Persamaan Aceh dan Uzbekistan

Aceh dan Uzbekistan
Gadi Aceh (kiri) dan gadis Uzbekistan. Dua negeri ini dikenal melahirkan banyak perempuan cantik dan pria rupawan. Foto: Instagram @ashashara dan @utusanriau.

Aceh dan Uzbekistan memiliki beberapa persamaan. Sesuatu yang menarik dilihat dari teropong budaya.

Setelah menaklukkan Indonesia U-23 di semifinal Piala Asia U-23 2024, Senin (29/4/2024) banyak yang penasaran dengan Uzbekistan. Bagi tifosi Timnas Indonesia di Aceh, Uzbekistan seperti terasa dekat, meski jaraknya mencapai 5.178 kilometer.

Bagi warga Aceh yang ingin berkunjung ke Uzbekistan, bila terbang langsung dari Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda, Blang Bintang, Aceh Besar, harus melalui ruang udara India, Nepal, Pakistan, Afghanistan, Turkmenistan, dan barulah tiba di Bandar Udara Internasional Islam Karimov Tashkent.

Uzbekistan merupakan negara yang tidak memiliki laut. Penduduk di sana, bila tidak pernah keluar negeri, maka sepanjang hidupnya tidak punya kesempatan melihat laut. Negara itu terkurung daratan negara-negara tetangga.

Baca: Mengudap Lobster Simeulue dan Keureuling Manggeng

Lalu apa hubungannya Aceh dan Uzbekistan? Sejauh ini, belum ditemukan hubungan bilateral antara Aceh dan Uzbekistan. Negara yang berada di Asia Tengah tersebut sejauh ini belum punya hubungan historis dan bisnis dengan Aceh, tatkala Aceh masih menjadi sebuah negara.

Dari sisi keilmuan, orang-orang Aceh sejak dulu hingga saat ini, tentu punya hubungan spesial dengan Uzbekistan. Salah satunya, di negara tersebut Imam Bukhari lahir.

Lalu apa saja persamaan Aceh dan Uzbekistan?

  1. Mayoritas Islam

Penduduk Aceh dan Uzbekistan mayoritas berpenduduk Islam. Islam Sunni mendominasi aliran di sana, dengan mazhab utama Hanafi. Di Aceh mazhab utama Syafii.

  1. Etnis Utama mendominasi

Meski terdiri dari berbagai etnis yang membentuk Uzbekistan, tapi etnis Uzbek merupakan mayoritas. Jumlah mereka mencapai 21,48 juta orang. Sedangkan etnis Aceh berjumlah 3.1 juta orang.

  1. Negeri 1000 Masjid

Sebagai negara Asia Tengah yang dipengaruhi oleh arsitektur Persia, Uzbekistan merupakan negara dengan bangunan masjid-masjid indah di senatero negeri. Jumlah masjid di Uzbekistan sebanyak 2098 unit. Salah satu masjid paling terkenal di sana yaitu majid Bibi-Khanym di Samarkand. Sedangkan masjid utama di Aceh dan paling terkenal yaitu Masjid Raya Baiturahman, Banda Aceh. Jumlah masjid di Aceh 4.269. Dalam konteks jumlah masjid, Uzbekistan kalah. Lagi-lagi, masjid menjadikan Aceh dan Uzbekistan berada dalam satu frekuensi.

  1. Kaum Pria Suka Nongkrong

Orang-orang Uzbekistan –laki-laki—gemar nongkrong di warung teh. Para pria Uzbekistan sering nongkorong di chaikana –seringkali berbentuk sederhana—untuk menyeruput teh di dalam cangkir porselain sembari mengobrol. Orang Uzbekistan gemar menyeruput teh tanpa gula. Teh hijau disebut kuk-choy. Teh hitam disebut kora-choy. Teh Uzbekistan dengan gula memiliki namanya sendiri — kand-choy.

Sama dengan pria Aceh yang gemar berkumpul di warung kopi. Menikmati kopi panas yang disajikan di dalam gelas, sembari membicarakan banyak hal dengan teman-teman semeja. Kopi di Aceh terdiri dari dua varian yaitu robusta dan arabica. Juga ada sanger sebagai varian baru. Orang Aceh juga menggemari teh, meski tidak menjadi konsumsi utama.

  1. Makanan Super Enak

Kesamaan Aceh dan Uzbekistan untuk selanjutnya yaitu soal makanan enak-enak. Orang-orang luar Aceh, mengenal Serambi Mekkah sebagai salah satu pusat kuliner paling enak di Nusantara. Makanan Aceh sangat berempah, penuh dengan daging-dagingan, berlemak, dan tentu saja kaya protein hewani.

Makanan Aceh yang terkenal seperti kuah beulangong, sie reuboh, si kameng Bireuen, sie itek Bireuen, sie manok gampong, sie itek masak puteh, sie leumo masak puteh, geumuloh teucrah, asam udeung, geumuloh panggang, dan lain-lain.

Jangan lupa juga sajian kuah pliek, dan mi Aceh yang legendaris.

Demikian juga Uzbekistan, makanannya penuh dengan rempah dan daging. Hidangan khas Uzbekistan adalah palov (plov atau osh atau palov, “pilaf”), hidangan utama yang biasanya dibuat dengan nasi, potongan daging, wortel parut, dan bawang bombay . Biasanya dimasak dalam kazan (atau deghi ) di atas api terbuka; buncis, kismis, barberi, atau buah dapat ditambahkan untuk variasi.

Hidangan nasional terkenal lainnya termasuk shurpa ( shurva atau shorva ), sup yang terbuat dari potongan besar daging berlemak (biasanya daging kambing) dan sayuran segar; norin dan lagman, hidangan berbahan dasar mie yang dapat disajikan sebagai sup atau hidangan utama; manti (juga disebut qasqoni ), chuchvara, dan somsa, kantong berisi adonan yang disajikan sebagai hidangan pembuka atau hidangan utama (mulai dari “sangat bersisik dan kaya” hingga “berat, kaku”; dimlama (rebusan daging dan sayur) dan aneka kebab, biasanya disajikan sebagai hidangan utama.

Hmmm, kuliner berempah dan penuh daging, menjadi titik temu antara Aceh dan Uzbekistan.
  1. Perempuan Cantik-cantik

Di Sumatra, Aceh merupakan salah satu lumbung perempuan cantik dan lelaki ganteng. Bentuk wajah yang tidak seragam –meski satu rumah—telah melahirkan kecantikan dan kegantengan orang Aceh eksotis.

Percampuran gen bangsa dalam tubuh orang Aceh yaitu adanya gen India, Arab, Champa, Eropa dan Cina –dalam jumlah kecil- telah menyebabkan rupa dan bentuk tubuh orang Aceh tidak seragam. Bahkan dalam satu bingkai wajah alias champa, hidung Hindustan, bibir Arab, mata Eropa.

Demikian juga Uzbek, mereka lahir dari perpaduan berbagai bangsa tua seperti Persia, Turk, Mongolia, telah melahirkan orang-orang Uzbek yang eksotis. Meski berkulit putih, tapi wajah-wajah mereka bisa berbeda meski dalam satu rumah.

  1. Pesta Pernikahan yang Meriah

Di Aceh, pernikahan merupakan hal istimewa. Umumnya hanya digelar satu kali seumur hidup. Mengadakan pesta dengan mengundang 1.000 sampai 2.000 tamu merupakan hal biasa di Aceh. Demikian juga di Uzbekistan. Saat mereka menggelar pesta pernikahan, diundang banyak orang. Meski tidak mencapai ribuan orang seperti di Aceh.

Itulah beberapa persamaan Aceh dan Uzbekistan. Ada yang lain? Mari berbagi.

Artikel SebelumnyaNasionalisme Acong & Syi Ayak Uzbekistan
Artikel SelanjutnyaNyonya N & The Gank Dituntut Hukuman Mati
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here