Saya, Bupati Bireuen, FPI dan Nissa Sabyan

nissa sabyan konser musik steffy burasi konser slank
Zulfadhli Kawom (tengah).

Nissa Sabyan harus tampil. Demikian keputusan Bupati Bireuen H. Saifannur,S.Sos, jelang pembukaan Aceh International Percussion yang dibuka pada Sabtu (12/10/2019) di Stadion Cot Gapu Bireuen—kini Ruang Terbuka Hijau Cot Gapu– . Sebagai penggemar musik gambus, Saifannur sangat meukeunong dengan penampilan Nisa Sabyan yang sedang in kala itu.

Tapi menghadirkan penyanyi—apa pun namanya—selama menggunakan alat musik, akan menghadirkan polemik. Apalagi saat itu Front Pembela Islam (FPI) di Bireuen sudah menyatakan secara terbuka penolakannya. Mereka tidak sepakat bila di dalam festival Perkusi Internasional 2019, diselingi lagu yang diiringi alat musik.

panitia pun harus berpikir keras. Keinginan Bupati harus dapat diakomodir, aspirasi FPI juga harus ditemukan ruang koordinasi.

Sejak awal, sebelum pelaksaan acara, panitia memang intens berkomunikasi dengan para pihak, termasuk FPI. Intinya, tidak ada pihak yang harua kita benci dan musuhi kalau berbeda sudut pandang dengan kita.

Baca: Steffy Burase: Seringkali yang Mengaku Bawa Syariat Justru Bawa Syahwat Kepentingan

Dalam beberapa kali rapat, perwakilan FPI Bireuen tetap ingin memastikan tidak ada konser musik dalam acara Aceh International Percussion. Kami meyakinkan bahwa memang ada penampilan musik band-band Aceh, namun tetap dalam koridor dan batasan-batasan norma yang berlaku di Aceh, misalnya menggunakan pakaian sopan dan dipisahkan penonton, berhenti saat azan berkumandang dan lain-lain.

Di akhir pertemuan ada isu bahwa akan ada artis luar Aceh yang akan datang menghibur acara yang sekaligus bertepatan dengan HUT Kabupaten Bireuen.
Kami dari panitia tetap intens berkomunikasi langsung atau lewat hp, ketika ada masalah yang dianggap belum “clear”, agar saat pelaksanaan nanti tidak ada masalah.

Ya, kami terus berdiskusi sampai menemukan solusi, kami yakinkan lagi FPI bahwa lagu-lagu dan pakaian Nissa Sabyan akan sesuai dengan Aceh yang berlandaskan syariat Islam.

Lagi-lagi FPI memastikan bahwa tidak ada “konser musik“, ya, kami menjawab memang tidak ada “konser musik”, tapi nantinya Nissa Sabyan akan nyanyi lagu religi satu dua lagu. Akhirnya pihak FPI setuju.

Tak ada pamplet dan baliho dan berita tentang kedatangan Nissa Sabyan, yang menginap di luar kota, hingga Nissa Sabyan sangat menikmati sebagai orang biasa yang tidak dikejar wawancara media, foto bareng dan lain-lain. Hanya kami dari pihak panitia yang tahu, kapan dan di mana Nissa tidur.

Oh ya anggaran untuk artis luar Aceh ditanggung APBN, biasanya artis yang akan tampil ditentukan pihak kementrian, namun untuk kasus Bireuen, permintaan bupati dipenuhi.

Hingga malam penutupan acara tidak ada masalah, Nissa membawakan tiga lagu secara minus one, tanpa pengiring musik malam itu kalau saya tidak salah.

Para menonton sangat menikmati, terutama anak-anak, gadis remaja dan ibu-ibu. Itu terlihat dari atmosfer penonton sebelah perempuan yang terpisah dari penonton laki-laki.

Artikel SebelumnyaMIN 9 Lambhuk Juarai Turnamen Sepak Bola Al-Manar X-Talent 2025
Zulfadli Kawom
Seniman, aktivis kebudayaan, Mekanik di Malaysia.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here