Komparatif.ID, Banda Aceh— Peran keluarga merupakan elemen penting dalam mendukung tumbuh kembang anak, khususnya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Keterlibatan orang tua dalam terapi, bermain, dan aktivitas sosial anak mesti terus difasilitasi
Hal itu disampaikan Ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) Aceh, Malahayati M. Nasir, pada peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke‑41 di aula utama Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Aceh, Senin (21/7/2025).
“Kita pahami setiap anak memiliki perbedaan kemampuan, karakter, dan minat. Perbedaan bukan alasan untuk membeda‑bedakan, melainkan untuk menguatkan kasih sayang dan perlindungan yang setara,” tutur Malahayati
Malahayati menekankan pentingnya kemitraan antara pemerintah daerah, tenaga kesehatan, dan keluarga dalam memenuhi hak‑hak anak. Ia memuji jajaran RSJ Aceh yang berhasil menyelenggarakan peringatan ini meski dipersiapkan dalam waktu relatif singkat.
Malahayati menyempatkan diri berdialog dengan beberapa orang tua mengenai kebutuhan fasilitas pendukung di kabupaten dan kota. Ia mengatakan akan menyampaikan masukan tersebut kepada dinas teknis agar penyediaan taman bermain inklusif, jalur ramah disabilitas di ruang publik, dan pelatihan pendampingan bagi guru pendidikan khusus dapat dioptimalkan.
Baca juga: 15,5 Juta Remaja Indonesia Alami Masalah Kesehatan Jiwa
“Pemerintah Aceh berkomitmen memperkuat sarana dan prasarana ramah anak demi menciptakan generasi tangguh menyongsong Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.
Rumah Sakit Jiwa Aceh sendiri menjadi tuan rumah peringatan Hari Anak Nasional (HAN) ke‑41 tingkat provinsi dihadiri empat puluh Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) yang mengikuti program layanan Day Care.
Kegiatan ini menjadi rangkaian resmi menuju puncak peringatan HAN tingkat provinsi yang dijadwalkan berlangsung di Kabupaten Aceh Tengah pada 23 Juli besok.
Sejak pagi, anak‑anak bergiliran menampilkan tari tradisional, membaca puisi tentang persahabatan, hingga memainkan musik perkusi sederhana yang disiapkan terapis okupasi RSJ Aceh.
Direktur RSJ Aceh, dr. Cut Rosnawati, menambahkan layanan Day Care kini diikuti 68 ABK dengan rentang usia tiga hingga lima belas tahun. Program tersebut memadukan terapi wicara, okupasi, sensorik‑motorik, dan kelas seni kreatif.
“Kegiatan ini membuktikan bahwa rumah sakit jiwa bukan hanya ruang perawatan pasien dewasa, melainkan juga pusat rehabilitasi dan stimulasi perkembangan anak,” katanya.
Acara ditutup dengan doa bersama dan sesi foto keluarga di halaman RSJ Aceh yang telah dihias balon warna‑warni.