Komparatif.ID, Banda Aceh– Jelang Musda Partai Golkar Aceh, tersiar kabar bila Bustami Hamzah juga tertarik ikut berlaga. Dari desas-desus, Bustami ingin berkontribusi lebih nyata ikut membangun Partai Golkar Aceh.
Desas-desus tersebut sudah beredar satu bulan sebelumnya. Sehingga menimbulkan pro dan kontra. Menurut sejumlah kader Golkar, Bustami tidak ada peluang, karena belum menjadi kader Partai Golkar. Untuk mencalonkan atau dicalonkan, butuh waktu lima tahun mengabdi sebagai kader partai berlbang pohon beringin tersebut.
Lalu, bagaimana pendapat Andi HS? Ketua Bidang Kesejahteraan Rakyat DPP Partai Golkar tersebut menjelaskan, sebagai partai berbasis ideologi pembangunan dan kerakyatan, Partai Golkar tidak menutup pintu kepada siapapun.
Baca juga: Andi HS: Golkar Aceh Siap Akomodir Semua Kader di Musda
“Semua orang berpeluang. Sepanjang memenuhi persyaratan administrasi dan dukungan politik dari pemegang hak suara, siapa saja boleh maju,” terang politisi yang gemar baca buku tersebut.
Andi tidak menjelaskan lebih lanjut apakah Bustami Hamzah punya kans atau tidak. Tapi dari bisik-bisik sejumlah orang, ada tiket lain, yaitu diskresi Ketua Umum DPP Partai Golkar.
Hanya saja, mungkinkah Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia menerbitkan diskresi, mengingat Partai Golkar merupakan salah satu partai politik yang surplus kader potensial?
“Semua bisa terjadi. Peluang diskresi tetap ada. Tapi kader menginginkan para senior yang telah lama bekerja untuk Golkar,” sebut seorang kader.
Soal keinginan yang maju harus kader yang telah lama mengabdi, ternyata bukan suara yang tunggal. Dari konfirmasi Komparatif.ID ke beberapa kader lainnya, mereka juga sepakat bila ada calon dari luar Golkar mencalonkan diri.
“Golkar Aceh butuh nakhoda tangguh. Para senior orang-orang hebat. Tapi Aceh butuh kekuatan kolaborasi. Ini memungkinkan diskresi dilakukan,” sebut seorang kader lainnya.












