
Komparatif.ID, Bekasi— Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKS) melakukan inspeksi ke fasilitas produksi PT Air Surya Radiator di Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (17/5/2025).
Pabrik ini memproduksi Air Cooled Heat Exchanger (ACHE), komponen penting dalam operasi hulu migas untuk memperkuat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Inspeksi tersebut jadi bagian dari strategi BPMA dalam memastikan kualitas serta kapasitas manufaktur nasional agar mampu bersaing dengan produk impor.
Tim BPMA bersama KKS secara langsung menyaksikan setiap tahapan produksi ACHE, mulai dari pemotongan bahan baku, pengeboran, pengelasan, penyatuan komponen, pengujian tanpa kerusakan (Non-Destructive Testing), hingga proses akhir dan penyelesaian produk.
Deputi Dukungan Bisnis BPMA, Muhammad Makmun, menegaskan pihaknya konsisten mendorong para kontraktor untuk melampaui target TKDN yang telah ditetapkan pemerintah. Ia menilai pemanfaatan produk lokal bukan hanya soal efisiensi biaya, tetapi bagian dari strategi nasional dalam menumbuhkan industri dalam negeri.
“BPMA terus mendorong KKKS agar bisa meningkatkan TKDN melebihi dari target yang telah ditetapkan. Supaya kegiatan hulu migas memiliki nilai tambah terhadap produk dalam negeri,” ungkapnya.
Baca juga: PT Pase Energi Migas Berencana Hidupkan Sumur Tua di Aceh Utara
Kepala Divisi Pengelolaan Aset dan Rantai Suplai BPMA, Dody Artanto, menyampaikan penguatan TKDN tak bisa lepas dari pemetaan komponen. Pihaknya secara aktif menganalisis bagian-bagian dari ACHE yang sudah diproduksi di dalam negeri maupun yang masih diimpor.
Dari sana, BPMA merancang strategi pembinaan pabrikan agar ke depan seluruh komponen bisa dipenuhi oleh industri nasional.
Dody juga menekankan pentingnya pengawasan menyeluruh atas penggunaan barang dan jasa dalam negeri. Menurutnya, kontraktor migas harus melakukan kontrol sejak tahap perencanaan hingga implementasi, untuk memastikan komitmen TKDN benar-benar dijalankan.
Ia menambahkan pengawasan ini tak hanya berdampak pada kepatuhan terhadap regulasi, tapi juga menjadi fondasi dalam meningkatkan daya saing produk lokal.
“Analisis ini menjadi dasar peningkatan capaian TKDN, sekaligus pembinaan bagi pabrikan ACHE dan penyedia komponen pendukungnya,” ujar Doddy.
Per April 2025, capaian TKDN gabungan untuk barang dan jasa yang digunakan oleh kontraktor migas di Aceh telah mencapai 53 persen dari target nasional sebesar 60 persen.
BPMA optimis target itu bisa terlampaui pada akhir 2025 melalui dua strategi utama. Pertama, Tahap Perencanaan dan Pembinaan yang mencakup integrasi program peningkatan kapasitas nasional ke dalam Work Program & Budget (WP&B), serta pencantuman target TKDN minimum dalam kontrak.
Kedua, Tahap Implementasi dan Pengawasan yang difokuskan pada proses pengadaan dan penggunaan produk lokal secara terstruktur dan terpantau.