Warga Aceh Mengantre Berjam-jam di SPBU

Pertamina Sebut Stok Aman, Gangguan pada Distribusi

Warga Aceh Mengantre Berjam-jam di SPBU
Antrean di Kilometer 1 Juli, Bireuen, Selasa malam, (2/12/2025). Foto: Komparatif.ID/Muhajir Juli.

Komparatif.ID, Banda Aceh– Warga Aceh harus mengantre berjam-jam di SPBU untuk mendapatkan BBM. Antrean panjang kendaraan terjadi di sejumlah SPBU di Banda Aceh dan Aceh Besar sejak Selasa (2/12/2025). Di SPBU Lamnyong Banda Aceh, antrean memanjang hingga satu kilometer mencapai jembatan Krueng Cut, Kajhu.

Situasi serupa juga terlihat di SPBU Lingke dengan panjang antrean mencapai sekitar 500 meter hingga Kantor Gubernur Aceh, antrean dilaporkan bertahan hingga Rabu dini hari (3/12/2025).

Di SPBU Lueng Bata, antrean kendaraan pada Selasa malam (2/12) mencapai sekitar 200 meter hingga depan kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Aceh. Sejumlah warga mengaku harus menunggu berjam-jam untuk mendapatkan Bahan Bakar Minyak (BBM).

Rijal (34), kepada Komparatif.ID mengatakan ia baru mendapatkan BBM setelah lebih dari tiga jam mengantre. Ia mulai mengantre sejak Magrib dan baru berhasil mengisi BBM sekitar pukul 22.30 WIB.

Menurut Rijal, ia sempat kehabisan bensin karena mendapatkan kabar stok BBM di Banda Aceh aman. Ia kemudian harus meminjam bensin dari temannya agar dapat mencapai SPBU Lueng Bata.

“Ini minyak terakhir, katanya BBM cukup, tapi tidak kelihatan. Pengecer semua tutup, SPBU semua mengantre. Kalau saya tidak mengantre, BBM habis total dan saya tidak bisa ke mana-mana,” ujarnya.

Baca juga: Sejumlah Bahan Pokok di Bireuen Mulai Langka

Selain Banda Aceh, antrean serupa juga terlihat di berbagai wilayah Aceh lainnya seperti Aceh Besar, Pidie, Pidie Jaya, Bireuen, hingga sejumlah daerah lain. Di SPBU SPBU Cot Gapu Bireuen, antrean mencapai sekitar satu kilometer hingga depan RSU Jeumpa Hospital.

Penjelasan Pertamina

Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut menjelaskan situasi ini dipengaruhi oleh hambatan akses distribusi akibat cuaca ekstrem beberapa hari terakhir. Banjir, longsor, dan kerusakan jembatan di jalur utama seperti Bireuen–Takengon, Pidie Jaya, Aceh Tengah, Aceh Tamiang, hingga Gayo Lues menyebabkan pergerakan mobil tangki terhambat, bahkan pada beberapa titik tidak dapat melintas.

Kondisi tersebut mengakibatkan keterlambatan suplai ke sejumlah SPBU dan SPBE. Pertamina menegaskan kekosongan yang terjadi di beberapa SPBU bukan karena stok habis di terminal, melainkan karena mobil tangki tidak dapat menjangkau lokasi.

Begitu jalur dinyatakan aman atau tersedia rute alternatif, suplai kembali dilakukan secara bertahap.

Selain BBM, distribusi LPG juga mengalami dampak serupa karena jalur darat menuju beberapa SPBE dan agen belum sepenuhnya pulih. Untuk mengantisipasi kondisi ini, langkah darurat disiapkan termasuk pengiriman LPG melalui jalur laut menggunakan Skid Tank dari Terminal LPG Arun ke Banda Aceh danAceh Barat, jika jalur darat belum bisa dilalui.

Sementara itu, Pemerintah Aceh mengatakan stok BBM tetap aman. Juru Bicara Pos Komando Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh, Murthalamuddin, mengatakan antrean kendaraan terjadi karena pelayanan SPBU terganggu akibat pemadaman listrik bergilir, bukan karena kelangkaan BBM.

“Secara stok tidak ada masalah dengan bahan bakar minyak di Banda Aceh. Gangguan terjadi karena suplai listrik PLN tidak konstan, sehingga proses pengisian dan pelayanan ikut terhambat,” katanya dalam konferensi pers, Selasa (2/12/2025).

Murthalamuddin mengimbau warga tidak melakukan pembelian berlebihan karena distribusi akan kembali normal secara bertahap seiring membaiknya kondisi cuaca dan akses transportasi.

“Kami imbau masyarakat tidak panik. Panic buying tidak diperlukan karena stok dijamin aman,” ujarnya.

Artikel SebelumnyaSejumlah Bahan Pokok di Bireuen Mulai Langka
Artikel Selanjutnya50 Persen Gampong di Aceh Terdampak Banjir dan Longsor

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here