Komparatif.ID, Jakarta— Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) bersama Program Chevening segera kembali program beasiswa pascasarjana ke Inggris. Inisiatif ini merupakan bentuk investasi berkelanjutan dalam bidang pendidikan yang telah berjalan sejak tahun 2007.
Kabar tersebut disampaikan ujar Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria usai menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) Beasiswa Kominfo-Chevening di Kantor Kedutaan Besar Inggris, Jakarta, Jumat (31/5/2024).
Penandatanganan MoU dilakukan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Kominfo, Hary Budiarto, dan Head of Economic and Digital British Embassy Jakarta, Samuel Hayes. Kemitraan ini diharapkan dapat membuka peluang lebih luas bagi masyarakat Indonesia untuk melanjutkan pendidikan magister.
Sebagai alumni Chevening, Nezar Patria mengatakan program beasiswa tersebut merupakan salah satu yang paling kompetitif di dunia. “Pengalaman saya pribadi, saat itu ada sekitar tiga ribu pendaftar dan hanya 36 orang yang diterima. Jadi memang sangat kompetitif. Tapi jangan pernah putus asa. Coba terus,” tuturnya.
Sementara itu, Hary Budiarto menjelaskan beasiswa tersebut dirancang untuk mempersiapkan individu dengan keterampilan dan pengetahuan digital yang berkembang pesat. “Kami berharap kolaborasi ini akan melahirkan talenta-talenta unggul di bidang digital yang dapat membawa kehormatan bagi bangsa kita,” katanya.
Beasiswa ini akan menyediakan peluang bagi lima orang bibit unggul dari Indonesia setiap tahunnya. Fasilitas yang disediakan mencakup biaya pendidikan, termasuk ujian dan tesis, biaya hidup bulanan, serta biaya perjalanan ke dan dari negara asal.
“Para penerima beasiswa ini tidak hanya akan berkontribusi pada ekosistem digital negara kita, tetapi juga mewakili kekuatan dan potensi sumber daya manusia kita di panggung global,” tambah Hary Budiarto.
Baca juga: Nezar Patria: Riset Kunci Tumbuhnya Ekonomi Digital
Wamenkominfo juga menyampaikan apresiasi kepada British Foreign and Commonwealth Office serta Kedutaan Inggris di Jakarta atas dukungan mereka dalam mengembangkan talenta digital unggulan Indonesia. “Beasiswa ini akan menjadi kunci dalam melahirkan talenta digital unggulan dan mewujudkan Visi Indonesia Digital 2045,” tegasnya.
Ia berharap penandatanganan MoU ini dapat mempererat kolaborasi antara pemerintah Indonesia dan Kerajaan Inggris. Kominfo berencana untuk memperluas cakupan beasiswa ini, baik dari segi studi maupun jumlah peserta.
“MoU hari ini adalah langkah awal yang harus terus ditingkatkan. Kami di Kominfo berencana untuk memperluas cakupan studinya dan juga jumlah peserta yang bisa dikolaborasikan dengan Chevening agar semakin meningkat tahun ke tahun,” jelas Nezar Patria.
Duta Besar Inggris untuk Indonesia dan Timor Leste, Dominic Jermey, menyambut baik kolaborasi ini. Ia menilai kedua negara memiliki kepentingan bersama dalam pengembangan sumber daya manusia berkualitas tinggi, terutama di bidang teknologi informasi dan komunikasi.
“Kami menyambut baik kolaborasi hebat ini dengan Kemenkominfo. Keterampilan akademis dan koneksi dari para penerima beasiswa memberikan peluang besar bagi mereka untuk menjadi pelopor di bidangnya masing-masing, baik di bidang ekonomi digital, kebijakan publik, smart city, hingga inovasi digital lainnya,” ujarnya.