Komparatif.ID– Gen Z kerap tidak mau bekerja terlalu keras, karena mereka lebih mengutamakan kesehatan mental (mental health). Para Gen Z mengatakan tekanan terlalu besar di dalam pekerjaan membuat mereka tertekan dan itu tidak bagus untuk kesehatan mental.
Terlampau bersantai di masa usia produktif dan menolak bekerja keras karena dalih kesehatan mental, menurut Grace Thohir, jangan terlampau diagung-agungkan. Karena banyak sekali kasus depresi dan akhirnya mengakhiri hidup karena persoalan ekonomi.
Menurut Grace, kesehatan mental sangat berhubungan dengan finansial. Seseorang dengan uang yang banyak, lebih stabil mentalnya ketimbang orang-orang yang kekurangan secara ekonomi.
“Memang mental health sangat penting. Tapi uang itu sangat penting untuk kesehatan mental. Banyak masalah mental misalnya depresi, stres, kecemasan besar karena masalah finansial. Ada studi mengatakan, orang yang terlibat utang besang, tiga kali lebih besar kemungkinan mengakhiri hidupnya,” kata Grace Thohir.
Baca juga: Punishment untuk Generasi Salah Urus
Untuk itu Grace Thohir menyarankan usia muda harus dipergunakan sebaik mungkin. Gen Z jangan terlampau bersantai, karena usia produktif tidaklah terlampau panjang.
Pada umur 30 sampai 40, bilamana terlampau bersantai dan salah dalam menerjemahkan makna kerja keras, akan merugikan diri sendiri.
Okelah pada umur masih muda, dengan konsep hidup tak mau banyak tekanan dengan dalih menjaga mental health, masih banyak orang mencari. Tapi bayangkan pada usia 30 hingga 40 dan seterusnya.
Bertambah tua, semakin turun kualitas kompetitif manusia. Bila sedari muda membiarkan diri hidup dalam kondisi santai, maka di usia tua, akan kesulitan bertahan dalam ritme kompetisi yang makin kencang.
