
Komparatif.ID, Banda Aceh– Kapolda Aceh Irjen Pol Marzuki Ali Basyah mengingatkan para influencer lebih berhati-hati dalam menyampaikan informasi kepada publik. Ia menegaskan agar setiap informasi yang diterima terlebih dahulu dicek dan di-recheck sebelum dibagikan, demi menghindari dampak negatif yang bisa memengaruhi masyarakat.
Menurut Marzuki, influencer memiliki platform besar dengan jangkauan luas, sehingga bila informasi yang tidak benar tersebar tanpa proses verifikasi dapat menimbulkan keresahan.
“Influencer sekarang punya pengikut yang banyak, pengaruhnya besar. Kalau informasi yang belum jelas kebenarannya disebarkan, masyarakat bisa salah menerima dan ini berbahaya,” ujarnya saat Forum Komunikasi Kapolda Aceh dengan Awak Media, Influencer, dan Kasi Humas Jajaran di Humas Aula Presisi Mapolda Aceh, Kamis (2/9/2025).
Marzuki juga menyinggung perbedaan mendasar antara influencer dan media massa. Menurutnya, meski sama-sama memiliki platform yang dapat menjangkau khalayak luas, media massa bekerja dengan pondasi yang kuat berupa kode etik jurnalistik dan Undang-undang Pers.
Media massa, jelasnya, memiliki mekanisme verifikasi yang ketat sehingga informasi yang dipublikasikan memiliki dasar dan dapat dipertanggungjawabkan.
Baca juga: Kapolda: Meski Paling Aman, Aceh Harus Nyaman untuk Tarik Investor
“Media massa itu ada aturan mainnya, ada etika jurnalistik yang tidak bisa ditawar. Mereka harus melakukan verifikasi, check and recheck sebelum berita keluar. Sementara pemengaruh tidak punya aturan mengikat seperti itu. Karena itu saya minta jangan asal menyebarkan sesuatu sebelum benar-benar dipastikan kebenarannya,” tegasnya.
Selain meminta kehati-hatian dalam membagikan informasi, Kapolda juga mengimbau para pemengaruh agar lebih banyak mengangkat sisi positif tentang Aceh. Menurutnya, konten-konten yang membangun citra baik akan berdampak besar terhadap pandangan masyarakat luar terhadap Aceh.
“Kalau yang ditampilkan tentang Aceh selalu hal-hal yang buruk, maka orang di luar sana akan menilai Aceh tidak aman. Padahal kenyataannya banyak sekali sisi baik yang bisa diangkat. Justru dengan semakin baik citra Aceh, semakin mungkin investor mau datang ke sini. Investor tentu melihat bagaimana keamanan dan kenyamanan daerah sebelum mereka berinvestasi,” kata Marzuki.
Jenderal bintang dua asal Tangse itu menegaskan keamanan Aceh sejauh ini tetap kondusif, dan pihak kepolisian terus menjaga stabilitas tersebut. Karena itu, influencer diharapkan tidak hanya sekadar mengejar popularitas dengan konten kontroversial, melainkan juga berkontribusi dalam membangun citra positif Aceh.
“Influencer punya peran strategis, karena di era digital pengaruhnya bisa lebih cepat daripada media konvensional. Jadi mari gunakan pengaruh itu untuk hal yang baik, jangan sampai yang viral justru merugikan Aceh sendiri,” pungkasnya.
Berita negatif itu nggak ngaruh. bahkan daerah luar banyak yang lebih negatif. aceh itu termasuk salah satu daerah yang paling “tertutup”. terlalu banyak “unspoken rulesnya”. salah satu cara ya harus transparan.