Komparatif.ID, Bireuen— Dalam kurun waktu dua tahun sembilan bulan menjabat sebagai Kepala Kejaksaan Negeri (Kajari) Bireuen, Munawal Hadi, S.H., M.H., meninggalkan jejak kinerja yang sulit untuk dilupakan.
Di bawah kepemimpinannya, Kejari Bireuen menjelma menjadi salah satu satuan kerja paling berprestasi di Aceh, baik dalam hal penegakan hukum maupun pelayanan kepada masyarakat.
Usai mencatat deretan prestasi, Munawal Hadi kini ditunjuk sebagai Kepala Kejaksaan Negeri Simalungun melalui Surat Keputusan Jaksa Agung Republik Indonesia.
Rekam Jejak Munawal Hadi
Ketika pertama kali menjejakkan kaki di Bireuen, banyak tantangan yang menanti. Namun ia mampu menata sistem kerja dan mendorong semangat kolaboratif di lingkungan kejaksaan. Dalam bidang tindak pidana korupsi, Kejari Bireuen di bawah pimpinannya mencatatkan prestasi luar biasa.
Sebanyak 18 penyelidikan dan 13 penyidikan kasus korupsi dilakukan selama masa jabatannya, dengan 11 di antaranya telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Tipikor Banda Aceh.
Dari serangkaian perkara tersebut, negara berhasil diselamatkan dari potensi kerugian sebesar Rp 4,3 miliar.
Baca juga: Usai Torehkan Banyak Prestasi, Munawal Hadi Dipindahtugaskan ke Simalungun
Kerja keras bidang tindak pidana khusus itu tidak hanya menghasilkan efek hukum, tetapi juga mendapatkan pengakuan dari tingkat provinsi. Pada 2024, Kejari Bireuen dinobatkan sebagai satuan kerja terbaik pertama se-Aceh dalam penanganan kasus korupsi oleh Kejati Aceh.
Tak hanya fokus pada penegakan hukum yang keras, Munawal Hadi juga menaruh perhatian besar pada pendekatan keadilan restoratif. Dalam masa jabatannya memimpin Kejari Bireuen, tercatat 66 perkara pidana umum diupayakan untuk didamaikan, dan 62 di antaranya berhasil diselesaikan melalui mekanisme Restorative Justice.
Pendekatan ini membuat Kejari Bireuen dua kali berturut-turut meraih predikat terbaik pertama di Aceh dalam penanganan tindak pidana umum pada 2023 dan 2024.
Dari sisi pengelolaan keuangan negara, Kejari Bireuen juga mencatat pencapaian signifikan. Total Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) yang berhasil disetorkan mencapai Rp 17,49 miliar.
Angka ini menjadikan Bireuen sebagai kejari tipe B dengan penyetoran PNBP tertinggi, sebuah pencapaian yang mendapat apresiasi langsung dari Pusat Pemulihan Aset Kejaksaan Agung.
Bidang Perdata dan Tata Usaha Negara pun tidak ketinggalan. Munawal Hadi menggagas Klinik Pelayanan Hukum Gratis sebagai bentuk pelayanan langsung kepada masyarakat.
Dari berbagai kegiatan litigasi dan non-litigasi, Kejari Bireuen berhasil memulihkan keuangan negara sebesar Rp 23,21 miliar serta melakukan percepatan sertifikasi tanah wakaf hingga mencapai 696 sertifikat. Atas keberhasilan tersebut, bidang ini juga meraih peringkat pertama terbaik se-Aceh pada 2024.
Prestasi lain datang dari bidang Pemulihan Aset dan Pengelolaan Barang Bukti, Kejari Bireuen menerima penghargaan Apresiasi Pengelolaan Kekayaan Negara Tahun 2025 dari Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang Lhokseumawe.
Sementara itu, di bidang intelijen, inovasi pembentukan 27 Desa Siaga Anti Korupsi dan 4 Desa Siaga Anti Money Politik menjadi salah satu warisan penting bagi masyarakat Bireuen. Tak hanya itu, Kejari juga turut membina pengembangan desa wisata sebagai bentuk dukungan terhadap sektor ekonomi lokal.
Munawal Hadi juga tercatat memperoleh Penghargaan Prestasi Istimewa peringkat III dalam penyelesaian Pelatihan Kepemimpinan Administrator Tahun 2023 dari Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia, di samping sejumlah penghargaan lain dari berbagai instansi, organisasi masyarakat, dan insan media.
Kini, ketika tongkat estafet kepemimpinan Kejari Bireuen berpindah tangan, Munawal Hadi berharap agar semangat pelayanan dan profesionalisme yang telah dibangun dapat terus dijaga.
“Saya berharap Kajari Bireuen yang baru bisa melanjutkan prestasi yang pernah diraih dan terus memberikan yang terbaik untuk masyarakat,” ujarnya, Senin (3/11/2025).
Bagi masyarakat Bireuen dan para pegawai kejaksaan yang pernah bekerja bersamanya, Munawal Hadi bukan hanya dikenal karena sederet prestasinya, tetapi juga karena ketulusannya dalam membangun lembaga yang bersih dan humanis.
Dalam waktu yang terbilang singkat, ia telah menorehkan jejak yang panjang, jejak yang menjadi contoh bagaimana integritas, kerja keras, dan kepedulian bisa berjalan beriringan dalam mengabdi kepada negara.












