Humam: Daerah Ini Harus Dipimpin Aceh Pungoe

aceh pungoe
Aceh Pungoe: Guru Besar USK Ahmad Humam Hamid (kanan), Aceh membutuhkan pemimpin berkarakter Aceh Pungoe. Hal tersebut disampaikan Rabu (22/5/2024) di Hermes Hotel, pada acara yang digelar PWI Aceh dan Forum Pemred. Foto: Komparatif.ID/Rizki Aulia Ramadan.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Professor Ahmad Humam Hamid mengatakan Aceh baru akan maju bila dipimpin Aceh pungoe. Hal tersebut disampaikan oleh Humam Hamid pada acara diskusi yang digelar Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) & Forum Pemred Aceh, Rabu, (22/5/2024), di Hermes Palace, Banda Aceh.

Ahmad Humam Hamid dalam penjelasannya mengatakan Aceh membutuhkan pemimpin yang kuat, berani, dan mampu membawa perubahan, dan menyesuikan diri dengan dinamika zaman. Aceh Pungoe tolen.

Pemimpin Aceh yang ideal tidak melulu soal senioritas yang dijadikan patokan. Tetapi juga kadar intelektual juga harus menjadi nilai utama. “Intinya pemimpin Aceh yang ideal yaitu sosok yang mampu membawa perubahan dan mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dinamika zaman,” kata Humam Hamid.

Baca: Kanwil Bea Cukai; Investor Masih Ragu Masuk ke Aceh

Dalam konteks kesehatan, Ahmad Humam Hamid menyampaikan perumpamaan yang menarik. Ia menggambarkan Aceh pasca-reformasi yang telah mengalami pergantian gubernur sebanyak tujuh kali, termasuk gubernur pelaksana tugas (PJ).

Dalam analogi tersebut, Aceh diibaratkan sebagai pasien kaya di rumah sakit tersebut, yang telah mengalami beberapa kali pergantian dokter.

“Dalam 2 tahun terakhir pernah koma” ujarnya, dan akhirnya pemilik rumah sakit mengganti dokternya.

Dokter yang baru ini hanya memperbaiki sedikit penempatan selang oksigen dan meletakkannya dengan baik dan benar di mulut pasien. Kemudian infus dengan baik dan teratur, sehingga pasien ini terbangun dari koma dengan bersin,dan begitulah keadaan Aceh hari ini.

Dengan demikian, Aceh yang masih sakit membutuhkan sosok “dokter” yang dapat membuat pasien kembali membaik.

Ahmad Humam Hamid menyoroti nasib Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh. Ia menunjukkan kekhawatiran atas apakah Aceh masih dianggap istimewa oleh Pemerintah Pusat? Pasalnya Aceh mendapatkan otsus tersebut dari konflik, bukan pemberian.

Di sisi lain, sampai saat ini Aceh masih kesulitan meningkatkan pendapatan asli daerah, sebagai alternatif ketergantungan kepada Pusat.

Humam juga menyoroti potensi besar dari sumber daya alam gas di Andaman yang harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan ekonomi masyarakat Aceh. Ia mengingatkan bahwa dengan potensi besar ini, akan muncul berbagai konflik yang membutuhkan pemimpin kuat untuk menanganinya.

Sampai saat ini Aceh merupakan satu-satunya provinsi yang sumber daya alamnya sangat bebas dieksplorasi dan dieksploitasi oleh orang lain.

Ahmad Humam Hamid menekankan bahwa pemilihan pemimpin Aceh haruslah melampaui sekadar penampilan dan janji politik. Ia mengajak untuk memilih pemimpin yang mampu membawa perubahan nyata. Punya daya nalar “Aceh Pungoe”, bukan hanya sebatas berambisi memperoleh jabatan.

Untuk mendapatkan pemimpin dengan daya nalar “Aceh Pungoe” maka perlu dibuatkan alat ukur. “Analogi yang digunakannya, jahit dulu baju baru lihat siapa yang cocok memakainya”.

“Pemimpin Aceh yang hebat haruslah menjadi Aceh Pungoe,” tegasnya.

Ia menjelaskan, apa yang disampaikan tidak hanya sekadar menjadi refleksi tentang masa depan kepemimpinan Aceh, tetapi juga sebagai panggilan untuk melihat lebih dalam dan kritis dalam proses pemilihan pemimpin yang akan datang.

“Kita butuh pemimpin berkarakter Aceh Pungoe, memiliki paradigma, dapat memberikan landasan yang lebih kokoh untuk membangun Aceh yang lebih baik dan berkelanjutan.
Artikel SebelumnyaMualem Sebut Djufri Layak Pimpin Pramuka Aceh
Artikel SelanjutnyaEkonomi Aceh Belum Mandiri

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here