut menyambut Muchlis yang melangkah tergopoh-gopoh di koridor rumah sakit. “Kita jenguk Teungku Nas,” kata Juha saat menyalami Muchlis.

Mereka pun masuk ke sebuah ruangan, tempat Teungku Nasruddin dirawat. Begitu melihat sang sejawat terbaring lemah, suasana hati Ketua PACTA Finland Foundation tersebut masygul. Pria yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit, merupakan salah seorang GAM berintegritas, yang sangat peduli kepada Aceh.

Gurat sedih di wajah Juha tidak dapat disembunyikan. Demikian juga Muchlis. Pria yang pernah kuliah di Universitas Almuslim tersebut, sangat tahu sepak terjang Teungku Nas di dalam perjuangan GAM. Pendiri Dayah Entrepreneur Darussalam tersebut merupakan salah satu intelektual GAM yang teguh memegang janji, dan selalu bersama rakyat di akar rumput.

Baca juga: Inisiator Damai Aceh Juha Christensen Hadiri Pelantikan Gubernur Aceh

Juha dan Muchlis tidak bisa berlama-lama di rumah sakit. Selain dikarenakan Teungku Nas butuh istirahat yang cukup, serangkaian kegiatan yang masih harus diikuti Juha, membuatnya harus minta izin.

Sebelum beranjak keluar ruangan, Juha menyampaikan komitmennya untuk tetap membantu Aceh. Dia tidak akan meninggalkan Aceh. Sebab keputusannya mencari solusi atas konflik Aceh, merupakan pilihan pribadinya sebagai orang yang sangat peduli kepada perdamaian.

“Teungku Nas, saya mohon izin pamit ya. Saya berjanji kepada Teungku Nas untuk terus mengabdi seumur hidup saya untuk perdamaian Aceh. Terima kasih kepada Teungku Nas yang sudah banyak berjuang demi Aceh sampai perdamaian dapat diwujudkan,” kata Juha.

Apa yang disampaikan Juha bukanlah bual. Dia memulai jalan panjang mencari solusi untuk Aceh sejak tahun 2000. Sejak Oktober tahun 2000, dia pertama kali datang ke Aceh. Saat itu Serambi Mekkah sedang dalam kemelut konflik yang sangat parah.

Dia tidak pernah berhenti, meski berkali-kali harus melalui jalan terjang. Hingga akhirnya lahirlah Memorandum of Understanding (MoU) antara Gerakan Aceh Merdeka dan Pemerintah Republik Indonesia di Helsinki, Finlandia, pada 15 Agustus 2005.

Sejak Aceh damai, Juha tetap memberikan perhatian untuk Aceh. Dia terus memantau dan berkomunikasi dengan para stakeholder Aceh dan Pusat, demi memberikan masukan dan mencarikan solusi untuk Aceh.

Kamis, 14 Agustus 2025 dia kembali ke Aceh, menghadiri peringatan dua dekade damai Aceh.

Artikel SebelumnyaMualem Terima Penghargaan Tokoh Perdamaian dari UIN Ar-Raniry
Artikel SelanjutnyaUntuk Pertama Kali, Mualem Pimpin Upacara HUT RI
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here