Komparatif.ID, Lhokseumawe— Munculnya nama Om Bus –Bustami Hamzah—sebagai salah satu kandidat Ketua DPD I Partai Golkar Aceh, ditanggapi oleh akademisi Universitas Syiah Kuala Teuku Kemal Fasya. TKF menilai Om Bus belum memiliki pengalaman dalam memimpin partai politik.
Kontestasi jelang Musda XII Golkar Aceh, menarik perhatian banyak kalangan. Agenda suksesi partai tersebut menjadi perbincangan dari kalangan akar rumput hingga elit politik, tak terkecuali akademisi.
Sebagai akademisi, Teuku Kemal Fasya menilai bahwa Om Bus –nama populer Bustami Hamzah—belum memiliki pengalaman politik yang sangat besar. Ia baru mengelola politik secara luas pada Pilkada Aceh 2024. Itupun gagal memenangkan kontestasi.
Politik Bustami menurutnya belum melalui proses mobilisasi dan lobbying yang kuat di tingkat akar rumput.
Baca juga: Antara Om Bus dan Andi HS, Siapa “Dipilih” Ketum Golkar
Ia mengatakan untuk saat ini Andi Herianto Sinulingga masih sebagai sosok yang kuat untuk memimpin Golkar Aceh. Berbekal pengalaman politik yang panjang, dan memiliki kemampuan melakukan agregasi di luar, Andi HS memiliki kans besar menakhodai Partai Golkar di Aceh.
“Jadi bisa dikatakan saat sekarang Andi HS melenggang sendirian dalam pencalonan ketua umum DPD Aceh. Kecuali ada kader Golkar lain yang ikut serta,” kata Teuku Kemal Fasya.
Akademisi tersebut juga menyebut dua nama lain dari kader Golkar yaitu Teuku Raja Keumangan (TRK) yang saat ini anggota DPR RI, dan Ali Basrah Pasaribu, Wakil Ketua DPRA saat ini.
“Keduanya memiliki curriculum vitae politik lebih 10 tahun di Golkar. Bila mereka ikut maju, itulah tandem Andi HS. TRK dan Ali Basrah adalah tokoh kuat di jajaran Golkar yang telah memahami sejarah dan pengalaman politik di Partai milik Orde Baru tersebut,” kata TKF.