Komparatif.ID, Banda Aceh—Banjir belum surut di Kabupaten Aceh Tamiang, Singkil, dan Aceh Tenggara. Laporan terbaru, Sabtu (5/11/2022) warga Tamiang yang harus mengungsi 7.410 jiwa/2.250 kk.
Pemerintah melalui Badan Penanggulangan Bencana Aceh (BPBA) sampai saat ini masih terus melakukan pendataan di lapangan, di tengah semakin meluasnya banjir akibat hujan deras yang mengguyur kabupaten penghasil kelapa sawit tersebut sejak Senin (31/10/2022).
Baca juga: Pj Gubenur Kirim Bantuan ke Tamiang dan Aceh Tenggara
Informasi yang diperoleh Komparatif.ID dari Dirlantas Polda Aceh Kombes Pol Muji Ediyanto, Jumat (4/11/2022) arus lalu lintas Aceh-Sumut putus total karena badan jalan yang tergenang air tidak bisa dilalui oleh kendaraan berbadan kecil.
“Jalan yang digenangi air hanya bisa dilalui oleh truk 10 roda ke atas, dan bus berbadan besar. Selebihnya belum bisa,” kata Kombes Pol Muji.
Ia menyebutkan juga pihak Ditlantas Polda Aceh tidak dapat melakukan rekayasa lalu lintas karena tidak ada jalur alternatif yang menghubungkan Aceh Tamiang-Sumut.
Pj Gubernur Aceh Achmad Marzuki melalui Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Sabtu, (5/11/2022) menyebutkan berdasarkan laporan dari tim BPBA, intensitas banjir di Tamiang semakin meluas. Banjir tahun ini lebih parah dari tahun 2021.
Pj Gubernur Aceh sudah mendapatkan laporan terkini dari banjir yang melanda Aceh Tamiang. Termasuk putusnya pasokan arus barang dari kedua daerah karena banjir tersebut.
Sejak bencana tersebut terjadi sampai saat ini Pemerintah Aceh terus-menerus melakukan pemantauan, sekaligus memobilisasi bantuan pangan kepada pengungsi dan warga yang terdampak banjir. Bantuan itu bahkan ada yang harus diangkut menggunakan alat transportasi air.
Saat ditanya penyebab banjir di Tamiang, Juru Bicara Pemerintah Aceh menyebutkan sesuai dengan pengumuman dari Madan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Aceh, 4-5 November Aceh termasuk kawasan siaga terhadap hujan lebat. Curah hujan yang sangat tinggi ditambah dengan perubahan bentang alam dan menurunnya daya tampung lingkungan, menyebabkan banjir.
“Dalam kondisi darurat seperti saat ini, hal utama yang dilakukan oleh pemerintah yaitu mengirimkan bantuan pangan, memastikan tidak ada korban yang tidak mendapatkan logistik pangan. Tugas mobilisasi tersebut dilaksanakan oleh tim yang berada di lapangan,” sebut Muhammad MTA.
Lebih lanjut Muhammad MTA menyebutkan, untuk membantu kelancaran distribusi bantuan pangan, BPBA telah mengoperasikan tiga unit perahu polyethylene beserta mesin dan 30 pcs, dan baju pelampung.
Ada pun bantuan logistik yang didistribusikan kepada pengungsi yaitu 5 ton beras, 1.500 bungkus mi instan, 300 kilogram minyak goreng, 1.800 butir telur ayam, dan bahan-bahan lainnya. Bantuan tersebut didistribusikan pada 5 November 2022.
Banjir yang menghumbalang Aceh Tamiang, sesuai dengan data terbaru yang diterima Komparatif.ID, telah menyebabkan warga di 10 kampung harus mengungsi.Sedangkan secara umum banjir juga mengenangi 12 kecamatan di Aceh Tamiang. Warga yang terdampak banjir 23.869 jiwa/6.787 kk.
Perkembangan saat ini, beberapa ruas jalan masih belum dapat dilewati. Kemacetan memanjang di sepanjang jalan, termasuk yang terjebak di antara banjir. Tim BPBD masih melakukan evakuasi penumpang bus umum di kawasan Seumadam dan beberapa lokasi lainnya. Beberapa dari penumpang bus umum merupakan anak-anak yang wajib mendapatkan prioritas penanganganan.