Di Swedia Membakar Kitab Suci Bukan Pelanggaran Hukum

Asnawi Ali, seorang diaspora Aceh di Skandinavia mencatat bila di Swedia membakar kitab suci bukan sebuah kesalahan. Dibenarkan atas nama kebebasan menyampaikan pendapat. Makanya aksi Rasmus Paludan dikawal oleh polisi. Foto: Doc AA.
Asnawi Ali, seorang diaspora Aceh di Skandinavia mencatat bila di Swedia membakar kitab suci bukan sebuah kesalahan. Dibenarkan atas nama kebebasan menyampaikan pendapat. Makanya aksi Rasmus Paludan dikawal oleh polisi. Foto: Doc AA.

Oleh: Asnawi Ali*

Penyebab dari membaranya Swedia di tengah Ramadan dan Paskah adalah Rasmus Paludan. Politisi antiislam yang bermukim di Denmark itu menggelar aksi bakar Alquran di sejumlah kota di Swedia. Ada yang aneh dari negara tersebut, yaitu melarang memebakar bendera negara, dan memberikan izin membakar kitab suci atas nama kebebasan menyampaikan pendapat.

Begitu cepat berita kerusuhan di Swedia menyebar ke seluruh dunia. Media asing melaporkan bahwa beberapa mobil polisi terbakar dan petugas polisi kelabakan mengadang demonstran. Kerugian material belum didata karena kerusuhan itu terjadi di 6 kota besar di Swedia. Kerusuhan itu terjadi selama akhir pekan Paskah ini telah bergema di beberapa negara. Seperti dalam bentuk kronologis, pemberitaan terbaru selalu di perbaharui oleh media Swedia.

Sumber dari segala sumber kericuhan itu adalah hanya 1 orang warga negara Denmark. Dia bernama Rasmus Paludan seorang pemimpin partai sayap kanan ekstrim Stram Kurs di Denmark. Ternyata, setelah di cek ricek oleh media, di waktu yang sama dia juga mempunyai status sebagai warga negara (ganda) Swedia karena garis keturunan dari ayahnya. Dia bermukim di Denmark namun bisa masuk ke Swedia kapan saja setelah beberapa waktu lalu telah habis masa pencekalannya.

Perlu dijelaskan bahwa Rasmus Paludan itu mempunyai agenda tur di berbagai kota di Swedia dengan transportasi mobil pribadinya. Tentu saja melakukan aksi bersama kolega dari partai Stram Kurs yang isi orasinya anti Islam sambil membakar Qur’an. Sebelum berangkat dari Denmark, dia sudah jauh hari merencanakan seperti meminta izin demonstrasi dari polisi Swedia sambil memilih kota-kota mana saja yang hendak dikunjungi pada bulan puasa dan hari Paskah ini.

Hampir setiap negara demokratis di dunia mempunyai konstitusi yang isinya bahwa memberikan hak kebebasan berpendapat dan juga ekspresi. Namun, di Swedia, batas kebebasan itu berbeda dalam menterjemahkannya. Di Swedia, membakar kitab suci sebuah agama masih dalam batas kewajaran dan tetap dalam norma kebebasan berpendapat/ekspresi. Inilah yang menjadi pegangan polisi saat menjaga Rasmus Paludan cs.

Namun bila membakar sebuah bendera atau lambang negara maka akan dianggap melanggar hukum kebebasan berpendapat dan ekspresi. Sebaliknya bila membakar kitab suci sebuah agama tidak mengapa. Malah dilindungi oleh polisi. Nah, di sinilah letak perbedaannya. Sesuatu yang terkadang agak aneh dari kaca mata orang timur.

Swedia dan Denmark bagaikan adik abang karena perbatasan kedua negara itu hanya dipisahkan oleh sebuah jembatan. Ke dua negara Skandinavia itu juga serumpun dan bila berjumpa sesamanya mereka berbicara bahasa masing-masing dan tetap saling memahami. Perbedaan yang kentara adalah dialek bahasa Denmark yang begitu kental aksennya (pendapat ini berdasarkan pengalaman pribadi).

Masih ingat seseorang yang bernama Lars Viks? Dia adalah seorang seniman kontroversial yang juga kartunis Swedia penghina Nabi yang akhirnya pada medio Oktober tahun lalu bertabrakan dengan sebuah truk di jalan raya hingga membuatnya tewas di tempat itu juga. Banyak komentar di media sosial melihat Rasmus Paludan nantinya juga akan bernasib sama seperti Lars Viks. Ada yang pro dan ada juga yang demokrat dengan berdoa agar Rasmus Paludan mendapat hidayah suatu hari nantinya. Wallahu A’lam Bishawab.

*)Penulis adalah diaspora Aceh di Skandinavia.

Artikel SebelumnyaSelama April, Polda Aceh Berhasil Sita 44,5 Ton Solar Subsidi
Artikel SelanjutnyaNilai Ekspor dan Impor Indonesia Meningkat Pada Maret 2022
admin
Admin Komparatif.ID

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here