Diadang Warga, Rencana Bakar Quran Oleh Rasmus Paludan Batal Digelar

Massa membakar mobil polisi Örebro, Jumat (15/4/2022) sebagai bentuk penolakan aksi bakar Quran oleh Rasmus Paludan. Foto:Reuters.
Massa membakar mobil polisi Örebro, Jumat (15/4/2022) sebagai bentuk penolakan aksi bakar Quran oleh Rasmus Paludan. Foto:Reuters.

Komparatif.ID, Stockhlom– Warga Kota Örebro, Swedia, Jumat (15/4/2022) berhasil menggagalkan rencana aksi pembakaran Quran oleh Rasmus Paludan, lelaki asal Denmark, yang sudah mendapatkan izin melakukan aksinya di negara tersebut.

Aksi yang awalnya direncanakan digelar di depan Masjid Orebro, ditentang warga. Kemudian dipindahkan ke taman Svearparken di bawah pengawalan polisi.

Tapi warga kota tersebut tetap tidak membiarkan aksi pembakaran Quran digelar di kota mereka. Warga menilai aksi yang digelar pada Ramadan dan jelang Paskah, merupakan bentuk provokasi dalam beragama.

Warga secara bergelombang datang ke taman itu setelah salat Asar. Semakin lama semakin banyak. Mereka berkumpul di taman menanti kedatangan Rasmus Paludan yang dikenal sebagai politisi antiislam di kawasan Skandinavia.

Dalam rencana, Rasmus Paludan akan berorasi sembari membakar Quran dari pukul 17.00 sampai 20.00 waktu Örebro.

Ternyata, belum pun Rasmus tiba, kemarahan warga sudah tidak terbendung. Mereka pun mengamuk dan membubarkan aksi provokatif itu. Polisi yang mencoba menghentikan amukan sembari menembakkan gas air mata dan peluru karet, dibuat tak berdaya.

Polisi terpaksa melarikan diri, dan meninggalkan mobil di tempat rencana demonstrasi. Empat mobil itu kemudian dirusak oleh massa.

Berkat kekompakan warga menjaga nilai kebersamaan, dan menghindari sari upaya provokasi, Örebro yang merupakan kota besar ke enam, dan berjarak 200 kilometer dari ibukota negara, gagal dijadikan awal benturan antar-umat beragama oleh politisi sakit jiwa. Demikian kata seorang sumber.

Rssmus Paludan yang dikenal sangat membenci Islam, tidak jadi datang ke lokasi tersebut. Ia dikabarkan mengurungkan niatnya setelah mendengar perlawanan warga.

Sebelumnya kerusuhan juga pecah di Kota Linkoping, setelah polisi memberikan izin aksi bakar Quran oleh Rasmus Paludan. Politisi ekstrim kanan Denmark itu terus melakukan provokasinya di berbagai tempat dengan dalih kebebasan berpendapat.

Polisi juga tidak bisa melarang karena kebebasan menyuarakan aspirasi, termasuk oleh Rasmus Paludan dibenarkan di negara tersebut.

“Polisi tidak melihat siapa yang benar dan salah dalam konteks ini. Tugas kepolisian mengawal tegaknya aturan dan menjaga semua orang di negara ini,” sebut seorang perwira.

Artikel SebelumnyaSejak Awal April, Ribuan Liter Solar Subsidi Mengalir ke Tempat yang Salah
Artikel SelanjutnyaHarga Bitcoin Tergelincir Di Bawah $40.000; Zilliqa Dan Dogecoin Berlomba Ke Depan
admin
Admin Komparatif.ID

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here