
Komparatif.ID, Banda Aceh— Badan Pengelola Migas Aceh (BPMA) bersama Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) Medco E&P Malaka kembali sukses melaksanakan kegiatan lifting kondensat dari Blok A pada Accepted Loading Date (ALD) 17–18 Oktober 2025.
Keberhasilan ini menjadi tonggak penting dalam upaya mempertahankan kinerja produksi pasca shutdown maintenance yang sempat dilakukan beberapa waktu lalu.
Kegiatan lifting yang berlangsung di Terminal Blang Lancang, eks Kilang Arun, tersebut memuat total 60.730,41 barel kondensat ke kapal MT Union Trust. Kondensat tersebut dikirim untuk kebutuhan domestik ke Kilang TPPI Tuban, dengan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) sebagai pembeli.
Proses pengapalan berjalan lancar sesuai jadwal dan menjadi bagian penting dari pencapaian target lifting kondensat tahun 2025 dari WK Aceh yang dikelola oleh BPMA.
Pengawas lifting BPMA yang bertugas di lapangan, Irfansyah, menjelaskan pelaksanaan kali ini memiliki struktur kargo yang bervariasi. Ia menyebut total kargo dibagi menjadi tiga bagian, di mana dua di antaranya merupakan unload volume Proforma Lifting (PPL) dari periode sebelumnya, yaitu Juni dan September, sementara satu kargo lainnya merupakan lifting untuk periode Oktober 2025.
Baca juga: BPMA & PGE Ekspor 87.994 Barel Kondensat ke Thailand
Proses pemuatan ke kapal dimulai pada 17 Oktober 2025 pukul 23.30 WIB dan selesai pada 18 Oktober 2025 pukul 06.24 WIB.
Kepala Divisi Operasi Produksi BPMA, Ibnu Hafizh, mengungkapkan dengan terlaksananya lifting tersebut, realisasi kumulatif lifting kondensat dari Blok A telah mencapai 237.310,37 barel atau setara dengan 781 barel per hari (BOPD).
Angka ini mencerminkan sekitar 98 persen dari target Work Program and Budget (WP&B) 2025 yang ditetapkan sebesar 800 BOPD. Menurut Ibnu, capaian ini diraih hingga pertengahan Oktober atau kuartal ketiga, dan masih terdapat waktu satu kuartal lagi hingga akhir Desember 2025 untuk menuntaskan target yang telah ditetapkan.
Ia menyampaikan optimisme bahwa target tersebut dapat dicapai dengan baik. “Insya Allah target yang sudah ditetapkan pada WP&B 2025 bisa dicapai dengan baik dan sukses,” ujarnya, Jumat (24/10/2025).
Ibnu menambahkan, capaian ini patut diapresiasi karena kegiatan produksi di Blok A sempat mengalami shutdown maintenance panjang sejak akhir Juli hingga awal September 2025. Setelah shutdown tersebut, sempat terjadi anomali produksi hingga awal Oktober 2025 sebelum akhirnya kegiatan produksi kembali stabil.
Shutdown yang dilakukan mencakup pekerjaan utama pada sumur Alur Siwah, termasuk penggantian X-Mass Tree dan acid fracturing, serta sejumlah pekerjaan pemeliharaan di fasilitas pemrosesan gas Alur Siwah Central Processing Plant (AS CPP).
Setelah seluruh pekerjaan selesai, proses ramp-up produksi kembali ke kondisi normal dapat dilakukan pada awal Oktober 2025.
Deputi Operasi BPMA, Muhammad Mulyawan, turut memberikan apresiasi atas keberhasilan tersebut. Ia menyebut capaian ini sebagai energi positif bagi industri migas Aceh.
“Capaian ini menjadi energi positif bagi kinerja migas Aceh. Setelah melalui masa shutdown panjang, Blok A mampu kembali stabil dan berkontribusi terhadap lifting kondensat nasional. Harapannya, produksi kondensat dapat terus dijaga dan ditingkatkan untuk mendukung target nasional tahun berjalan,” katanya. (Adv)











