Terkait Kematian Sulaimansyah, 3 Prajurit Raider Khusus 111/Karma Bhakti Ditahan

Raider Khusus 111/Karma Bhakti
Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda (Kapendam IM) Kolonel Inf. Drs Alim Bahri, Sabtu (15/6/2024) dalam konferensi persnya di Media Center Kodam IM, menerangkan kasus tewasnya Sulaimansyah telah masuk ke ranah penyelidikan di Polisi Militer (POM). Dia mengatakan korban meninggal karena melompat ke sungai kering. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Banda Aceh—Tiga prajurit TNI anggota Kompi Senapan Batalyon Infanteri Raider Khusus 111/Karma Bhakti, telah ditahan di Kodam Iskandar Muda. Ketiganya ditahan karena diduga terlibat dalam kasus tewasnya Sulaimansyah (36) warga Gampong Terujak, Kecamatan Serbajadi, Aceh Timur, Sabtu (18/5/2024) dini hari.

Kepala Penerangan Kodam Iskandar Muda (Kapendam IM ) Kolonel Inf. Drs Alim Bahri, Sabtu (15/6/2024) dalam konferensi persnya di Media Center Kodam IM, menerangkan kasus tewasnya Sulaimansyah telah masuk ke ranah penyelidikan di Polisi Militer (POM).

Dalam kasus tersebut terdapat tiga orang tersangka dari kalangan prajurit TNI Kompi Senapan Batalyon Infanteri Raider Khusus 111/Karma Bhakti. Terdiri dari satu orang perwira, dan dua bintara. Salah seorang prajurit yang tertua bernama Letnan A.

Baca: Iwan Dukung, Preman Besar Pendukung Aceh Merdeka

Kolonel Inf. Drs Alim Bahri menyebutkan dalam waktu dekat kasus tersebut akan dinaikkan ke oditur militer, supaya dapat dilakukan proses hukum selanjutnya menuju persidangan militer.

Pihak Kodam Iskandar Muda berjanji, proses persidangan militer tersebut akan digelar secara terbuka, dan transparan. Masyarakat dan wartawan diperkenankan melihat langsung proses persidangan.

“Persidangan itu akan secara terbuka dilakukan oleh oditur militer, semua masyarakat dan wartawan silahkan untuk mendengarkan hasil dari kejadian tersebut, ini sifatnya terbuka dalam persidangan,” sebut Kolonel Alim Bahri.

Pihak militer telah bergerak melakukan pengusutan sejak kasus tersebut dilaporkan orangtua korban kepada Polisi Militer di Aceh Timur. Dari laporan tersebut, kemudian pihak Kodam Iskandar Muda menurunkan penyidik untuk melakukan investigasi. Dari proses investigasi tersebut, ditemukan tiga orang terduga pelaku.

Bila terbukti bersalah, mereka akan mendapatkan hukuman sesuai dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer.

Kronologis Menurut TNI

Pada kesempatan itu Kolonel Inf. Drs Alim Bahri menyebutkan, pada saat Sulaimansyah melintas di depan Batalyon Raider Khusus 111/Karma Bhakti, Sulaimansyah dan temannya dikejar karena diduga membawa ganja.

Satu orang teman Sulaimansyah ditangkap oleh prajurit Raider Khusus 111/Karma Bhakti. Melihat temannya telah ditangkap oleh prajurit Raider Khusus 111/Karma Bhakti, Sulaimansyah panik, dan kemudian melompat ke sungai.

Baca: Sulaimansyah Diduga Dianiaya Oknum TNI Hingga Tewas, Keluarga Minta Keadilan

Ternyata sungai tersebut kering. Otomatis Sulaimansyah terjatuh ke bawah dan menimpa bebatuan. Dia meninggal di lokasi kejadian. Oleh karena itu, Alim Bahri mengatakan tidak benar bila korban meninggal karena ditembak.

“Jadi apa yang disampaikan berita kemarin itu saya mengatakan itu tidak benar, karena bukan tembakan tapi semacam jatuh di air. Digarisbawahi bukan tembakan, jatuh di sungai karena sungai itu tidak ada airnya,” sebutnya.

Dia mengatakan juga, bila merasa tidak bersalah, seharusnya tidak perlu melompat ke dalam sungai. Akan tetapi karena merasa bersalah, maka dia melompat ke dalam sungai.

Perwira tersebut mengatakan juga, sudah 12 orang diperiksa sebagai saksi. Semuanya mengatakan korban bukan dianiaya dan ditembak, tapi terjun ke dalam sungai yang kering. Bahkan yang mengangkat jenazah korban ke atas juga dilakukan oleh masyarakat.

Kematian Sulaimansyah Menurut Keluarga

Sementara itu, pihak keluarga bersama Lembaga Bantuan Hukum  (LBH) Banda Aceh, Jumat (14/6/2024) menggelar konferensi pers. Dalam konferensi tersebut ayah korban, Salat Ibrahim (52) mengatakan putranya tewas karena diduga dianiaya oleh oknum TNI dari kompi senapan Batalyon Infanteri Raider Khusus 111/Karma Bhakti pada Sabtu (18/5/2024) dini hari.

Salat tegas menyebut penyebab meninggalnya putranya bukan akibat kecelakaan seperti keterangan yang diberikan pihak keamanan kepada media beberapa waktu lalu.

“Bukan kecelakaan, tapi penganiayaan oleh oknum Raider Khusus 111/Karma Bhakti ,” tegasnya pada konferensi pers di halaman kantor LBH Banda Aceh.

Salat menjelaskan kejadian bermula saat Sulaimansyah bersama temannya Zainuddin dicegat oknum TNI  prajurit Raider Khusus 111/Karma Bhakti di jembatan lengkok Dusun Cane, Desa Rampah, Kecamatan Serbajadi, Kabupaten Aceh Timur.

Usai ditangkap oknum TNI Raider Khusus 111/Karma Bhakti, Salat menyebut anaknya lalu dipisah dari temannya dan dianiaya hingga tewas. Sulaimansyah sempat dilarikan ke Puskesmas Kecamatan Serbajadi untuk mendapatkan perawatan medis, namun nyawanya tidak tertolong.

Kepala Operasional (Kaops) LBH Banda Aceh Muhammad Qodrat menyebut, keluarga menemukan berbagai luka akibat pukulan benda tumpul dan tajam di sekujur tubuh korban. Ia mengklaim luka-luka tersebut bukan akibat akibat terjatuh dari jembatan.

Tidak hanya itu, Qodrat menjelaskan berdasarkan keterangan Zainuddin yang kini ditahan di Polres Aceh Timur, mereka berdua tidak mengalami kecelakan tapi ditangkap oleh oknum TNI.

LBH Banda Aceh menyebut kasus tewasnya Sulaimansyah sebagai perbuatan extrajudicial killing yang dilakukan aparat keamanan kepada sipil. “Itu tentu saja extrajudicial killing yang dilakukan secara terencana,” ungkapnya.

Artikel SebelumnyaMeugang Hari Pertama: Harga Daging Sapi di Pidie Turun Jadi Rp160 Ribu
Artikel SelanjutnyaJelang Iduladha, Harga Bahan Pokok di Pidie Alami Kenaikan
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here