Keberanian Illiza Cerminan Pemimpin Ideal Aceh

Illiza: ASN Banda Aceh yang Merokok di Kantor Bakal Kena Sanksi
Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, saat memimpin apel gabungan ASN di halaman Balai Kota Banda Aceh pada Senin (14/4/2025). Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Keberanian Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa’aduddin Djamal, dinilai sebagai sebagai representasi dari kepemimpinan ideal yang mulai langka di Aceh saat ini.

Hal itu diutarakan dan Sekretaris Jenderal Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), Dr. Teuku Zulkhairi, MA. Akademisi UIN Ar-Raniry menyebut Illiza telah menunjukkan bahwa kepemimpinan yang berpihak secara nyata kepada nilai-nilai Islam masih mungkin hadir di tengah krisis keteladanan yang melanda Aceh.

“Apa yang dilakukan Ibu Illiza merupakan cerminan dari kepemimpinan yang dirindukan masyarakat Aceh. Keberanian beliau menunjukkan bahwa masih ada pemimpin yang menjadikan syariat islam sebagai kompas moral dan arah kebijakan, bukan sekadar simbol seremonial,” ungkap Dr. Zulkhairi dalam keterangannya, Jumat (18/4/2025).

Menurutnya, apa yang dilakukan Illiza bukan semata-mata penegakan aturan, melainkan bentuk kepedulian dan keberanian moral yang diperlukan oleh seorang pemimpin.

Ia menekankan banyak pemimpin di Aceh saat ini justru terjebak dalam keraguan dan kekhawatiran akan popularitas, hingga akhirnya memilih diam saat berhadapan dengan pelanggaran terhadap nilai-nilai syariat Islam yang menjadi kekhususan provinsi ini. Zulkhairi menilai sikap Illiza merupakan pengecualian yang patut diteladani dan dipertahankan.

Baca jugaGerebek Hotel, Illiza Temukan Wanita Open BO & Kondom Berserakan

“Kita sedang menyaksikan kelangkaan pemimpin yang memiliki keberanian moral seperti ini. Illiza telah menunjukkan bahwa pemimpin bukan hanya tentang posisi dan jabatan, tetapi tentang keteguhan dalam menjalankan amanah yang diemban, terutama dalam konteks kekhususan Aceh yang menjadikan Syari’at Islam sebagai identitasnya,” ujarnya.

Lebih lanjut, Zulkhairi optimis tindakan Illiza memberikan harapan baru bagi masyarakat Aceh. Harapan idealisme dan keberanian dalam kepemimpinan belum benar-benar hilang.

Ia memandang kehadiran pemimpin seperti Illiza menjadi jawaban atas kerinduan rakyat akan sosok yang berani berdiri teguh membela identitas dan kehormatan Aceh sebagai daerah bersyariat.

Sekjen ISAD Aceh itu juga mengatakan kepemimpinan yang berpijak pada moralitas bukan hanya menyangkut pelaksanaan aturan, tetapi juga bentuk kasih sayang kepada masyarakat agar tidak terjerumus dalam kehancuran moral.

“Langkah Ibu Illiza bukan hanya penegakan aturan, tapi juga bentuk kasih sayang terhadap masyarakat. Pemimpin sejati itu bukan yang membiarkan umat larut dalam kemaksiatan, tapi yang hadir membimbing dan melindungi mereka dari kehancuran moral,” tambahnya.

Dalam pandangannya, setiap pemimpin publik di Aceh memikul tanggung jawab historis dan keagamaan untuk menjaga pelaksanaan syariat secara serius. Ia mengingatkan kekhususan Aceh dalam menjalankan syariat islam bukan hanya mandat formal, melainkan amanah yang harus dijaga dan diperjuangkan secara konsisten.

“Menjaga syariat di Aceh bukan semata tugas lembaga keagamaan, tapi menjadi bagian inti dari kepemimpinan publik. Inilah yang kita lihat dalam sikap Ibu Illiza. Dan inilah yang patut menjadi inspirasi bagi seluruh Bupati dan Wali Kota di Aceh,” tegasnya.

Zulkhairi juga mengajak para sarjana dayah, akademisi, serta elemen masyarakat lainnya untuk memberikan dukungan terhadap pemimpin yang memperjuangkan nilai-nilai Islam.

Ia menegaskan suara publik sangat penting untuk memperkuat semangat dan keberanian pemimpin seperti Illiza, yang tetap berpegang pada prinsip meski menghadapi berbagai tekanan.

Menurutnya, solidaritas moral harus dibangun agar budaya kepemimpinan yang berani menegakkan syariat dapat berkembang menjadi norma yang wajar di Aceh, bukan sekadar pengecualian yang langka.

“Jangan biarkan pemimpin seperti ini berjalan sendiri. Kita perlu membangun solidaritas moral, agar keberanian menegakkan syariat menjadi budaya kepemimpinan di Aceh, bukan pengecualian yang langka,” pungkasnya.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here