
Komparatif.ID, Banda Aceh— PT Bank Syariah Indonesia (BSI) kembali menunjukkan komitmennya dalam memajukan ekonomi lokal dan mendorong pertumbuhan wirausaha berbasis syariah di Aceh melalui program BSI Aceh Muslimpreneur (AMP) 2024.
Puncaknya berlangsung Sabtu (26/10/2024). Dari ribuan peserta yang berpartisipasi, 12 finalis terpilih melalui proses seleksi ketat. Finalis-finalis ini merupakan wirausahawan muda yang dinilai memiliki inovasi, visi, dan kemampuan bisnis sesuai dengan prinsip syariah yang diusung oleh BSI.
Direktur Retail Banking PT Bank Syariah Indonesia, Harry Gusti Utama, menyampaikan program BSI Aceh Muslimpreneur dirancang untuk membina dan meningkatkan kapasitas wirausaha muda di Aceh, sambil mengedepankan nilai-nilai syariah dalam inovasi bisnis.
Menurutnya, program ini tidak hanya melatih wirausaha muda dalam hal keterampilan bisnis, namun juga mengajarkan pentingnya menjalankan bisnis sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
“Kami sangat bangga dengan para pemenang BSI Aceh Muslimpreneur 2024. Mereka diharapkan dapat menciptakan perubahan signifikan bagi perekonomian daerah dan nasional,” ujar Harry pada Awarding BSI Aceh Muslimpreneur (AMP) 2024 di Landmark BSI Aceh, Sabtu (26/10/2024).
Program ini juga membuka peluang besar bagi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Aceh untuk memperluas pasar mereka hingga ke kancah internasional. Salah satu contoh keberhasilan adalah keterlibatan UMKM binaan BSI dalam pameran internasional di Jeddah, Arab Saudi.
Tak hanya itu, salah satu produk binaan lainnya, yakni UMKM Sambal Capli dari Aceh, meraih pesanan besar sebesar 29 ton dalam ajang BSI International Expo, yang menjadi momentum penting bagi produk lokal untuk menunjukkan kualitas dan daya saingnya di pasar global.
Harry memaparkan BSI melihat Aceh sebagai wilayah strategis yang memiliki potensi besar dalam pengembangan wirausaha, khususnya di kalangan generasi milenial.
Baca juga: Desa Nilam BSI: Inovasi Ekonomi Berbasis Komunitas & Keuangan Syariah
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BSI Institute, saat ini sekitar 914 ribu wirausaha muda di Aceh, 406 ribu di antaranya berada pada rentang usia produktif 15 hingga 34 tahun.
Potensi ini menjadikan Aceh sebagai fokus utama bagi BSI dalam membina dan mengembangkan UMKM berbasis syariah. Melalui BSI UMKM Center yang telah memberikan pendampingan kepada 2.046 UMKM di Aceh, BSI telah menyalurkan total pembiayaan sebesar Rp41,9 miliar, yang mencakup akses pendanaan, pelatihan, dan pendampingan usaha bagi UMKM yang beroperasi di berbagai sektor usaha.
Harry meyakini melalui BSI Aceh Muslimpreneur, wirausaha muda Aceh dapat menjadi penggerak ekonomi syariah yang tidak hanya kompetitif di pasar lokal, tetapi juga memiliki daya saing di pasar global.
Dengan pembinaan yang komprehensif, BSI berharap para wirausaha muda ini mampu membuka peluang-peluang baru, sehingga Aceh dapat semakin dikenal sebagai pusat pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia.
“Melalui BSI Aceh Muslimpreneur, kami yakin wirausaha muda Aceh dapat menjadi motor penggerak ekonomi syariah yang unggul. Mereka tidak hanya mampu bersaing secara lokal, tetapi juga membuka peluang di pasar global,” ujar Harry.
Program BSI Aceh Muslimpreneur 2024 ini menarik lebih dari 2.500 peserta yang tersebar di berbagai daerah di Aceh.
Para peserta dibagi ke dalam tiga kategori berdasarkan tingkat perkembangan usaha mereka, yaitu Starter untuk usaha yang baru dirintis, Scale-Up untuk usaha yang sedang berkembang, dan Sustainable untuk usaha yang sudah stabil dan berkelanjutan.
Dengan adanya pembagian kategori ini, BSI berupaya memberikan pelatihan dan pendampingan yang tepat sesuai kebutuhan masing-masing peserta.
Harry meyakini, dengan pendekatan yang sistematis serta pemanfaatan teknologi dan inovasi, wirausaha muda di Aceh dapat menciptakan perubahan besar yang mampu menghubungkan pasar lokal dengan peluang di pasar internasional.
“Kami yakin, dengan pembinaan yang tepat serta pemanfaatan teknologi dan inovasi, wirausaha muda Aceh dapat menciptakan perubahan signifikan, menghubungkan pasar lokal dengan peluang global, serta menjadikan Aceh sebagai salah satu pusat pertumbuhan ekonomi syariah yang unggul di Indonesia,” pungkas Harry.