
Komparatif.ID, Bandung- SKK Migas mendorong implementasi inovasi teknologi dalam pemboran, demi meningkatkan produksi dan lifting migas di Indonesia. Dukungan tersebut mengemuka dalam Ïndonesia Drilling and Well Intervention Forum (IDWF) 2025 selama tiga hari, mulai Senin (17/2/2025) di Bandung.
Dalam acara tersebut, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot Tanjung mengatakan Pemerintah memiliki harapan besar pada sektor migas. Oleh karena itu, pertemuan tersebut harus mampu menghasilkan perumusan dan rekomendasi untuk meningkatkan lifting minyak dan gas bumi demi kesejahteraan yang lebih baik untuk Indonesia.
Baca: Pertamina: Penggunaan Barcode Tetap Berlaku di Aceh
Sebagai wujud nyata memberikan dukungan, Pemerintah menerbitkan Keppres Nomor 1 Tahun 2025 tentang Satuan Tugas Percepatan Hilirisasi dan Ketahananan Energi Nasional. Tujuannya mempercepat tercapaian hilirisasi, dan meningkatkan ketahanan energi, melalui koordinasi lintas sectoral yang lebih terintegrasi, untuk mendukung pencapaian target produksi migas nasional.
Yuliot Tanjung menerangkan, percepatan hilirisasi dan ketahanan energi nasional akan bertumpu pada tiga pondasi. Pertama, kebijakan yang mendukung investasi dan eksplorasi migas.
Kedua, pemanfaatan teknologi dan inovasi dalam pemboran dan well intervention, dan ketiga, penguatan kemampuan nasional dan sumber daya manusia.
“Pada kegiatan IDWF 2025, saya berharap ada inovasi-inovasi baru dan teknologi yang dapat diimplementasikan dengan cepat sehingga dapat berkontribusi langsung pada upaya peningkatan produksi dan lifting nasional”, kata Yuliot.
Kepala SKK Migas Djoko Siswanto menyampaikan, ketahanan energi merupakan tantangan besar bagi Indonesia di tengah upaya meningkatnya kebutuhan energi nasional.
Dia melanjutkan, kegiatan Indonesia Drilling and Well Intervention Forum 2025 adalah upaya nyata yang dilakukan SKK Migas untuk dapat melakukan koordinasi dan sinergitas dengan para pemangku kepentingan, untuk memastikan program pemboran eksplorasi dan eksploitasi dapat diselesaikan dan memberikan hasil sesuai target yang telah ditetapkan.
Djoko menyampaikan bahwa di antara rangkaian panjang business process hulu migas, kegiatan pemboran dan well intervention merupakan kegiatan yang krusial, karena tidak akan pernah ditemukan minyak dan gas bumi kemudian memproduksikannya tanpa adanya kegiatan pemboran.
“Tahun 2025 target pemboran sumur eksplorasi meningkat menjadi 46 sumur, atau naik 18% dibandingkan realiasasi tahun lalu. Target pemboran sumur eksploitasi juga meningkat menjadi 993 sumur atau naik 11% dibandingkan realisasi tahun lalu. Oleh karena itu, forum ini menjadi sangat penting untuk mengawal dan memastikan target bisa direaliasikan”, terang Djoko.
Pada kesempatan tersebut, Djoko juga meminta agar KKKS berkomitmen penuh melaksanakan kegiatan pemboran sesuai target pada work, program & budget (WPnB) 2025. Kemudian menguatkan sinergi antara Pemerintah, KKKS, investor dan penyedia teknologi guna menciptakan ekosistem yang mendukung investasi dan operasional industri hulu migas.
“Forum ini menjadi sarana yang strategis untuk berbagai wawasan, pengalaman dan solusi inovatif guna menciptakan strategi terbaik untuk mendukung pencapain target ketahanan energi nasional”, pungkas Djoko.
Kegiatan IDWF 2025 dihadiri oleh Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Yuliot Tanjung, Kepala SKK Migas Djoko Siswanto, Deputi Tata Lingkungan dan Sumber Daya Alam Berkelanjutan Kementrian Kehutanan Sigit Relianto, Deputi Eksploitasi SKK Migas dan fungsi terkait SKK Migas,pimpinan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS), provider teknologi dan para pemangku kepentingan industri hulu migas.