Warga Pegasing Jalan Kaki 13 Jam Untuk Jual Hasil Kebun

Warga Pegasing Jalan Kaki 13 Jam Untuk Jual Hasil Kebun
Warga Uring, Kecamatan Pegasing memikul beras berjibaku dengan lumpur di jalan yang rusak parah akibat banjir dan longsor. Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Lhokseumawe— Safri, warga Kampung Uring, Kecamatan Pegasing, Kabupaten Aceh Tengah, harus menempuh perjalanan panjang dengan berjalan kaki selama tiga belas jam untuk menjual hasil kebunnya.

Ia melewati rute Gunung Salak hingga Simpang KKA dan tiba di Lhokseumawe pada Jumat (18/12/2025) setelah berangkat dari rumahnya sejak siang hari. Perjalanan tersebut dilakukan karena kondisi jalan yang sulit dilalui pascabanjir dan longsor.

Safri mengungkapkan, ia dan warga lainnya terpaksa berjalan kaki lantaran akses jalan tidak memungkinkan dilalui kendaraan. “Karena terdapat jalan susah dilewati, kami mulai berangkat jalan kaki dari rumah pukul sebelas siang hari, sampai di Lhokseumawe pukul 12 malam,” ujarnya.

Perjalanan panjang itu ditempuh demi menjual hasil kebun agar dapat memenuhi kebutuhan hidup keluarga.

Kondisi pascabanjir dan longsor juga berdampak besar terhadap ketersediaan bahan pangan di wilayah tempat tinggal mereka. Safri mengatakan, pada minggu pertama setelah bencana, warga sempat mengalami kelaparan karena tidak tersedianya sembako di warung-warung kelontong.

Baca juga: Akses Nagan Raya–Aceh Tengah Mulai Terbuka, Jembatan Darurat Bisa Dilalui Motor

Situasi tersebut memaksa mereka bertahan dengan memanfaatkan sumber pangan seadanya yang ada di sekitar lingkungan.

Untuk mencukupi kebutuhan makan sehari-hari, Safri menyebutkan warga mengonsumsi pisang, buah ubi, atau jenis tumbuhan lain yang bisa dimakan. Upaya bertahan hidup tersebut dilakukan hingga pasokan bahan pokok mulai tersedia kembali, meski dengan harga yang jauh lebih tinggi dari biasanya.

Saat ini, sejumlah bahan pokok disebut sudah mulai tersedia di pinggiran jalan Kota Takengon. Namun, harga yang ditawarkan dinilai memberatkan warga.

Safri menyampaikan harga beras mencapai Rp400 ribu untuk kemasan 15 kilogram. Telur dijual seharga Rp150 ribu per papan, sementara minyak goreng curah dibanderol Rp30 ribu per kilogram.

Gula manis juga dijual dengan harga Rp30 ribu per kilogram dan masih tergolong langka. Selain itu, harga bahan bakar minyak mencapai Rp35 ribu per liter.

Artikel SebelumnyaPemkab Pidie Minta APH Tindak Pangkalan LPG 3 Kg yang Jual di Atas HET
Artikel SelanjutnyaAKBP Andi Kirana Dimutasi Sebagai Kapolresta Banda Aceh

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here