Sabun dari Ampas Kopi Karya Mahasiswa USK Dapat Pendanaan Kemendiktisaintek

Sabun dari Ampas Kopi Karya Mahasiswa USK Dapat Pendanaan Kemendiktisaintek
Caffresh, sabun cuci tangan berbahan dasar ampas kopi dan jeruk nipis berhasil lolos seleksi PMK-K dan dapat pendanaan dari Belmawa Kemendiktisaintek. Foto: USK.

Komparatif.ID, Banda Aceh— Inovasi produk sabun cuci tangan ramah lingkungan berbahan dasar ampas kopi dan kulit jeruk nipis yang diberi nama Caffresh berhasil membawa tim mahasiswa Universitas Syiah Kuala (USK) meraih prestasi di tingkat nasional.

Produk ini lolos seleksi Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K) dan memperoleh pendanaan dari Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan (Belmawa) Kemendikbudristek.

Tim Caffresh diketuai oleh Putri Nabila, dengan anggota Nadhifa Aini, Nasywa Humaira Nasrul, dan Rifa Azzura dari Program Studi Farmasi, serta Elvira Qurratul Aini dari Program Studi Manajemen.

Seluruh proses pengembangan dilakukan di bawah bimbingan dosen farmasi, Apt. Fajar Fakri, S.Farm., M.S.Farm. Gagasan pembuatan sabun ini berawal dari keprihatinan terhadap meningkatnya limbah ampas kopi akibat konsumsi kopi yang semakin tinggi di masyarakat.

Putri Nabila menjelaskan, timnya berusaha memberikan nilai tambah dari limbah tersebut dengan mengolahnya menjadi sabun cuci tangan. Ampas kopi diketahui mengandung antioksidan yang mampu melindungi kulit dari radikal bebas serta butiran halus yang berfungsi sebagai eksfoliator alami.

“Alih-alih menjadi sampah, kami memutuskan untuk memanfaatkannya sebagai bahan utama sabun, sekaligus memberikan nilai tambah bagi kesehatan kulit,” ujar Putri, Minggu (21/9/2025).

Kulit jeruk nipis ditambahkan sebagai bahan utama lain karena kaya vitamin C yang berfungsi mencerahkan kulit, serta mengandung minyak atsiri, tanin, saponin, fenol, dan alkaloid yang memiliki sifat antibakteri alami.

Baca juga: Gandeng USK, Aceh Besar Mulai Riset Tenurial dan Hukum Adat

Tim tidak hanya fokus pada khasiat, tetapi juga pada aspek keamanan produk. Sabun Caffresh diformulasikan dengan pH seimbang dan tambahan pelembap sehingga tetap nyaman digunakan tanpa menimbulkan iritasi.

Putri Nabila menambahkan, timnya berharap Caffresh dapat menjadi pilihan alternatif bagi masyarakat yang mengutamakan kebersihan tangan dengan cara alami. Ia menegaskan produk ini sekaligus menjadi wujud kepedulian terhadap lingkungan, karena lahir dari bahan sederhana yang sering kali terbuang sia-sia.

Uji iritasi kulit telah dilakukan dan menunjukkan bahwa produk ini aman, bahkan bagi kulit sensitif. Hasil pengujian laboratorium juga memperlihatkan aktivitas antioksidan dan antibakteri yang efektif dalam melindungi kulit dari kerusakan akibat radikal bebas serta menghambat pertumbuhan bakteri penyebab penyakit.

Dosen pembimbing, Fajar Fakri, menegaskan penelitian dan pengujian yang dilakukan menjadi langkah penting dalam memastikan Caffresh tidak hanya sekadar inovasi, melainkan juga memiliki efektivitas nyata.

Ia menyebutkan, produk ini diharapkan dapat menjadi contoh nyata kewirausahaan berbasis sains yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan sekaligus memberikan manfaat kesehatan bagi masyarakat.

Menurut Fajar, Caffresh membuktikan bahwa mahasiswa mampu menghadirkan inovasi yang memberi dampak ganda. Di satu sisi memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak bernilai, di sisi lain menghasilkan produk baru yang sehat, aman, dan bernilai guna.

“Caffresh membuktikan bahwa inovasi mahasiswa dapat memberikan dampak positif ganda: memanfaatkan limbah yang sebelumnya tidak bernilai sekaligus menyediakan produk yang aman dan bermanfaat,” imbuhnya.

Artikel Sebelumnya7 SD di Aceh Barat Terancam Ditutup, YBHA PM: Harusnya Perbaiki Sistem Zonasi
Artikel SelanjutnyaAdhyaksa Aceh Auto Fest 2025 Dibuka, Pamerkan Berbagai Inovasi Otomotif

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here