Komparatif.ID, Banda Aceh— Universitas Syiah Kuala (USK) melalui kolaborasi Program Pengabdian Kepada Masyarakat Berbasis Pembangunan Berkelanjutan dan Kuliah Kerja Nyata Tematik Pengabdian Tahun 2025 menerapkan teknologi ramah lingkungan berupa eco enzyme untuk mengelola limbah dan mengurangi bau kandang itik di Gampong Ajee Rayeuk, Kecamatan Ingin Jaya, Kabupaten Aceh Besar.
Program ini menyasar wilayah dengan aktivitas peternakan itik yang berkembang, seiring program ketahanan pangan pemerintah, namun masih menghadapi persoalan pengelolaan kandang yang bersifat tradisional.
Kegiatan pengabdian tersebut dilaksanakan oleh tim dosen Universitas Syiah Kuala yang diketuai Dr. Ir. Zuraida Hanum, S.Pt., M.Si., IPU, bersama drh. Rastina, M.Si. dan dr. Zahratul Aini, M.Biomed., Sp.KKLP.
Pelaksanaan program turut didukung mahasiswa Fakultas Pertanian Program Studi Peternakan yang menjalani KKN Tematik, yakni Andi Anugrah Putra, Rafli Albar Al Haj, Muhammad Qautsar, dan Gilang Fajar Hidayat.
Kolaborasi dosen dan mahasiswa ini diarahkan untuk memberikan solusi yang dapat diterapkan langsung oleh masyarakat desa.
Gampong Ajee Rayeuk selama ini dikenal sebagai salah satu wilayah dengan peternakan itik yang cukup aktif. Namun, pengelolaan kandang yang belum optimal menimbulkan bau menyengat, meningkatnya populasi lalat, serta potensi gangguan kesehatan lingkungan bagi warga sekitar.
Ketua tim pengabdian, Dr. Ir. Zuraida Hanum, menjelaskan eco enzyme dipilih karena bahan bakunya berasal dari limbah organik rumah tangga yang mudah diperoleh masyarakat.
Baca juga: Sabun dari Ampas Kopi Karya Mahasiswa USK Dapat Pendanaan Kemendiktisaintek
Menurutnya, selain murah dan mudah dibuat, eco enzyme efektif untuk mengurangi bau kandang itik sekaligus meningkatkan sanitasi lingkungan peternakan. Ia menilai teknologi ini sesuai dengan kondisi desa dan dapat diproduksi secara mandiri oleh warga.
“Eco enzyme dibuat dari limbah organik rumah tangga yang mudah diperoleh masyarakat. Selain ramah lingkungan dan murah, penggunaannya efektif untuk mengurangi bau kandang itik dan meningkatkan sanitasi lingkungan peternakan,” ujarnya, Sabtu (20/12/2025).
Dalam pelaksanaannya, mahasiswa KKN Tematik bersama masyarakat setempat menggelar pelatihan pembuatan eco enzyme. Proses yang dilakukan meliputi pengumpulan bahan, fermentasi, penyaringan, hingga pengaplikasian langsung di kandang itik.
Hasil pemantauan menunjukkan adanya penurunan bau kandang serta kondisi lingkungan sekitar yang lebih bersih dibandingkan sebelumnya.
Keuchik Gampong Ajee Rayeuk, Ambia, menyampaikan apresiasi atas keterlibatan Universitas Syiah Kuala dalam membantu masyarakat desa.
Ia menilai program tersebut memberikan manfaat nyata karena warga tidak hanya memperoleh solusi atas persoalan bau kandang, tetapi juga pengetahuan baru mengenai pengelolaan lingkungan yang lebih baik dan berkelanjutan.
Ketua KKN Tematik Gampong Ajee Rayeuk, Andi Anugrah Putra, mengatakan keberhasilan program tidak terlepas dari partisipasi aktif masyarakat. Ia menyebutkan pendampingan dilakukan agar warga mampu memproduksi dan menggunakan eco enzyme secara mandiri sehingga manfaatnya dapat dirasakan dalam jangka panjang meskipun kegiatan KKN telah berakhir.
Selain pengelolaan lingkungan peternakan, kegiatan ini juga dilengkapi dengan penyuluhan kesehatan keluarga peternak oleh dr. Zahratul Aini. Penyuluhan tersebut menekankan pentingnya kebersihan kandang dan penerapan perilaku hidup bersih dan sehat untuk mencegah penyakit, baik pada ternak maupun manusia.












