
Komparatif.ID, New York— Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan penangguhan sementara penerapan tarif timbal balik bagi lebih dari 75 negara, termasuk Indonesia, selama 90 hari ke depan.
Keputusan ini diumumkan langsung oleh Trump melalui unggahan di platform media sosialnya, Truth Social, pada Rabu (9/4/2025).
Dalam pernyataannya, Trump mengatakan semua negara yang sebelumnya dikenai tarif resiprokal kini akan kembali dikenakan tarif universal sebesar 10 persen, setidaknya untuk tiga bulan mendatang.
Ia menyebut bahwa keputusan ini diambil setelah banyak negara, lebih dari 75 jumlahnya, mengirimkan perwakilan ke AS untuk merundingkan berbagai isu perdagangan, termasuk hambatan dagang, manipulasi mata uang, serta non-moneter.
Trump mengklaim negara-negara tersebut telah menunjukkan itikad baik dengan tidak membalas kebijakan AS secara agresif. Ia juga menambahkan penangguhan ini adalah hasil dari pendekatannya dalam diplomasi perdagangan.
Baca juga: Tarif Baru Trump Bikin 500 Miliarder Dunia Rugi Rp3.444 Triliun
Menurutnya, langkah ini membuka ruang negosiasi yang lebih sehat antara Amerika Serikat dengan mitra dagang internasionalnya.
“Lebih dari 75 Negara telah memanggil Perwakilan Amerika Serikat… bahwa negara-negara ini tidak, atas saran saya yang kuat, membalas dengan cara, bentuk, atau cara apapun terhadap Amerika Serikat, saya telah mengesahkan PENGHENTIAN selama 90 hari, dan Tarif Timbal Balik yang diturunkan secara substansial selama periode ini, sebesar 10%, yang juga berlaku segera,” tulis Trump.
Namun, sikap lunak Trump ini tidak berlaku bagi China. Negara ekonomi terbesar kedua di dunia itu justru menjadi satu-satunya negara yang tidak masuk dalam daftar penangguhan tarif.
Alih-alih memberi keringanan, Trump malah mengumumkan peningkatan tajam pada tarif impor terhadap produk-produk asal China, dari sebelumnya 104 persen menjadi 125 persen.
“Berdasarkan kurangnya rasa hormat yang ditunjukkan Tiongkok kepada Pasar Dunia, dengan ini saya menaikkan Tarif yang dikenakan Amerika Serikat kepada Tiongkok menjadi 125%, yang berlaku segera,” lanjutnya.
Keputusan keras terhadap Beijing ini disebut sebagai respons langsung terhadap langkah balasan China yang memberlakukan tarif sebesar 84 persen terhadap barang-barang AS.
Trump menilai tindakan China sebagai bentuk tidak hormat terhadap mekanisme pasar global. Ia menegaskan kebiasaan Beijing yang disebutnya merugikan negara-negara lain, terutama AS, tidak bisa lagi ditoleransi.
Dalam pernyataan yang penuh nada konfrontatif, Trump mengatakan suatu saat China akan menyadari bahwa praktik-praktik dagangnya yang merugikan tidak bisa lagi diterima dunia internasional.
“Pada suatu saat, mudah-mudahan dalam waktu dekat, Tiongkok akan menyadari bahwa hari-hari menipu AS dan Negara-negara lain tidak lagi berkelanjutan atau dapat diterima,” pungkas Trump.