SMSI Aceh Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir di Pidie Jaya

SMSI Aceh Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir di Pidie Jaya
Ketua SMSI Aceh, Aldin NL, bersama rombongan saat menyerahkan bantuan untuk korban terdampak banjir di Pidie Jaya, Rabu (3/12/2025). Foto: HO for Komparatif.ID.

Komparatif.ID, Meureudu— Serikat Media Siber Indonesia (SMSI) Aceh menyalurkan bantuan untuk korban banjir bandang dan longsor yang melanda Kabupaten Pidie Jaya pada 25–27 November 2025.

Rombongan SMSI Aceh tiba di Pidi Jaya pada Rabu (3/12/2025) membawa sejumlah kebutuhan dasar bagi masyarakat yang terdampak bencana.

Bantuan tersebut disalurkan melalui Posko SMSI Aceh dengan dukungan Special Sambal (SS) Yogyakarta serta sejumlah donatur lainnya. Paket bantuan mencakup bahan pokok, pakaian dalam, pembalut, popok bayi, perlengkapan mandi, air mineral, mi instan, roti, serta pakaian layak pakai.

Ketua SMSI Aceh, Aldin NL, memimpin langsung penyaluran tersebut bersama Bendahara SMSI Aceh Sulaiman, Wakil Sekretaris Reza Gunawan, dan beberapa pengurus lainnya. Ia mengatakan kunjungan ini tidak hanya untuk menyerahkan bantuan, tetapi juga untuk melihat langsung kondisi lapangan yang masih memprihatinkan.

“Banyak wilayah masih terisolir dan bantuan yang masuk terbatas. Selain kebutuhan pokok, warga sangat kekurangan air bersih, pakaian, obat-obatan, dan perlengkapan dasar lainnya,” ujar Aldin, Kamis (4/12/2025).

Lokasi pertama yang dikunjungi adalah Gampong Seunong, Kecamatan Meurah Dua. Desa tersebut tampak dipenuhi puing kayu dan lumpur tebal. Bantuan diserahkan kepada Keuchik Saiful, yang menjelaskan kondisi yang dihadapi warganya.

Baca juga: SMSI Aceh Buka Penggalangan Donasi untuk Korban Banjir

“Dua belas rumah hanyut, satu sekolah, satu posyandu, dan dua surau rusak berat. Rentetan rumah lainnya juga tak bisa ditinggali lagi,” katanya.

Ia menambahkan hingga kini belum ada laporan korban jiwa karena warga sempat menyelamatkan diri ke lokasi lebih tinggi.

Setelah dari Seunong, rombongan melanjutkan perjalanan ke Gampong Geunteng. Kondisi serupa terlihat, dengan lumpur tebal masih menutup sebagian akses. Sebuah ekskavator terlihat bekerja mengangkat endapan lumpur bercampur batu dan kayu.

Sekretaris Desa, Barral Almuharram, menyebut wilayah itu kini mengalami bencana lanjutan setelah air surut.

“Banjirnya sudah surut, tapi lumpur ini yang menjadi bencana berikutnya,” ujarnya. Sebanyak 697 jiwa atau 220 kepala keluarga kini tinggal di posko pengungsian. Krisis air bersih, pasokan makanan, dan keterbatasan obat-obatan membuat kondisi pengungsi rentan sakit.

Selain itu, listrik masih padam dan genset hanya beroperasi sebentar karena sulitnya pasokan BBM. Warga juga masih membutuhkan alat berat tambahan, tandon air, masker, matras, selimut, makanan siap saji, serta obat-obatan terutama untuk lansia.

Artikel SebelumnyaMualem Terobos Aceh Tamiang Antar Bantuan Untuk Korban Banjir
Artikel SelanjutnyaKadis yang Tak Mau Layani Rakyat Akan Dicopot!

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here