
Komparatif.ID, Bireuen—Kabupaten Bireuen mendapatkan bantuan optimasi sawah di Peudada. Luas optimasi sawah bantuan Kementerian Pertanian tersebut 500 hektare.
Kadis Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Bireuen Mulyadi,S.E, Kamis (10/7/2025) menerangkan kepada Komparatif.Id, bantuan optimasi sawah untuk Kabupaten Bireuen, merupakan hasil pertemuan Bupati Bireuen H. Mukhlis, anggota DPR RI TA Khalid, dan Andi Herindra Rahmawan, selaku Direktur Perlindungan Lahan dan Irigasi Pertanian, Kementerian Pertanian RI.
Baca: Kontraktor Screen House di Bireuen Belum Tunaikan Seluruh Kewajiban
“Bantuan optimasi sawah untuk Peudada, merupakan hasil pertemuan Pak Bupati kita di Banda Aceh dengan Pak TA Khalid dan Pak Andi Herindra,” terang Mulyadi.
Bantuan optimasi dari indeks pertanaman (IP) 0 hingga panen. Diawali dengan pembangunan konstruksi pompanisasi dan pemipaan dari Krueng Peudada. Selanjutnya air disedot dan dialirkan ke jaringan irigasi sekunder. Kemudian dialirkan ke jaringan irigasi tersier.
Di sisi lain, 500 hektera lahan masyarakat akan digarap mulai dari nol. Pemerintah akan membajak sawah secara gratis. “Pokoknya petani di Peudada yang lahannya masuk dalam skema optimasi terima beres. Lahannya dibajak, diberi benih dan pupuk. Semuanya gratis,” terang Mulyadi.
Lahirnya bantuan tersebut, berkat perhatian besar Bupati Bireuen terhadap petani di Peudada yang sejak dua tahun lalu tidak bisa menggarap sawah, akibat rusaknya Bendungan Hagu. Luas lahan yang terpaksa diterlantarkan akibat rusaknya bendungan tersebut mencapai 1.077 hektare.
“Bupati kita sangat concern pada sektor pertanian. Makanya beliau bergerak cepat mencarikan jalan keluar,” terangnya.
Bantuan optimasi sawah di Peudada, merupakan bagian dari program implementasi Inpres Nomor 2 Tahun 2025 tentang Percepatan Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi, Serta Operasi dan Pemeliharaan Jaringan Irigasi untuk Mendukung Swasembada Pangan.
Inpres ini menginstruksikan untuk mengambil langkah-langkah yang terkoordinasi dan terintegrasi sesuai tugas, fungsi, dan kewenangan masing-masing.
Salah satu instruksi untuk melaksanakan kegiatan percepatan pembangunan, peningkatan, rehabilitasi, serta operasi dan pemeliharaan jaringan irigasi untuk mendukung swasembada pangan mencakup saluran, bangunan, dan bangunan pelengkapnya, termasuk antara lain pintu air, tanggul, dam parit, sumur, embung, instalasi pompa/pipanisasi, jaringan distribusi, dan drainase.
Peran Dinas Pertanian dan Perkebunan Bireuen, menindaklanjuti Inpres Nomor 2 Tahun 2025, yaitu mengajukan permohonan pemeliharaan dan pembangunan jaringan baru ke Kementerian Pertanian RI.
Program tersebut akan dilakukan pada September 2025. “Insyaallah pada September sudah dilakukan pengolahan tanah,” katanya.
Pada kesempatan itu, Mulyadi juga menerangkan, pihaknya juga sudah mengajukan program pipanisasi Paya Nie, Kutablang. Berupa pembangunan jaringan air yang bersumber dari Paya Nie, dialirkan ke Gampong Cot Tunong dan Cot Tufah.
“Alhamdulillah program tersebut sudah gol. Kita tunggu saja realisasinya,” imbuh Mulyadi.