
Komparatif.ID, Banda Aceh— Ratusan dus donasi logistik terkumpul di depan kantor DPR Aceh. Logistik tersebut rencananya akan digunakan untuk mendukung aksi unjuk rasa pada Senin (1/9/2025) besok.
Koordinator aksi (korlap) Aliansi Rakyat Aceh Misbah Hidayat mengatakan hingga Minggu pukul 19.00 WIB, total donasi yang terkumpul adalah 120 dus air mineral ukuran gelas, enam dus air mineral ukuran 600 ml, uang tunai sebesar Rp2.177.000, empat kotak masker, serta lima kotak kapas medis.
Misbah Hidayat menjelaskan logistik tersebut diperoleh dari masyarakat melalui mekanisme posko donasi yang sudah berdiri di depan area DPRA sejak sehari yang lalu.
Misbah menyebut posko donasi logistik yang didirikan di depan DPRA beroperasi selama 24 jam penuh hingga menjelang aksi. Para relawan dan perwakilan massa terlihat bergantian menjaga posko sekaligus menerima sumbangan yang datang dari masyarakat.
Posko donasi ini dibuka sebagai hasil konsolidasi bersama elemen masyarakat yang menyepakati perlunya dukungan logistik untuk keberlangsungan aksi. Ia menjelaskan posko donasi tidak menyediakan nomor rekening khusus, melainkan menerima sumbangan langsung dari masyarakat yang mendatangi lokasi.
Baca juga: PAN Nonaktifkan Eko Patrio dan Uya Kuya dari DPR RI
Misbah menyebutkan aksi kali ini di depan DPR Aceh mendapat dukungan dari berbagai kalangan, mulai dari guru, petani, pelajar, pengemudi ojek daring, dan masyarakat.
“Dukungan baik dalam bentuk donasi dan moril untuk aksi kali ini ada dari seluruh elemen, dari semua kalangan,” ujarnya, Minggu (31/8/2025).
Misbah menjelaskan Aliansi Rakyat Aceh membawa sejumlah poin tuntutan dalam aksi besok. Mereka menuntut reformasi DPR, reformasi Polri, penyelesaian pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia, penolakan pembangunan lima batalion di Aceh, serta penyelesaian masalah tambang yang dinilai merugikan masyarakat di Aceh.
Misbah mengatakan poin-poin tuntutan itu lahir dari keresahan rakyat Aceh terhadap kebijakan pemerintah pusat maupun lokal yang dianggap belum menjawab kebutuhan masyarakat.
“Kami menuntut reformasi DPR, reformasi Polri, penuntasan pelanggaran HAM di Indonesia, batalkan pembangunan lima batalyon baru di Aceh, serta selesaikan tambang bermalasah di Aceh,” imbuhnya.
Seperti yang diketahui, aksi demonstrasi terjadi di berbagai daerah di Indonesia usai pengumuman kenaikan tunjangan untuk anggota DPR RI. Eskalasi semakin meningkat usai seorang pengendara ojek online, Affan Kurniawan, tewas dilindas mobil rantis Brimob saat mengantarkan makanan kepada pelanggan di Jakarta.
Akibat dari demonstrasi itu, rumah beberapa anggota DPR jadi sasaran penjarahan orang tidak dikenal (OTK). Rumah Ahmad Sahroni, Eko Patrio, Uya Kuya, Nafa Urbach, hingga Menteri Keuangan Sri Mulyani dilaporkan dijarah.
Selain itu, beberapa kantor-kantor penting di beberapa daerah juga dibakar OTK. Seperti rumah dinas Gubernur Jawa Timur Gedung Negara Grahadi, Kantor DPRD Makassar, Kantor DPRD Sulawesi Selatan, dan Kantor DPRD Solo.