Komparatif.ID, Banda Aceh—Persentase rumah tangga warga kota di Aceh yang belum memiliki kakus sendiri, menurun secara mengembirakan. Pada tahun 2021, jumlah rumah tangga warga kota yang tidak memiliki jamban 16,41%. Pada tahun 2022 jumlahnya menurun menjadi 12,22%.
Demikian data yang disajikan dalam Katalog Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh tentang Statistik Perumahan Provinsi Aceh Tahun 2022, yang disitat Komparatif.ID, Kamis (25/5/2023).
Meningkatnya jumlah rumah tangga warga kota yang memiliki kakus sendiri sangat mengembirakan. Persentasenya bersaing ketat dengan jumlah rumah tangga warga desa di Aceh. Pada tahun 2021, rumah tangga di desa yang tidak memiliki tempat buang hajat milik sendiri mencapai 17,82 persen. Pada tahun 2022 turun menjadi 13,04 persen.
Baca: Aceh Provinsi Tertinggi yang Warganya Tak Miliki WC di Sumatra
Turunnya persentase rumah yang tidak memiliki tempat buang air besar merupakan hal yang menggembirakan. Artinya upaya keras Pemerintah Aceh dan pemerintah kabupaten/kota melalui dinas terkait berhasil dengan sangat signifikan. Khususnya di desa yang secara umum masih banyak warga yang gemar buang hajat di sungai dan di kebun, jumlahnya turun drastis setelah terjadinya peningkatan kepemilikan tempat buang air besar di rumah masing-masing.
Pun demikian, bila dipilah lagi, terdapat tiga jenis kloset yang selama ini menjadi pilihan warga. Sesuai dengan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022, rumah tangga di Aceh baik yang bermukim di kota maupun di desa, umumnya telah menggunakan kloset model leher angsa. Akan tetapi masih ada yang menggunakan kloset plengsengan dan cumplung/cubluk.
Kloset plengsengan adalah jamban/kakus yang di bawah dudukannya terdapat saluran rata yang dimiringkan ke pembuangan kotoran. Jamban ini, perlu air untuk menggelontor kotoran. Lubang jamban perlu juga ditutup.
Sedangkan kloset cumplung yaitu jamban yang tempat penampungan kotoran berada tepat di bawah lubang kloset. Cumplung/cubluk diambil dari suara ketika kotoran jatuh ke dalam lubang penampungan/ke dalam aliran air.
Di Aceh, jumlah rumah tangga yang menggunakan kloset leher angsa 94,90%. Tidak ada perubahan dari tahun 2021 hingga 2022. Demikian juga persentase pengguna kloset plengsengan tetap 2,64 persen dalam dua tahun tersebut. Pengguna kloset cemplung/cubluk mengalami penurunan. Tahun 2021 jumlahnya 2,86 persen. Tahun 2022 turun menjadi 2,46 persen. Tapi data Susenas tidak menjelaskan kemana mereka “migrasi”.
Rumah Tangga Pengguna Tangki Septik Meningkat
Data menggembirakan lainnya, sepanjang 2021 hingga 2022, jumlah rumah tangga di Aceh yang membangun tangka septik (IPAL) semakin meningkat. Tahun 2021 jumlahnya 88,49%, pada tahun 2022 meningkat menjadi 89,83 persen.
Tahun 2021, jumlah KK di kota yang memiliki septic tank mencapai 94,55 persen. Sedangkan di desa 84,89 persen. Tahun 2022, jumlah KK kota yang memiliki septip tank 95,38%, sedangkan di desa meningkat menjadi 86,36 persen.
Masih timpangnya antara KK desa dan kota dalam hal kepemilikan IPAL, karena masih banyak warga desa yang menggemari aktivitas buang hajat di sungai dan di kebun.
Menurut sejumlah sumber, buang hajat di sungai dan di kebun memiliki daya magic, karena dapat menikmati alam sembari mengenjan.
“Hal paling asyik saat buang hajat di sungai yaitu dapat mendengar desau angin dan gemericik air. Kadang, bila beruntung kita dapat melihat ikan-ikan kecil dari suku wader (eungkot groe) yang saling mendahului menikmati “fast food” dari limbah manusia. Satu hal lagi, aroma busuk kotoran tidak sempat kita cium. Beda sekali dengan suasana kakus tertutup,” sebut seorang sumber yang ketika kecilnya sering buang hajat di sungai.
Kalau di kebun, biasanya karena saat keinginan buang hajat tiba, seseorang jauh dari sungai. Atau di kampung tersebut tak memiliki sungai. Bisa juga karena buang hajatnya di malam hari. Kekurangannya aroma busuk kotoran tetap tercium. Tapi tidak lama, karena angin akan mengembuskannya ke mana saja sesuai tugasnya pada saat itu.
Kekurangan lainnya biasanya ada nyamuk yang tak henti bersuara di telinga. Tak sedikit yang menyerbu dua bagian bulat dari anatomi luar yang terletak di bagian belakang daerah panggul.
Bonusnya, buang hajat di kebun biasanya dapat melihat burung-burung yang meloncat dari dahan ke dahan sembari bercericit ria.