Komparatif ID, Balikpapan– SKK Migas menggelar rapat koordinasi pelaku industri migas di Kalimantan Timur pada 6 hingga 8 Agustus 2024. Luar biasanya, EKGCM kali ini digelar di Kota Banda Aceh.
Direktur Teknik dan Operasi PT Pertamina Gas Hendra Tria Putra Nasution sebagai pelaksana yang ditunjuk, dalam surat undangannya kepada 37 top manajemen perusahaan yang bergerak di bidang migas dan industri yang berkaitan dengan migas di Kalimantan Timur, menyebutkan acara EK Gas Coordination Meeting tahun 2024 digelar di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh.
Dalam undangan yang dikirimkan kepada peserta terlihat bahwa pertamuan EKGMC ini akan dihadiri oleh semua perusahaan minyak atau produser yang beroperasi di Kalimantan Timur, baik yang beroperasi di darat maupun lepas pantai, di antaranya Pertamina Group, ENI Perusahaan dari Italia, dan Mubadala Energy. Pertemuan ini juga ikut hadir dari Gas Buyer/Gas user di Kaltim seperti Perusahaan Petrokimia, Pupuk Kaltim, PT Badak NGL, PLN, Perusahaan Gas Negara, Pertamina Pengolahan UP V, Independent Power Plant, dll.
Baca: SKK Migas Targetkan Produksi Gas Jumbo di Lepas Pantai Aceh Mulai 2028
Acara tersebut dihadiri juga oleh divisi divisi terkait produksi dan komersialisasi SKK Migas Pusat, SKK Migas Kalimantan Sulawesi, dan SKK Migas Wilayah Sumbagut
Sementara itu Kepala SKK Migas Wilayah Kalimantan Sulawesi Azhari Idris, Kamis (1/8/2024) yang ditanyai Komparatif.ID, mengapa menggelar EK Gas Coordination Meeting di Aceh, dengan nada diplomatis menyebutkan bawa Aceh secara historis pernah menjadi daerah penghasil gas terbesar di Indonesia bahkan dunia. Di samping itu Aceh juga merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki potensi migas yang besar.
Digelarnya rapat koordinasi di Banda Aceh, meski sangat jauh dari Kalimantan Timur adalah sebagai upaya mengenalkan Aceh kepada producers dan perusahaan yang selama ini aktif sebagai gas buyers, gas users, atau gas traders di Kalimantan Timur, sekaligus memperkenalkan Aceh kepada investor luar.
“Ini rapat koordinasi rutin. Aceh dipilih karena kaya kebudayaan, kulinernya yang terkenal kaya rempah, pemandangan alam yang indah dan masyarakatnya yang ramah. Hal paling penting, bahwa Aceh sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki potensi gas bumi sehingga para peserta dapat mengenal Aceh lebih baik sebagai salah satu daerah penghasil migas penyangga pembangunan Indonesia dari sisi energi minyak dan gas bumi,” kata Azhari Idris.
Dengan digelarnya rapat koordinasi di Banda Aceh, setidaknya para pebisnis di sektor migas dan industri turunannya yang beroperasi di Kalimantan Timur, dapat melihat Provinsi Aceh lebih dekat.