Tiket Pesawat ke Aceh Mahal, Gubernur Surati Menteri Perhubungan

Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA menyebutkan Gubernur Aceh sudah melakukan langkah-langkah mengupayakan harga tiket pesawat menjadi murah.
Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA. Foto: Ist

Komparatif.ID, Banda Aceh—Tingginya harga tiket pesawat terbang menuju Aceh, mendapat perhatian serius Gubernur Aceh Ir. H. Nova Iriansyah. Sejak awal April ia sudah menyurati Menteri Perhubungan mempertanyakan mengapa harga tiket udara menuju Serambi Mekkah sangat mahal.

Kabar tersebut disampaikan oleh Juru Bicara Pemerintah Aceh Muhammad MTA, Rabu (27/4/2022) malam, menyikapi pemberitaan Komparatif.id perihal tingginya harga tiket pesawat terbang Jakarta-Banda Aceh.

Secara umum, kata Muhammad MTA, tingginya harga tiket pesawat menuju Serambi Mekkah akibat berlakunya hukum pasar. Yaitu terbatasnya pesawat yang terbang ke Aceh, sedangkan permintaan kursi sedang meningkat.

Hal ini terjadi tidak terlepas dari kembali normalnya dunia penerbangan, namun maskapai yang beroperasi masih seperti masa pandemi covid-19.

Pun demikian, Gubernur Aceh Ir. Nova Iriansyah, sejak awal April telah melakukan beberapa langkah penting menyikapi mahalnya tiket maskapai.

Pada 11 April 2022, Gubernur menyurati Presiden Joko Widodo memohon agar Garuda Indonesia kembali melayani penerbangan dari Banda Aceh-Medan.

Pada 14 April 2022, Gubernur menyurai Air Asia untuk membuka kembali penerbangan dari Banda Aceh-Medan. Pada tanggal yang sama, Gubernur Aceh surati Menteri perhubungan RI untuk evaluasi tarif penerbangan rute Banda Aceh-Medan yang hanya dilayani satu maskapai yaitu Wings Air.

Pada tanggal yang sama, Nova Iriansyah juga mengirimkan surat kepada Menteri Perhubungan RI, mengusulkan pembukaan Bandara Sultan Iskandar Muda sebagai entry point penerbangan internasional.

Hal ini beranjak dari keputusan Pemerintah Arab Saudi yang telah membuka kembali penyelenggaran ibadah umrah dari Indonesia, dan mulai diberangkatkan sejak Januari 2022 melalui Bandara Soekarno Hatta, termasuk jamaah Aceh.

“Gubernur meminta pertimbangan kembali kepada Menteri Perhubungan RI agar Bandara SIM sebagai salah satu bandara entry point wilayah Indonesia untuk pelaku perjalanan luar negeri (PPLN), sehingga penerbangan umrah dan internasional lainnya dapat terealisasi guna mendorong kesejahteraan masyarakat,” terang Muhammad MTA.

Perihal komunikasi yang sudah dilakukan oleh Gubernur Aceh, tambah MTA, Kementerian Perhubungan menyebutkan selain karena lonjakan penumpang jelang Lebaran, harga avtur pesawat juga berdampak terhadap kenaikan harga tiket.

Di sisi lain, maskapai Air Asia menyambut positif usulan Gubernur Aceh. Pihak Dinas Perhubungan atas koordinasi Asisten II saat ini sedang mengagendakan pertemuan Gubernur dengan pihak Air Asia untuk tindak lanjut respon positif ini.

“Koordinasi lintas instansi sedang terus dilakukan oleh Pemerintah Aceh dalam hal menyikapi penyesuaian kondisi yang kembali berangsur normal dari pandemi. Selain intervensi ke kementerian terkait lonjakan harga, hal terpenting lainnya adalah sesegera mungkin adanya penambahan maskapai yang beroperasi di Aceh,” imbuhnya.

Artikel SebelumnyaSempat Melambung Tinggi, Harga Tiket Pesawat Jakarta-Banda Aceh Turun
Artikel SelanjutnyaJadi Tersangka Jaringan Mafia Sabu Timur Tengah, 6 Nelayan Bireuen Ditangkap
Muhajir Juli
Jurnalis bersertifikat Wartawan Utama Dewan Pers. Penulis buku biografi, serta tutor jurnalistik.

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here