Simulasi Demo Anarkis, Kapolda: Lebih Baik Berdarah Saat Latihan daripada Gagal di Lapangan

Simulasi Demo Anarkis, Kapolda: Lebih Baik Berdarah Saat Latihan daripada Gagal di Lapangan
Simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) dalam rangka menghadapi kontijensi 2025 di Lapangan Mapolda Aceh, Selasa (29/4/2025). Foto: Ho for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Kepolisian Daerah Aceh menggelar simulasi Sistem Pengamanan Kota (Sispamkota) sebagai bentuk kesiapan menghadapi potensi gangguan keamanan pada 2025. 

Simulasi tersebut yang dipantau langsung Kapolda Aceh Irjen Pol Dr. Achmad Kartiko digelar di lapangan Mapolda Aceh, Selasa (29/4/2025).

Dalam skenario yang disusun mendekati kenyataan di lapangan, sebanyak 665 personel dikerahkan untuk menjalankan simulasi yang mengasumsikan lokasi di sekitar Gedung DPR Aceh. 

Rangkaian kegiatan menggambarkan dinamika keseharian masyarakat yang kemudian berkembang menjadi aksi unjuk rasa. Pasukan Dalmas diturunkan bertahap, mulai dari Dalmas awal hingga pasukan Dalmas lintas ganti. 

Situasi makin memanas ketika pasukan anti huru-hara dan Den 45 anti-anarkis dikerahkan guna menanggulangi massa yang mulai bertindak di luar batas.

Pada titik eskalasi tertinggi, pasukan taktis menghadapi massa yang bertindak anarkis dengan melakukan pembakaran dan penyerangan terhadap petugas. Dalam menghadapi situasi itu, diterjunkan kendaraan Armoured Water Cannon (AWC), tembakan gas air mata dilepaskan, serta peluru hampa digunakan secara terukur untuk mengurai massa. 

Baca juga: Eks Kapolda Aceh Herman Effendi Meninggal Dunia

Seluruh tindakan digambarkan sesuai prosedur dan bertujuan untuk memastikan keamanan tetap terjaga tanpa mengabaikan prinsip-prinsip kemanusiaan.

Sebagai bagian dari pengamanan menyeluruh, tim K-9 dari Direktorat Samapta turut dilibatkan dalam mendeteksi bahan peledak dan narkoba. Sementara itu, Tim Penjinak Bom (Jibom) dari Satbrimob melakukan prosedur disposal terhadap potensi bahan peledak. 

Seluruh rangkaian simulasi ditata secara profesional, menggambarkan tahap-tahap eskalasi yang memungkinkan terjadi dalam unjuk rasa nyata.

Sebelum pelaksanaan simulasi, Polda Aceh juga menggelar Tactical Floor Game (TFG) untuk menyamakan persepsi seluruh personel. Tujuan dari TFG ini adalah memberikan pemahaman menyeluruh tentang langkah-langkah taktis yang harus diambil dalam menghadapi situasi kontijensi. 

Kapolda Aceh, Irjen Pol Dr. Achmad Kartiko, dalam arahannya menyampaikan latihan ini sangat penting karena situasi serupa sangat mungkin terjadi di tengah dinamika sosial yang cepat berubah. 

Ia menekankan kehadiran simulasi ini berkaitan erat dengan kesiapan menyambut sejumlah agenda penting seperti Hari Buruh Internasional, Hari Kebangkitan Nasional, dan agenda kamtibmas lainnya yang rawan diwarnai aksi massa.

Kartiko menegaskan latihan ini bukan ajang pertunjukan. Ia menyebut simulasi sebagai bentuk kesiapan yang harus dilakukan secara serius agar tidak terjadi kesalahan dalam menghadapi kejadian sebenarnya. 

“Simulasi ini bukan sekadar peragaan, tetapi latihan untuk menghadapi kontijensi. Yang terdekat ada peringatan Hari Buruh Internasional atau May Day, Hari Kebangkitan Nasional, serta beberapa agenda kamtibmas lainnya,” ujar Achmad Kartiko.

Ia juga menyinggung bagaimana arus informasi yang kini bergerak begitu cepat dapat memengaruhi situasi di daerah. Menurutnya, isu nasional bahkan internasional bisa berimbas ke Aceh dalam waktu singkat. Oleh karena itu, petugas harus mampu mengelola unjuk rasa dengan pendekatan profesional dan mematuhi aturan hukum yang berlaku.

“Ingat, ini bukan main-main. Lebih baik kita latihan berdarah-darah daripada salah saat menghadapi kejadian sesungguhnya,” tegasnya.

Di hadapan ratusan personel, Kartiko mengingatkan tugas utama Polri bukan hanya mengamankan objek atau lokasi, melainkan juga melindungi masyarakat secara keseluruhan, termasuk para pengunjuk rasa itu sendiri. Ia menekankan bahwa setiap tahapan pengamanan harus dijalankan dengan mempedomani Undang-undang serta

Artikel SebelumnyaPerkuat Tata Kelola, Aceh Luncurkan Program Satu Data
Artikel SelanjutnyaUU ITE Tidak Bisa Lagi Membungkam Kritik Untuk Pemerintah dan Badan Usaha

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here