Apple Luncurkan Headset AR/VR Seharga Rp 52 Juta

Perangkat AR/VR Apple Vision Pro: Foto: Apple.
Perangkat AR/VR Apple Vision Pro: Foto: Apple.

Komparatif,ID, Banda Aceh— Apple baru-baru ini meluncurkan headset augmented reality (AR/VR), Apple Vision Pro, dalam acara peluncuran perangkat keras terbesar mereka dalam hampir satu dekade. Tim Cook, CEO Apple, mengungkapkan bahwa headset baru ini dapat memadukan dunia nyata dan dunia maya dengan sempurna.

Selain itu, perusahaan teknologi tersebut juga mengumumkan sistem operasi terbaru untuk iPhone dan pembaruan untuk MacBook Air.

Cook menyebut Apple Vision Pro memiliki masa pakai baterai selama dua jam dan dihargai sebesar $3.499 (Rp 52 Juta). Headset ini direncanakan akan dirilis pada awal tahun depan di Amerika Serikat.

Harga headset ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan headset realitas virtual yang ada di pasaran saat ini. Sebagai perbandingan, headset Quest 3 dari Meta yang diumumkan minggu lalu hanya dihargai $499 atau hanya Rp 7,5 juta.

Dalam acara peluncuran tersebut, Apple tidak banyak membicarakan tentang kecerdasan buatan generatif yang saat ini menjadi perbincangan di Silicon Valley. Meskipun harga saham perusahaan sedikit turun setelah pengumuman ini, acara tersebut tetap menjadi sorotan. Editor teknologi dari BBC, Zoe Kleinman, adalah salah satu orang pertama di dunia yang mencoba headset tersebut.

Zoe Kleinman mengungkapkan bahwa Apple Vision Pro memiliki tampilan yang berbeda dari headset serupa yang ada di pasaran dan lebih mirip dengan sepasang kacamata ski daripada headset realitas virtual. Apple menggunakan istilah “augmented reality” untuk menggambarkan kemampuan perangkat ini.

Augmented reality, yang juga dikenal sebagai realitas campuran, memungkinkan pengguna untuk melihat objek virtual yang ditampilkan di sekitar mereka, sehingga menggabungkan realitas dengan dunia virtual melalui layar perangkat.

Kleinman menggambarkan headset ini sebagai perangkat yang sangat berfokus pada pengalaman sehari-hari pengguna, seperti menonton video keluarga atau mengambil foto panorama dalam ukuran asli.

Dengan Apple Vision Pro, pengguna dapat mengakses aplikasi, menonton film, dan menulis dokumen di dunia maya. Namun, saat ini masih sedikit bukti pasar yang besar untuk teknologi semacam ini.

Kleinman juga mengungkapkan, “Pada akhirnya, headset ini masih merupakan headset realitas virtual. Apple harus memiliki banyak konten yang tersedia saat diluncurkan pada awal tahun depan. Dan yang pasti, harga menjadi faktor penting lainnya – $3.499 adalah jumlah yang besar.”

Baca juga: Malaysia MADANI: Ekonomi Manusiawi ala Anwar Ibrahim

Pertaruhkan Reputasi Apple

Hartley Charlton, editor senior MacRumors, mengungkapkan keraguan mengenai daya tarik headset ini bagi konsumen umum. Menurutnya, pada awalnya headset ini mungkin tidak menarik bagi konsumen umum karena harganya yang sangat tinggi dan beberapa kekurangan yang dimiliki sebagai perangkat generasi pertama, seperti paket baterai kabel terpisah.

Meskipun demikian, ia mengatakan bahwa Apple memiliki reputasi dalam “mengatasi ketidakpercayaan” terhadap perangkat baru dan telah berhasil mendorong orang untuk “menginvestasikan uang mereka dalam menambahkan gadget baru ke repertoar mereka”.

Dalam promosi penjualan headset ini, Tim Cook menyatakan bahwa perangkat ini memungkinkan pengguna untuk “melihat, mendengar, dan berinteraksi dengan konten digital seperti di dalam ruangan fisik Anda”.

Vision Pro dikendalikan melalui kombinasi tangan, mata, dan suara pengguna, seperti mengetuk jari untuk memilih dan menggerakkan jari untuk menggulirkan konten.

Apple melaunching Vision Pro hanya seminggu setelah Meta dan Lenovo mengumumkan iterasi baru dari headset realitas virtual mereka yang sudah ada sebelumnya. Meskipun Meta juga sangat berinvestasi dalam realitas campuran, namun saat ini sektor ini sedang menghadapi tantangan.

Menurut International Data Corporation, pasar headset AR/VR mengalami penurunan penjualan global sebesar 54% pada tahun lalu. Sebagai informasi tambahan, rilis perangkat keras besar terakhir dari Apple adalah Apple Watch pada tahun 2015.

Thomas Husson dari Forrester Research berpendapat bahwa mungkin diperlukan waktu bagi headset baru ini untuk diterima secara luas. Ia menyatakan bahwa ruang augmented reality/virtual reality (AR/VR) telah sedikit dilebih-lebihkan dalam beberapa tahun terakhir dengan konsep metaverse dan pengalaman sejenisnya.

Karena itu, Husson percaya bahwa headset ini mungkin akan membutuhkan waktu lebih lama untuk diterima secara luas.

Artikel SebelumnyaMalaysia MADANI: Ekonomi Manusiawi ala Anwar Ibrahim
Artikel SelanjutnyaKebijakan Publik di Aceh Masih Kurang Islami

1 COMMENT

  1. blog informasi menarik terkait headset ar vr. Teknologi terus berkembang dan diintegrasikan dalam kehidupan sehari-hari. Sewa VR Jakarta merupakan contoh teknologi yang sering dimanfaatkan, terutama dalam dunia bisnis, yang memberikan pengalaman yang imersif dan inovatif di berbagai sektor.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here