
Komparatif.ID, Banda Aceh— Ketua DPP Partai Golkar Andi HS yang menjadi pembicara utama Bincang Golkar Sambil Ngopi; Proyeksi Golkar Aceh Pascapilkada, di aula gedung Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI) Aceh, Banda Aceh, Senin (5/5/2025) mengatakan Partai Golkar harus mengambil peran lebih besar dalam pembangunan Aceh.
Sebagai partai yang telah teruji dalam dua gelombang zaman; orde baru dan orde reformasi, Golkar perlu menempuh sejumlah langkah supaya menjadi trendsetter (penentu) sesuai dengan tupoksinya sebagai partai politik.
Untuk Aceh, Andi HS memberikan perbandingan pembangunan di era Orde Baru, kala Aceh dipimpin oleh Gubernur Ibrahim Hasan (1986-1993) dengan saat ini. Menurutnya di masa Ibrahim Hasan, Aceh mampu dibangun dengan sangat bagus.
Pantai barat-selatan yang sebelum Ibrahim Hasan harus ditempuh berhari-hari karena sulitnya transportasi, dibangun dengan sungguh-sungguh sehingga bebas rakit.
Baca juga: Mungkinkah Bustami Maju Pada Musda Golkar Aceh? Ini Kata Andi HS
Kemudian dia juga memberi contoh, sebelum Ibrahim Hasan, Banda Aceh selalu banjir. Setelah dibuatkan program pembangunan Krueng Aceh, ibukota Serambi Mekkah bebas banjir. Serta banyak hal-hal lain yang dilakukan Ibrahim Hasan, sehingga Aceh mampu berpacu dalam pembangunan kala itu.
Pada kesempatan itu Andi HS mengatakan karena acara tersebut merupakan upaya Golkar menyerap pandangan dari pihak luar, maka dia tidak harus bicara terlalu banyak tentang Golkar.
Dia meminta anak muda Aceh harus lebih peduli terhadap politik. Karena bila anak muda mengabaikan dunia politik, maka perpolitikan akan tidak baik.
Golkar Aceh Harus Lebih Berani
Dosen FISIP Universitas Syiah Kuala Banda Aceh Nofriadi, M.I.P, pada kesempatan itu mengajak Golkar Aceh lebih berani ke depan. pada Pilkada 2029, Golkar harus mencalonkan kadernya sendiri sebagai calon Gubernur Aceh.
Partai Golkar merupakan salah satu partai politik yang performanya sangat baik. Pada Pileg lalu partai tersebut berhasil menempatkan tiga wakilnya di Senayan, sembilan kursi di DPRA, dan 88 kursi di DPRK yang tersebar di seluruh Aceh.
Pencapaian Golkar bahkan semakin baik, meskipun pada Pilpres 2024 Golkar mendukung Prabowo Subianto-Gibran, padahal rakyat Aceh secara umum merupakan pemilih Anies Rasyid Baswedan.
Menurut Nofriadi, pencapaian pada Pileg 2024 menunjukkan bahwa Partai Golkar di Aceh memiliki banyak kader hebat, yang sangat dihargai di tengah masyarakat.
Ke depan, Golkar jangan lagi sekadar partai pengusung kandidat dari luar kader. Tapi harus menjadi pengusung kadernya sendiri pada Pilkada.
Kerja hari ini, kata Nofriadi, harus mampu mendongkrak pencapaian kursi menjadi 13 di DPRA, sehingga pada 2029, bisa mengusung calon tanpa harus menunggu dukungan dari parpol lain.