Di Australia Gaji Tinggi, Pajak Juga Tinggi

gaji tinggi di Australia
Salah satu view Kota Perth, Australia. Foto: Situs web promosi wisata Australia.

Komparatif.ID, Perth—Banyak yang mengira Australia adalah surga karena gaji tinggi. Ya, banyak yang mengira bila tinggal dan bekerja di Australia, seperti tinggal di surga. Gaji tinggi, semuanya bisa dibeli dengan mudah.

“enaknya hidup di ausi; waitress aja gajinya 700 juta per tahun, gampang beli rumah, bisa beli iphone tiap minggu, bisa liburan mulu,” tulis seseorang di laman Thread.

Baca: Karena Miskin dan Terbuang, Lansia di Jepang Senang Dipenjara

Seorang pengguna Thread @isidorahappy,yang telah lama menetap di Australi menimpali bahwa gaji Rp700 juta bukan hanya pelayan. Pengalamannya selama di Perth, gaji-gaji pekerjaan profesional di kantor biasa, juga tidak begitu jauh perbedaannya.

“Jadi jangan berpikir bahwa kalau bukan pelayan gajinya jauh lebih tinggi. Ingat, di Ausi otot lebih dihargai daripada otak, kecuali untuk profesi tertentu,” tulisnya.

@isidorahappy juga menjelaskan lebih jauh, misal, dengan gaji 750 juta rupiah per tahun, pajak yang harus dibayar mencapai 32 persen. Bila kita memiliki pekerjaan tambahan, maka potongan pajak gaji ke-2 lebh tinggi dari pekerjaan utama.

Dia mengatakan saat ini Australia sedang menghadapi house crisis luar biasa. Harga rumah-rumah di sana sedang sangat meroket. Jangankan imigran, penduduk asli Australia saja banyak yang tidak mampu membeli rumah, karena tingginya harga properti tersebut.

Dia memberikan gambaran, harga rumah di sana secara umum 7-8 miliar rupiah. Jikalau DP-nya di bawah 20 persen, maka biaya KPR per minggu Rp10 juta.

Bila kita memiliki rumah di Australia, berarti kita harus membayar biaya council Rp20-30 juta per tahun, biaya pemeliharaan air 10-15 juta per tahun, asuransi, dan lain-lain.

“Itu belum dihitung biaya untuk renovasi dan rehab bila ada yang rusak. Itu di luar biaya utilitis bulanan,” katanya.

Dengan inflasi saat ini, bila sedang memiliki KPR dan telah pula berkeluarga, bilapun memiliki dual income, tetap saja akan sesak nafas. Apalagi kalau memiliki dua anak, dan dua orangtua kerja, tentu harus membayar daycare. Biaya daycare per hari Rp1,5 juta.

“Jadi jangan membayangkan setiap minggu bisa beli Iphone Pro Max,” katanya.

Persoalan kerja juga sangat ketat. Cuti tidak bisa diajukan kapan-kapan suka. Bila kalian kerja full time, proses cutinya panjang. Harus diajukan terlebih dahulu, kemudian diapproval. Pun demikian, bila sering cuti seenaknya, perusahaan akan melakukan pemecatan, dengan dalih kurang performance.

Bila masa kerja masih di bawah satu tahun, maka tidak diberikan pesangon. Jadi, di sana bekerja tidak bisa seenak udel kita. Passion harus disesuaikan dengan tugas dan tanggung jawab, bila tidak mau dipecat dari pekerjaan.

Demikian juga biaya liburan di Australia. Harganya sangat tinggi. 2 sampai tiga kali lipat dari harga di Indonesia. Dengan demikian, kalau ada yang mampu keliling dunia, apalagi membawa serta keluarga, itu sudah masuk kelompok privilege menengah ke atas.

Pun demikian Australia bukan tempat tanpa harapan. Apalagi bagi siapa saja yang tidak melihat uang sebagai inti tujuan hidup.

“Hidup kan tidak selalu tentang gaji besar, beli Iphone terbaru tiap minggu, atau sering liburan ke luar negeri. Masih ada privilege lain seperti bisa hirup udara bersih, bila bosan bisa bepergian ke taman gratis, bila anak bosan bisa ke playground gratis, dan lain lain yang tersedia secara gratis,” tulisnya.

Artikel SebelumnyaDi Alas Gumitir Dendam Nyai Rengganis Tak Pernah Padam
Artikel SelanjutnyaKIP Bireuen: Gugatan Murdani-Muhaimin Cacat Formil
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here